2. Gejala baru muncul beberapa hari setelah pulang ke Yogyakarta

Ilustrasi ruang isolasi di RSUP dr Sardjito. IDN Times/Siti Umaiyah

Sesampainya di Yogyakarta, dirinya dan anaknya memilih istirahat selama 2 hari, dan tidak bersekolah. Baru pada hari Jumat (6/3) anaknya diantar ke sekolah seperti biasanya.

Belum ada gejala apa pun dari anaknya setelah sampai di Yogyakarta, hanya batuk ringan yang sebelumnya memang sudah dirasakan sebelum pergi ke Depok. Sampai pada akhirnya, pada Minggu pagi anaknya mengalami panas tinggi hingga 40 derajat Celsius. Dirinya pun mengambil tindakan dengan cara memberi parasetamol kepada anaknya.

"Saya khawatir. diminumi parasetamol turun sedikit, paling 39, tidak turun signifikan. Minggu malam saya bawa ke IGD rumah sakit swasta di Yogyakarta. Di sana diperiksa, katanya tidak apa, dikasih obat demam. Karena batuknya agak sering, ya sudah, dikasih obat batuk, saya pulang," ungkapnya.

3. Demam tak kunjung sembuh, kembali dibawa ke Poli Anak

Ilustrasi tenaga medis mengenakan APD untuk menangani pasien virus corona. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Meski sudah dibawa ke rumah sakit, demam sang anak ternyata tidak kunjung sembuh. Pada akhirnya, dirinya kembali membawa sang anak ke Poli Anak di salah satu rumah sakit di Yogyakarta.

Lantaran dirinya belum memberi tahu adanya riwayat mengunjungi Kota Depok, yang merupakan lokasi pasien pertama di Indonesia yang terkena COVID-19, dokter pun menyarankan anaknya untuk opname karena tidak mau makan dan minum.

"(Setelah disarankan untuk opname), terus saya bilang mungkin juga kecapekan kemarin saya habis perjalanan dari Depok. Nah dari situ dokter langsung heboh, langsung dites, dibawa ke IGD. Ditanya segala macam, dites darah, rontgen paru, kasih infus. Karena tidak bisa menampung dipindah ke Sardjito sore jam 17.00 WiB," paparnya.

4. Mulai diisolasi di Sardjito

RSUP dr. Sardjito. IDN Times/Siti Umaiyah

Setelah sampai di Sardjito, pada Senin (9/3), sang anak langsung dibawa ke ruang isolasi untuk menjalani perawatan. Dari sana, dokter melakukan pengambilan swab dan penanganan lainnya.

"Kamis hasil keluar, tapi belum dikasih tahu, tapi di medsos sudah rame. Tahu-tahu saya dan suami juga ikut diisolasi dan dilakukan tes swab di ruang yang sama. Tadinya suami sudah disediakan ruangan, tapi anak mencari terus, jadinya satu ruangan," paparnya.

Untuk mengatasi kebosanan sang anak di ruang isolasi, dirinya memilih untuk membawakan anaknya mainan dari rumah.

5. Sudah aktivitas seperti biasa

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Setelah beberapa hari menjalani perawatan, anaknya pun dikabarkan telah sembuh dan kembali ke rumah pada Kamis (19/3) sore. Saat ini sang anak sudah bisa beraktivitas dan makan seperti biasa. Hanya saja, dokter menyarankan untuk tidak keluar rumah selama 14 hari ke depan.

Kepada masyarakat, dia berpesan agar bisa menjaga kekebalan tubuh pada saat melewati musibah COVID-19. Sedangkan kepada pemerintah, dirinya berharap agar hasil tes COVID-19 bisa keluar lebih cepat agar pasien dan keluarga tidak terlalu lama merasakan kecemasan.

"Terima kasih untuk suster dan dokter yang ada di Sardjito karena sudah merawat kami. Melayani kami dengan sepenuh hati. Bagi keluarga yang saat ini mengalami musibah ini yang pasti tetap berdoa. Jaga imun tubuh dengan konsumsi vitamin," tutupnya.

Baca Juga: Kabar Gembira, Pasien Balita COVID-19 sudah Sembuh dan Boleh Pulang