Sosialisasi Tol Yogyakarta, Dispertaru DIY Temukan Banyak Mutasi Tanah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY menemukan banyak mutasi tanah di Purwomartani, Kalasan, Sleman, saat melakukan sosialisasi tol Yogyakarta-Solo pada Rabu (15/1). Kepala Dispertaru DIY, Krido Suprayitno menjelaskan adanya mutasi, membuat pihaknya perlu menyesuaikan kembali data pemilik tanah yang terbaru.
Baca Juga: Satu RT Kena Dampak Tol, Warga Usulkan Pergeseran Trase Tol Yogyakarta
1. Belasan mutasi tanah ditemukan
Krido mengatakan, di wilayah Purwomartani proses mutasi tanah bisa dibilang sangat cepat. Sampai dengan saat ini setidaknya ditemukan kurang lebih 15 mutasi tanah di Purwomartani.
Menurut Krido, dalam sosialisasi yang dilakukan hari ini, kebanyakan pemilik tanah yang lama tidak hadir. Padahal pihaknya sudah memberikan undangan kepada yang bersangkutan.
"Ditemukan banyak di 2 pedusunan, itu hampir ada 15 pemilik tanah dokumennya atas nama pemilik lama. Artinya sudah ada mutasi tanah, sehingga perlu ada penyesuaian nama. 15 orang di undang tidak hadir. Yang kita undang pemilik lama, padahal sudah jual beli tanah," ungkapnya pada Rabu (15/1).
2. Dispertaru akan lakukan validasi data
Krido menjelaskan, dalam waktu dua minggu ke depan pihaknya akan melakukan validasi data. Nantinya tanah yang sudah dilakukan mutasi akan diperbaharui datanya.
"Untuk kesulitan di Purwomartani ada banyak mutasi tanah, sehingga kami harus menelusuri pemilik baru. Keterlibatan dengan pemerintahan desa sangat penting. Kalau secara keseluruhan warga menyambut baik dan antusias semua," katanya.
3. Sebanyak 639 bidang tanah di Purwomartani terkena dampak tol
Agus Triono Junaidi, Kabid Penatausahaan Pertanahan, Dispertaru DIY mengatakan, setidaknya terdapat 639 bidang tanah di Desa Purwomartani yang terkena dampak pembangunan tol Yogyakarta-Solo. Sedangkan untuk luasannya kurang lebih mencapai 445.162 m2.
"Di sini banyak mengenai tanah desa, makam ada. Untuk makam nanti kita serahkan mekanisme penggeseran atau relokasi diserahkan ke masyarakat pakai adat. Sekolahan juga kena sebagian, masjid, mushola nanti akan direlokasi," jelasnya.
Baca Juga: Penggeledahan Rumah Raja Keraton Agung Sejagad, Warga Sudah Curiga