Pratikno Ingin Masyarakat Berpikir Kritis Meski Masa Pandemik

Masyarakat harus lebih jeli cek informasi

Sleman, IDN Times - Menteri Sekretaris Negara RI, Pratikno, mengatakan penting bagi masyarakat untuk bisa berpikir kritis, meski saat ini ada pandemik COVID-19.

Menurut mantan Rektor UGM dalam kegiatan Gebyar Ramadan Mardliyyah, UGM yang dilakukan secara daring pada Minggu (10/5) malam, hal yang perlu dilakukan oleh masyarakat saat ini adalah menyaring semua informasi yang dia dapatkan. Terutama dalam hal menyerap informasi dan kabar mengenai perkembangan COVID-19.

Baca Juga: Sudah Ada 1.340 Pengunjung Indogrosir yang Lolos Daftar Rapid Test

1. Derasnya informasi haruskan masyarakat untuk lebih jeli cek informasi

Pratikno Ingin Masyarakat Berpikir Kritis Meski Masa PandemikGebyar Ramadan Mardliyyah, UGM. Dok: istimewa

Pratikno memaparkan, melalui pandemi COVID-19 ini masyarakat Indonesia mulai menyerap banyak pengetahuan. Hal itu disebabkan derasnya arus informasi yang menurutnya sebagai berkah tersendiri. Akan tetapi, tidak semua informasi tersebut sesuai dengan fakta. Untuk itu, masyarakat diharapkan tidak malas untuk menyaring informasi yang dia dapatkan.

“Informasi yang banyak saling mencuri perhatian masyarakat, entah itu benar atau salah. Masyarakat memerlukan penyaring. Kalau berdasarkan hemat saya, penyaring tersebut adalah berpikir kritis,” ungkapnya.

2. Berpikir kritis sangat penting

Pratikno Ingin Masyarakat Berpikir Kritis Meski Masa PandemikGebyar Ramadan Mardliyyah, UGM. Dok: istimewa

Hal serupa juga diungkapkan oleh Alissa Wahid, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian. Alissa menjelaskan, berpikir kritis penting untuk memilah suatu informasi. Hal tersebut seperti halnya wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yakni Iqra, yang artinya adalah bacalah sehingga masyarakat juga perlu membaca terlebih dahulu.

”Membaca dinamika zaman melalui literatur-literatur penting untuk menyesuaikan diri dengan konteks situasi yang sedang mereka hadapi. Seperti dalam beragama yang utama adalah memuliakan Tuhan dan membangun kemaslahatan di muka bumi. Mengenai caranya, kita beragama sekarang sesuai media dan tata caranya sesuai perkembangan zaman ini,” terangnya.

Tidak hanya berpikir kritis, di dalam menghadapi pandemik COVID-19, hal yang tidak boleh ditinggalkan oleh masyarakat yakni melakukan perubahan perilaku sebagai upaya menyukseskan penanggulangan pandemik COVID-19.

“Anjuran seperti social distancing, work from home, serta larangan mudik, pemerintah perlu melakukan upaya-upaya edukasi yang masif dan tegas kepada masyarakat. Pola pikir masyarakat harus diubah untuk menghentikan penyebaran pandemik ini. Sekarang tinggal bagaimana cara pemerintah melakukannya," katanya.

3. Tetap bersih dan disiplin

Pratikno Ingin Masyarakat Berpikir Kritis Meski Masa PandemikErick thohir menerima bantuan untuk tangani COVID-19 (Tangkapan Layar Zoom Kementerian BUMN)

Sementara itu, Erick Thohir Menteri BUMN RI menjelaskan, hal penting yang harus ditanamkan masyarakat dalam menghadapi COVID-19 adalah perilaku bersih dan disiplin. Dia menjelaskan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan bangsa ini dari pandemik COVID-19, termasuk menggaet beberapa institusi.

“Dua hal yang perlu masyarakat tanamkan dalam menghadapi pandemik ini, yakni bersih dan disiplin. Mereka perlu berpikir bersih dalam menerima setiap informasi yang mereka dapat. Selain itu, mereka juga perlu disiplin dalam berperilaku. Kami sudah memberi arahan-arahan apa yang harus dilakukan, tinggal bagaimana mereka mematuhinya,” ujarnya.

Baca Juga: Wanita Rentan Stres Saat Pandemik Corona, Ini Kata Pakar Kejiwaan UGM

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya