Tak Dapat Air Selokan Mataram, Petani Ikan Harapkan Bantuan Sumur
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSSO) bersama instansi terkait telah melakukan penutupan pintu flushing Grojokan Sanggrahan yang selama ini dikeluhkan oleh petani padi di wilayah Kalasan, di mana selama belasan tahun mereka tidak pernah mendapatkan aliran air Selokan Mataram. Selain melakukan penutupan pintu flushing, BBWSSO juga menutup 5 pipa ilegal yang diduga dipasang petani ikan untuk mengambil air Selokan Mataram.
Menanggapi penutupan tersebut, Kepala Dukuh Nanggulan, Sasmita, yang juga salah satu petani ikan mengaku menerima hal tersebut. Namun, untuk keberlangsungan hidup 60an petani ikan yang ada di Nanggulan, Maguwoharjo, Sleman, pihaknya berharap dari Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman bisa segera memberikan bantuan sumur kepada mereka.
Baca Juga: BBWSSO Tutup Pintu Air Sanggarahan, Prioritaskan Petani Padi
1. Mengaku prioritaskan petani padi
Sasmita menjelaskan, jika benar penutupan pintu flushing Grojokan Sanggrahan ditujukan benar-benar untuk petani pangan di daerah hilir, pihaknya akan menerima dengan lapang dada. Namun, jika hal tersebut untuk petani ikan yang ada di daerah hilir, pihaknya mengaku tidak bisa terima.
"Kalau untuk petani, itu memang saya prioritaskan. Saya ikhlas. Jangan sampai malah untuk ikan. Karena kalau di bawah untuk ikan juga, tapi ikan yang atas tidak dapat air saya tidak terima," katanya pada Senin (3/1).
2. Minta dibuatkan sumur ke DP3 Sleman
Menurut Sasmita, setidaknya ada 2 kelompok ikan dengan jumlah anggota 60an yang terdampak penutupan pintu flushing Grojokan Sanggrahan. Untuk itu, pihaknya berharap dari Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) untuk bisa membantu penyediaan sumur bagi keberlangsungan hidup petani ikan yang sudah hampir 10 tahun menggantungkan diri ke pertanian ikan.
"Sudah 10 tahun kelompok ikan yang memang mengandalkan air dari selokan. Untuk pembuatan satu kolam bisa 15 juta karena dibatako semua. Jika memang ini ditutup, sudah tidak ada sumber air untuk mengaliri kolam. Solusinya akan dibuatkan sumur, tapi kalau tidak dibuatkan kita akan berhenti," ungkapnya.
3. Akan diusahakan bantuan sumur
Menanggapi hal tersebut, Kepala DP3 Sleman, Heru Saptono mengaku akan mengusahakan memberikan bantuan sumur, pompa serta kincir kepada petani ikan. Karena anggaran saat ini sudah berjalan, maka nantinya akan diajukan dalam anggaran perubahan.
"Bantuan sumur, pompa, dan kincir. Sekarang kita sedang evaluasi air Selokan Mataram, nanti kalau sudah, kita juga harapkan kelompok perikanan juga dapat air. Kita juga edukasi kelompok petani ikan agar tidak memelihara ikan yang bersisik, agar tidak membutuhkan air yang banyak," jelasnya.
Baca Juga: Tahun 2020, DP3 Sleman Siapkan 5 Paket Mina Padi