Aksi Gejayan Memanggil Disebut Memunculkan Energi Baru
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Aksi Gejayan Memanggil yang diikuti ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Yogyakarta berakhir kondusif, Senin (23/9).
Ribuan mahasiswa yang sebelumnya berkumpul di Pertigaan Kolombo, Gejayan, Sleman, DIY, akhirnya membubarkan diri secara teratur sekitar pukul 17.00 WIB.
1. Sampaikan 7 poin pernyataan sikap
Dalam aksinya massa menyampaikan sejumlah pernyataan sikap. Ketujuh poin itu antara lain, mendesak adanya penundaan untuk melakukan pembahasan ulang terhadap pasal-pasal yang bermasalah dalam RKUHP, mendesak pemerintah dan DPR untuk merevisi UU KPK yang baru saja disahkan dan menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Poin selanjutnya, menuntut Negara untuk mengusut dan mengadili elite yang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan di beberapa wilayah di Indonesia, lalu menolak pasal-pasal bermasalah dalam RUU Ketenagakerjaan yang tidak berpihak pada pekerja.
Tiga poin berikutnya adalah menolak pasal-pasal problematis dalam RUU Pertanahan yang merupakan bentuk pengkhianatan terhadap reformasi agraria, mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, dan mendorong proses demokratisasi di Indonesia dan menghentikan penangkapan aktivis di berbagai sektor.
Baca Juga: Aksi Gejayan Kondusif, Ribuan Mahasiswa Nyanyikan Lagu Kebangsaan
2. Tampik aksi ditunggangi kelompok tertentu
Sementara itu, Rico Tude selaku Koordinator Aksi, membantah tudingan jika aksi hari ini ditunggangi kelompok terntentu.
"Kami menyatakan bahwa kita, gerakan hari ini tidak ada sangkut pautnya dengan kekuatan-kekuatan politik yang kami anggap itu politik lama. Sisa-sisa orde baru, baik di kubu kampret maupun cebong," kata Rico yang dijumpai selepas aksi.
Ia pun meminta siapapun tak termakan tudingan itu mentah-mentah. Karena banyak hoaks yang bertebaran di media sosial yang itu menganggap aksi ini ditunggangi," sambung dia.
3. Energi baru
Rico pun menyebut jika aksi ini malahan diikuti oleh kekuatan baru yang tak terafiliasi dengan kelompok manapun. Ia berusaha membuktikannya dengan menilik data dari social network analysis.
"Narasi di sosmed bahwa kita ditunggangi kelompok barisan sakit hati, saya ingin membuka data dari sosial network analisis, mengatakan setelah menganalisanya di Twitter, melihat bahwa akun-akun yang selama ini membagikan #GejayanMemanggil itu akun-akun yang selama ini tidak pernah terlibat dalam pro kontra politik elektoral kemarin," bebernya.
"Artinya ada suatu energi baru. Ada sesuatu kekuatan baru yang hari ini menggugat rezim. Entah itu kubu kampret atau kubu cebong," pungkasnya.
Baca Juga: Sejumlah Universitas Mengaku Tak Mendukung Aksi #GejayanMemanggil