Ratusan Sniper Dilibatkan Basmi Hama Tikus di Sendangmulyo Sleman

Petani di Sendangmulyo 2 kali gagal panen gara-gara tikus

Intinya Sih...

  • Pemerintah Kalurahan Sendangmulyo mendatangkan ratusan penembak jitu senapan angin untuk berburu tikus di area persawahan pada malam hari.
  • Hama tikus menyebabkan petani di wilayah tersebut gagal panen dua kali, dengan hasil panen yang drastis menurun dari 8 kuintal menjadi hanya 1 kuintal gabah.
  • Perlombaan berburu tikus diikuti lebih dari 200 sniper, meningkat drastis dari sebelumnya yang hanya melibatkan 45 sniper. Setiap tikus yang didapatkan dibeli oleh pemerintah setempat.

Sleman, IDN Times - Pemerintah Kalurahan Sendangmulyo, Minggir, Sleman, punya cara unik untuk mengatasi hama tikus. Mereka mendatangkan ratusan penembak jitu senapan angin untuk berburu tikus di area persawahan pada malam hari.

Strategi ini sudah dilakukan dua kali sejak medio Agustus 2024. Perburuan terakhir berlangsung Sabtu malam (14/9/2024) hingga Minggu dini hari (15/9/2024), dengan lebih dari 200 peserta yang turut serta.

1. Berawal dari 2 kali gagal panen

Ratusan Sniper Dilibatkan Basmi Hama Tikus di Sendangmulyo SlemanSuasana berburu tikus di area persawahan Kalurahan Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Sabtu malam (14/9/2024). (dokumentasi Pemerintah Kalurahan Sendangmulyo)

Ide awal berburu tikus dengan senapan angin berawal dari keresahan para petani. Lurah Sendangmulyo Budi Susanto kerap mendapatkan curhatan dari petani di wilayahnya. Serangan hama tikus di sana bahkan mengakibatkan gagal panen hingga dua kali. 

Sebagai perbandingan, Budi menuturkan 8 kuintal gabah bisa didapatkan dari lahan seluas 2.000 meter persegi. Kondisi ini berubah drastis pascaserangan hama tikus. Mereka hanya mampu mendapatkan 1 kuintal gabah untuk luas lahan yang sama. 

“Pokoknya dua kali gagal panen karena hama tikus. Petani bisa cuma dapat 1 kuintal untuk luasan 2.000 meter persegi. Sementara total lahan yang gagal panen mencapai 200 hektare. Bayangkan saja totalnya berapa,” jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (16/9/2024).

Serangan hama tikus di wilayahnya mulai melanda sejak tahun lalu. Semakin menjadi saat memasuki awal musim tanam di tahun ini. Serangan masif hama tikus terjadi di Padukuhan Prapak Wetan, Prapak Wetan, Dondongan dan Padukuhan Mergan. 

“Hama tikus terlihat sejak tahun ini penanaman pertama, itu sudah banyak. Tahun lalu masih terkendali. Bayangkan saja, satu ekor tikus itu bisa beranak 5 sampai 7 anak tikus,” ujarnya.

2. Libatkan 200 sniper senapan angin

Ratusan Sniper Dilibatkan Basmi Hama Tikus di Sendangmulyo SlemanSuasana berburu tikus di area persawahan Kalurahan Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Sabtu malam (14/9/2024). (dokumentasi Pemerintah Kalurahan Sendangmulyo)

Budi menuturkan, sesi kedua lomba berburu tikus diikuti lebih dari 200 sniper. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan kali pertama. Kala itu sebanyak 45 sniper senapan angin terlibat dalam ajang perdana. 

“Total ada lebih 200 peserta yang ikut. Yang datang tidak hanya dari Kalurahan Minggir, tapi ada juga yang dari luar Minggir, bahkan Magelang, Purworejo, dan Boyolali, Jawa Tengah,” katanya. 

Perlombaan berburu tikus dimulai pukul 20.00 WIB hingga 01.00 WIB. Lokasinya seluas 1.500 hektare area persawahan wilayah Sendangmulyo. Selain bermodalkan senapan angin, para sniper juga membawa lampu penerang dan thermal suhu. 

“Setelah dimulai pun masih ada yang datang karena memang tidak ditutup pendaftarannya. Langsung memilih lokasi yang dianggap banyak hama tikusnya,” katanya. 

Baca Juga: Petani Minggir Sleman Gelar Sayembara 1 Tikus Dihargai Rp4 Ribu

3. Tikus dibeli Rp4 ribu per ekor

Ratusan Sniper Dilibatkan Basmi Hama Tikus di Sendangmulyo SlemanSuasana berburu tikus di area persawahan Kalurahan Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Sabtu malam (14/9/2024). (dokumentasi Pemerintah Kalurahan Sendangmulyo)

Budi mengatakan, setiap tikus yang didapatkan pemburu dibeli langsung oleh Pemerintah Kalurahan Sendangmulyo. “Jadi tidak patokan ukuran, tikus besar atau kecil dihargai sama Rp4 ribu per ekor. Semua tikus yang hasil perburuan semalam yang kita beli,” ujarnya.

Dari hasil perbincangannya, para sniper sejatinya ingin menyalurkan hobinya dalam berburu. Di satu sisi juga bertujuan membantu para petani dalam memusnahkan hama tikus. Sehingga hasil panen lebih optimal dan tidak gagal panen. 

“Sniper-sniper ini menyalurkan hobinya tapi juga peduli terhadap petani. Terlebih setelah mereka tahu kalau hasil panen petani anjlok drastis. Sehingga terpanggil untuk membantu,” katanya.

Baca Juga: Modus Laporan Palsu, Komplotan Pencuri Rampok Damkar Sleman

Arianto Photo Community Writer Arianto

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya