Pertumbuhan Ekonomi 2020 Sleman Drop, Sektor Wisata Pontang-Panting   

Sebelum pandemik ekonomi di Sleman di atas nilai nasional 

Sleman, IDN Times - Selama tahun 2020 pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak akibat pandemik COVID-19. Bupati Sleman Sri Purnomo menyatakan pada awal 2020 pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sleman menunjukkan tren positif. Tapi sejak awal Maret 2020 ekonomi mengalami penurunan hingga akhir tahun. 

Bupati mengungkapkan pertumbuhan perekonomian Sleman selama tiga tahun berturut-turut selalu mengalami kenaikan dan berada di atas rata-rata nasional. Pada tahun 2017 perekonomian mengalami kenaikan 5,35 persen. Tahun 2018 naik 6,42 persen dan 2019 naik 6,49 persen.

"Selama tiga tahun pertumbuhan ekonomi positif, artinya kita bisa di atas pertumbuhan rata-rata nasional. Kemudian di tahun 2020 bulan Januari hingga Februari masih bagus. Awal Maret 2020 mulai melanda COVID-19, pariwisata mulai berhenti total," ungkapnya dalam live streaming di instagram Harian Jogja pada Jumat (5/2/2021).

1. 3 tahun berturut-turut selalu di atas nasional

Pertumbuhan Ekonomi 2020 Sleman Drop, Sektor Wisata Pontang-Panting   Petugas keamanan berjaga di hotel yang dijadikan tempat isolasi pasien COVID-19, di Hotel Yasmin, Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (14/9/2020). ANTARA FOTO/Fauzan

Menurut Bupati sektor pariwisata tidak hanya tempat wisata, hotel, restoran, UMKM, maupun transportasi juga terkena imbasnya. Tidak cukup di sektor pariwisata, kepulangan sekitar 250 ribu mahasiswa ke kampung halaman menambah perekonomian di Kabupaten Sleman mengalami penurunan.

"Sekitar 250 ribu mahasiswa yang biasanya memadati wilayah Sleman semuanya pulang kampung. Otomatis semakin membuat drop lagi usaha perdagangan, jasa, semuanya drop. Ini yang menyebabkan di tahun 2020 kita terpukul," katanya.

Baca Juga: Tak Ada Pemasukan, 50 Hotel dan Restoran di Yogyakarta Dijual     

2. Okupansi hotel turun hingga 50 persen

Pertumbuhan Ekonomi 2020 Sleman Drop, Sektor Wisata Pontang-Panting   Iustrasi karyawan menyemprotkan cairan disinfektan di kamar Hotel (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sleman, Joko Paromo mengungkapkan saat kondisi normal okupansi hotel di Kabupaten Sleman bisa mencapai 70 persen. Bahkan saat long weekend mencapai 80 persen. Namun pada Mei 2020, terjadi penurunan okupansi hingga tersisa sekitar 20-30 persen.

"Masa COVID-19 itu agak parah dimulai pada Mei ke atas benar-benar parah sekali. Okupansi sangat drop, yang tadinya bisa 70-80 persen akhirnya hanya 30 persen, itu sangat prihatin apalagi pelaku usaha yang saat ini pun juga masih menggeliat," terangnya.

3. Hotel dan restoran pontang-panting selamatkan usaha

Pertumbuhan Ekonomi 2020 Sleman Drop, Sektor Wisata Pontang-Panting   Ilustrasi karyawan menyemprotkan cairan disinfektan di kamar hotel. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Menurut Joko penurunan okupansi ini berdampak pada keuangan hotel yang akhirnya berimbas pada gaji hingga karyawan dirumahkan. Bahkan ada beberapa hotel yang terpaksa gulung tikar. Padahal sebanyak tiga ribu karyawan menggantungkan diri pada sektor ini. Jumlah ini belum ditambah keluarga karyawan.

"Sangat pontang-panting bagaimana karyawan bisa mendapatkan gaji, bahkan saat ini dalam satu minggu pegawai hanya bekerja tiga hari, ada yang dua hari karena dibagi shift. Hotel di Sleman ada yang ditutup dan dijual, termasuk hotel bintang juga ada," paparnya.

Baca Juga: Rumah Sakit Khusus Ibu Hamil di Sleman Siap Digunakan 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya