Drainase Selokan Mataram Ambles, Petani Ikan Terancam Merugi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Menyusul adanya drainase yang ambles di Selokan Mataram, tepatnya di Mayangan, Trihanggo, Sleman pada Rabu (14/10/2020) siang membuat air Selokan Mataram merembes ke area budidaya ikan.
Bendahara Koperasi Jaringan Mitra Perikanan (JMP) Sembada, Andika Angga Pramudya Wardana menjelaskan, ada salah satu kelompok petani ikan yang merugi akibat rembesan air tersebut.
Baca Juga: Drainase Selokan Mataram Ambles, 11 Ribu Hektare Lahan Terkena Dampak
1. Kerugian ditaksir mencapai Rp30 juta
Andika mengatakan, merembesnya air di Selokan Mataram turut mengalir ke kolam milik petani. Hal tersebut membuat ikan-ikan yang ada di dalam kolam ikut meluber. Ditaksir, kerugian yang dialami petani bisa mencapai Rp30-40 juta.
"Dampak kemarin (ambles) satu kelompok, ikannya pada lepas karena banjir. Kalau tidak segera ditangani dengan upaya darurat dengan dibendung dulu, petani ikan akan mengalami kerugian. Apalagi sudah hampir panen," ungkapnya pada Kamis (15/10/2020) kemarin.
2. Dimatikannya Selokan Mataram juga turut memengaruhi sektor perikanan
Andika menjelaskan, selain adanya luberan air ke kolam milik petani, dimatikannya Selokan Mataram beberapa saat untuk dilakukan perbaikan juga akan membuat petani ikan merugi. Terlebih, banyak petani ikan yang juga mengandalkan aliran air dari Selokan Mataram.
Menurutnya, rata-rata ikan yang dibudidayakan oleh petani sekitar Selokan Mataram jenis nilai dan bawal. Jika selama dua hari saja tidak teraliri air, ikan budidaya petani bisa mati.
"Kalau selokan ditutup dalam waktu yang lama, bisa rugi ratusan juta. Ini harus benar-benar diperhatikan oleh pemangku kebijakan," terangnya.
3. Ribuan hektare lahan pertanian juga bergantung pada Selokan Mataram
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Heru Saptono mengatakan selain petani ikan, banyak lahan pertanian di Kabupaten Sleman yang juga bergantung pada aliran Selokan Mataram. Dia memperkirakan, ada sekitar 10 ribu-11 ribu hektare lahan pertanian yang terdampak ketika Selokan Mataram dimatikan.
"Baru kami identifikasi, karena tidak cukup menghitung dari sini (lokasi ambles) ke timur, karena dimatikan dari sana (Bendung Karangtalun). Baru kami identifikasi, berapa hektare luas sawah yang terdampak, kelompok tani, luas kolam yang ada, berapa kelompok pembudidaya ikan," paparnya.
Baca Juga: Petani Kalasan Akhirnya Bisa Kembali Menikmati Aliran Selokan Mataram