Tidak Efektif, Dokter RSA UGM: Hindari Pakai Masker Scuba
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher (THT-KL) Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr. Mahatma Sotya Bawono menyarankan agar masyarakat tidak memakai masker scuba lantaran tidak efektif dalam memberikan perlindungan terhadap penularan virus COVID-19.
Dia menjelaskan, masker scuba sendiri memiliki keefektifan paling kecil sekitar 0-5 persen, sehingga kurang bisa melindungi.
"Masker scuba memiliki efektivitas paling kecil hanya sekitar 0-5 persen sehingga tidak cukup untuk proteksi, ungkapnya pada Jumat (18/9/2020).
Baca Juga: Pakar UGM Sebut PSBB Jakarta Tak Akan Hentikan Perekonomian
1. Hanya terdiri dari 1 lapisan kain
Menurut dokter yang akrab dipanggil Boni ini, masker scuba sendiri dibuat dari bahan tipis elastis yang hanya terdiri dari satu lapisan kain. Selain itu, bahan yang elastis menjadikan masker memiliki kecenderungan melonggar saat dipakai.
"Bahannya elastis sehingga serat atau pori-pori masker jadi longgar atau membesar. Jadi meski pakai scuba berlapis-lapis akan sia-sia karena bahannya melar," terangnya.
2. Scuba kurang bisa melindungi
Lebih lanjut, Boni menjelaskan jika masker scuba juga kurang efektif untuk bisa melindungi area hidung dan mulut penggunanya dari kontak dengan percikan, tetesan, maupun partikel yang mungkin terpapar virus corona. Oleh sebab itu dia tidak menyarankan pemakaian masker scuba sebagai alat pelindung dari penularan virus corona.
"Tidak disarankan pakai scuba atau buff masker karena kemampuan filtrasinya sangat kecil," katanya.
3. Sarankan masyarakat pakai masker kain 3 lapis
Berkaitan dengan jenis masker apa yang sebaiknya digunakan masyarakat, Bona menyebutkan jika masker kain 3 lapis bisa dijadikan pilihan. Menurutnya, masker kain 3 lapis ini memiliki efektivitas penyaringan partikel 50-70 persen, sehingga akan membantu mengurangi penularan virus corona dari orang ke orang.
"Kalau pemakaiannya dilakukan secara luas dan benar bisa mengurangi man to man transmission," paparnya.
Baca Juga: Pakar UGM: Klaster Keluarga Dipicu Adanya Kegiatan Berkumpul Warga