Guru Besar UIN Suka: Media Sosial Bisa Timbulkan Lingkaran Kebencian

Menurut Iswandi, ada empat spiral lingkaran kebencian

Sleman, IDN Times - Berbagai keadaan emosional yang muncul dalam aktivitas yang ada di media sosial dapat meningkatkan penyebaran ujaran kebencian. Iswandi Syahputra, Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, menjelaskan, kemarahan, kecemasan, kesedihan dan kebencian menjadi cepat berkembang karena komunikasi di media sosial dan dapat terjadi antara warga yang tidak saling mengenal sama sekali.

"Penyampaian ujaran kebencian di media sosial mengalami pelebaran dan perluasan. Secara berurutan spiral kebencian dimulai dari kebencian personal, yang kemudian berkembang pada kebencian kelompok, kebencian lintas kelompok, dan berakhir pada kebencian komunal," terang Iswandi dalam pidato pengukuhan guru besarnya, Selasa (10/12).

Baca Juga: Guru Besar UIN Suka: Media Sosial Jadi Saluran Utama Penyebaran Hoaks

1. Lingkar spiral pertama: kebencian personal

Guru Besar UIN Suka: Media Sosial Bisa Timbulkan Lingkaran Kebencianpexels.com/freestocks.org

Iswandi menyebutkan, kebencian personal merupakan kebencian yang muncul karena adanya penerimaan, penyerapan atau internalisasi berbagai informasi yang tersebar pada berbagai jenis media sosial. Pada tahap ini, suatu informasi yang beredar di media sosial dapat mempengaruhi perubahan pandangan orang terhadap suatu hal.

"Proses pada level ini terjadi satu arah antara subjek pengguna media sosial dengan objek penerima informasi yang disebar," terangnya

2. Lingkar spiral kedua: kebencian kelompok

Guru Besar UIN Suka: Media Sosial Bisa Timbulkan Lingkaran KebencianPixabay/rawpixel

Berkenaan dengan kebencian kelompok, Iswandi menyebutkan jika hal tersebut menyangkut kebencian yang muncul sebagai akibat saling berbagi informasi yang menimbulkan kebencian bersama tentang suatu informasi tertentu pada satu kelompok yang memiliki karakteristik spesifik yang sama.

Menurutnya, pada tahap ini informasi yang beredar dianggap menggandung kebenaran sehingga dapat mengokohkan pandangan anggota kelompok yang sejenis.

"Proses pada level ini terjadi secara interaktif pada satu grup chat spesifik, di mana satu anggota saling mengenal, seperti grup Whatsapp, grup Facebook atau saling mention dalam perbincangan di Twitter, " katanya.

3. Lingkar spiral ketiga: kebencian lintas kelompok

Guru Besar UIN Suka: Media Sosial Bisa Timbulkan Lingkaran KebencianPexels.com/Fox

Menurut Iswandi, kebencian lintas kelompok merupakan kebencian yang muncul akibat saling berbagi informasi silang antara satu kelompok dengan kelompok lain yang memiliki karakteristik berbeda tetapi memiliki minat yang sama terhadap satu isu publik tertentu. Pada tahap ini, informasi bukan lagi sekadar informasi, tetapi menjadi agenda atau isu publik.

"Proses pada level ini terjadi secara interaktif antar satu grup chat spesifik dengan grup lainnya, di mana satu anggota tidak saling mengenal dengan anggota lainnya, " jelasnya

4. Lingkar spiral keempat: kebencian komunal

Guru Besar UIN Suka: Media Sosial Bisa Timbulkan Lingkaran KebencianPexels.com/fauxels

Iswandi menerangkan, pada level ini terjadi objektivikasi kebencian suatu isu publik antar kelompok menjadi isu kolektif yang lebih luas. Pada tahap ini, suatu kebencian dapat meledak keluar. Menurutnya, proses pada level ini terjadi secara hiper-interaktif, di mana saling serang dengan berbagai ujaran kebencian menjadi masif dan terbuka.

"Proses pada tahap ini tidak dapat dikendalikan karena kebebasan berpendapat dalam iklim demokrasi yang dianut. Namun kebencian yang berubah menjadi ketegangan di media sosial tersebut dapat berhenti sendiri tanpa sebab atau muncul opini baru lainnya yang menarik perhatian netizen, " paparnya.

Baca Juga: Tengah Imami Salat, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Terperosok ke Sumur

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya