Kasus Positif COVID-19 di DIY Melonjak, Sultan Masih Kaji Opsi PSBB

Sultan: PSBB bukan jalan keluar

Yogyakarta, IDN Times - Selama satu pekan terakhir kasus pasien positif virus corona (COVID-19) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meningkat pesat. Setidaknya muncul 41 lebih kasus baru sedari tanggal 1-8 Mei 2020.

Dengan total kasus pasien COVID-19 yang mencapai 137 kasus per 7 Mei 2020, di mana 74 di antaranya masih diisolasi, 57 pulih, 7 meninggal, dan bahkan terciptanya klaster penularan, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan masih mengkaji pengajuan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Baca Juga: SPG dan Penjaga Tenant Indogrosir Jalani Rapid Test, 3 Orang Reaktif

1. PSBB bukan jalan keluar

Kasus Positif COVID-19 di DIY Melonjak, Sultan Masih Kaji Opsi PSBBIlustrasi PSBB. IDN Times/Mia Amalia

Di satu sisi, Sultan menekankan bahwa PSBB bukanlah solusi terbaik mengatasi penyebaran virus corona. Penerapan PSBB, anggapannya, malah berpeluang menciptakan dampak lain, yakni terhadap sektor perekonomian.

"Kita ini jangan berasumsi paling baik itu PSBB. Habis semua ini PSBB (diterapkan) itu. Habis semua," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Kota Yogakarta, Jumat (8/5).

2. Kuncinya kesadaran masyarakat

Kasus Positif COVID-19 di DIY Melonjak, Sultan Masih Kaji Opsi PSBBSejumlah kendaraan melintas di dekat papan informasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (30/4/2020). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Sultan menilai, PSBB tak terlalu mujarab untuk memutus mata rantai persebaran COVID-19. Buktinya, bisa dilihat di daerah-daerah lain yang sudah menerapkan. Situasi di lapangan terlihat banyak warga yang membandel, menolak berdiam diri di dalam rumah.

"Karena faktanya juga dengan PSBB itu mereka yang gak mau tertib itu ya pergi keluar (rumah). Itu kan yang gak mau tertib saja. Kalau gak mau mendisiplinkan diri untuk apa harus susah-susah (PSBB)," ujar Ngarso Dalem.

Padahal, obat paling manjur mencegah terpaparnya virus corona ini adalah dengan menuruti protokol kesehatan tersebut. Yaitu, dengan tetap tinggal di rumah jika tak ada keperluan mendesak. Kalaupun itu penting, wajib mengenakan masker dan menerapkan hidup bersih secara bersamaan.

"Corona ini penyakit mengatasinya paling murah. Tinggal di rumah, udah itu aja. Tapi, selama tidak pernah mau mengikuti, maunya sendiri dan tidak mendisiplinkan diri ya selamanya (pandemi) gak akan pernah selesai," tuturnya.

"Kalau saya berharap masyarakat itu mau memahami. Bahwa untuk memutus corona itu hanya tinggal di rumah, jangan macam-macam. Selama tidak pernah mau tau itu ya risikonya terpapar sendiri," sambung Sultan menambahkan.

3. PSBB masih dikaji

Kasus Positif COVID-19 di DIY Melonjak, Sultan Masih Kaji Opsi PSBBIlustrasi penyekatan jalur untuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Dengan situasi sekarang, Sultan mengatakan pemerintah masih memantau sembari mengkaji secara epidemiologi untuk pengajuan PSBB. Pertimbangannya adalah perkembangan peningkatan kasus pasien positif COVID-19 atau kematian dalam kurun waktu tertentu yang diamati secara epidemiologi.

"Makanya dilihatnya yang positif, yang meninggal jelas positif, yang positif aja. Persyaratannya di situ," ujar Sultan.

Selain itu juga perlu diamati soal transmisi lokal, kecepatan penyebaran, persiapan penanganan masalah terkait kesehatan maupun sosial dan lain sebagainya.

Baca Juga: Kronologi 3 Jenazah ABK Indonesia di Kapal Tiongkok Dilarung ke Laut

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya