Gejayan Memanggil Gelar Lomba Mural, Karya Dihapus Dapat Nilai Lebih  

Mural diyakini sebagai bentuk kebebasan bersuara

Yogyakarta, IDN Times - Mural demi mural beraroma kritik terhadap pemerintah dihapus oleh aparat kepolisian maupun pemerintah daerah belakangan ini.

Gerah dengan kejadian tersebut, Gejayan Memanggil tak tanggung-tanggung mengajak para seniman jalanan se-Indonesia terlibat dalam Lomba Mural Dibungkam yang mereka adakan sejak tanggal 23 Agustus 2021 hingga seminggu ke depan.

 

1. Mural sebagai bentuk kebebasan bersuara

Gejayan Memanggil Gelar Lomba Mural, Karya Dihapus Dapat Nilai Lebih  Mural bertuliskan "Dibungkam" di Jembatan Kewek, Kota Yogyakarta dihapus. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Humas Gejayan Memanggil yang namanya minta disamarkan sebagai Mimin Muralis menjelaskan, mencorat-coret tembok layaknya melukis mural ini adalah cara ketika kebebasan bersuara terbatas.

"Dan sekarang coretan itu pun dibatasi," kata Mimin saat dihubungi, Rabu (25/8/2021).

Pihaknya melihat upaya penghapusan konten-konten bernuansa kritis selama ini sebagai pemberangusan. Pemerintah, menurutnya justru bersikap kelewat responsif, destruktif, sekaligus anti kritik. Untuk itu lomba digelar sebagai wujud perlawanannya.

"Melihat fenomena ini kami berusaha untuk melihat generasi sekarang yang tertekan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah menangani pandemi dengan cara-cara otoriter," jelasnya.

Baca Juga: Tak Sampai 24 Jam, Mural 'Dibungkam' di Yogyakarta Dihapus

2. Mural vs baliho

Gejayan Memanggil Gelar Lomba Mural, Karya Dihapus Dapat Nilai Lebih  Lomba mural Gejayan Memanggil . Instagram/gejayanmemanggil

Mimin melanjutkan mural menjadi cara negara di Eropa dan bekas jajahan dalam mereformasi politiknya. Walau bernuansa satire, bahkan mengancam politisi sekalipun, tetap dibiarkan mejeng di muka-muka umum. Banyak yang kemudian jadi atraksi pariwisata.

"Di Indonesia sebaliknya, mural dianggap kriminal sementara baliho sampah visual dianggap representasi suara rakyat, padahal itu suara oligarki yang punya uang untuk menyewa papan reklame dan memprinting spanduk banner dan sebagainya yang merusak pemandangan kita secara estetik dan politik," tegas Mimin.

Miris, ketika menengok kembali ke puluhan tahun lalu, mural pernah menjadi senjata menyuarakan kemerdekaan Indonesia atas penjajahan Belanda.

"Jadi, lomba ini merespon itu, memarakan perlombaan revolusi 17 Agustus," sebut Mimin.

 

3. Aturan dalam lomba

Gejayan Memanggil Gelar Lomba Mural, Karya Dihapus Dapat Nilai Lebih  Mural bertuliskan "Dibungkam" di Jembatan Kewek, Kota Yogyakarta dihapus. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Bagi para seniman yang ingin ikut lomba, Mimin menerangkan aturan main yang menurutnya cukup sederhana. Mimin menyebut peserta cukup mengunggah karya mural melalui Instagram pribadi dan menandai akun @gejayanmemanggil, serta melakukan konfirmasi ulang dengan kode Lomba Dibungkam lewat direct message (DM).

Tema karya bebas, asal sesuai dengan kriteria dewan juri. Yakni, keberanian konten, menggambarkan semangat perlawanan, diapresiasi rakyat, dan tak mengandung unsur SARA. Sejalan dengan tema lomba ini, peserta nantinya juga harus melaporkan ke @gejayanmemanggil manakala karya mereka dihapus.

"Sebab penghapusan mural oleh aparat menjadi nilai lebih bagi penilaian juri untuk setiap karya yang akan ditetapkan sebagai pemenang," imbuhnya.

Penghapusan karya kritis, kata Mimin, menjadi bukti ketiadaan apresiasi terhadap aspirasi masyarakat.

"Oleh karena itu, mural yang dihapus adalah sebuah estetika perlawanan di mana adanya kepanikan, ketakutan bahwa rakyat sadar bahwa rakyat sudah dikelabui, dibodohi dengan berbagai cara. Dengan adanya penghapusan mural tersebut bagi kami itu nilai penting karena mungkin muatannya sangat bermakna untuk rakyat hingga perlu disensor oleh negara," paparnya panjang.

4. Maaf, kami bukan buzzer

Gejayan Memanggil Gelar Lomba Mural, Karya Dihapus Dapat Nilai Lebih  Lomba mural Gejayan Memanggil. Instagram/gejayanmemanggil

Selain juri internal, publik juga dilibatkan dalam menimbang berbagai karya yang terkumpul. Sederet hadiah telah dipersiapkan bagi pemenang ajang ini.

Mulai dari diekspos oleh akun @gejayanmemanggil, hadiah merchandise, sampai dipasarkan ke dalam bentuk desain baju atau paperart.

"Karena kami bukan akun buzzer dan gak punya uang, kami berikan hadiah eksposure bagi pemenang. Ke depan bisa dijadikan desain baju atau paper art yang bisa dipesan keuntungan sebagian untuk pemenang, sebagian untuk gerakan-gerakan rakyat bantu rakyat," tandasnya.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya