Jumlah Kematian COVID-19 di Sleman Memprihatinkan, Terbanyak Lansia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Angka kematian akibat COVID-19 di Kabupaten Sleman memprihatinkan, tercatat mencapai angka 2,85 persen. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo mengatakan terdapat tiga sampai empat kematian dalam satu hari.
"Yang pertama ada tujuh lalu delapan kematian itu memang agak ekstrem," ungkapnya pada Rabu (19/5/2021).
1. Mayoritas yang meninggal adalah lansia
Menurut Joko dari pengamatan yang dilakukan dinkes mayoritas pasien COVID-19 yang meninggal dunia adalah lansia.
Kasus kematian lainnya adalah pasien COVID-19 di rumah sakit, lalu dirawat di rumah yang berujung kematian. Selanjutnya penyebab lainnya saat menjalani isolasi mandiri, tapi meninggal dunia karena diduga terkena COVID-19 yang berasal dari virus varian baru.
"Karena (virus dari varian baru) begitu masuk ke dalam saluran napas langsung menyebabkan paru-parunya putih. Padahal ketika kapasitas paru-paru 70 persen tidak berfungsi, saturasinya menurun ya berakibat fatal. Itu baru perkiraan, karena saya tidak punya data spesifik bahwa itu virus varian baru," katanya.
Baca Juga: Pungut Parkir Mobil Rp20 Ribu, Jukir di Jogja Bayar Denda Rp500 Ribu
2. Banyak orang positif tapi tidak diperiksa sebabkan angka kematian tinggi
Joko memaparkan saat epidemiologis, banyak orang positif tapi tidak memeriksakan diri ke dokter. Akibatnya orang yang berada di sekitarnya beresiko tinggi.
"Saat tracking dan ketahuan positif COVID-19 tapi tak diperiksa sebelumnya, itu lah yang menyebabkan angka kematian meningkat. Lansia dan komorbid kena COVID, kan itu membahayakan sampai meninggal," katanya.
3. Pasca libur lebaran rumah sakit siapkan tambahan ruangan
Kemungkinan adanya lonjakan kasus pasca libur lebaran, Joko menjelaskan pihaknya masih melakukan kajian. Berbagai antisipasi telah disiapkan seperti optimalisasi bed critical dan non critical yang ada di faskes, kamar rusunawa Gemawang, serta mengaktifkan kembali Asrama Haji untuk tempat isolasi mandiri.
Menurutnya yang paling penting saat ini rumah sakit tidak mengalihkan bangsal isolasi COVID-19 menjadi bangsal biasa terlebih dahulu.
"Respon dari RS hampir semua sepakat tidak masalah, karena kami mengantisipasi adanya lonjakan kasus pasca lebaran," paparnya.