ilustrasi belajar bersama (pexels.com/Kaboompics.com)
IDN Times Jogja mewawancarai tiga siswa SMA asal Daerah Istimewa Yogyakarta soal wacana Mendikdasmen yang ingin menghidupkan kembali sistem penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Ketiganya merupakan siswa kelas X dari sekolah berbeda dan memiliki pandangan yang beragam.
Zharifah Riftiningtyas, siswa SMA Negeri 1 Wates, mengaku sejak awal sudah memahami sistem tanpa penjurusan dari kakak tingkatnya yang lebih dulu menerapkan Kurikulum Merdeka. Ia merasa tidak punya gambaran soal sistem penjurusan yang ingin diberlakukan kembali.
Sementara itu, Bintang Surya Perdana dari SMA Negeri 1 Pengasih menyebut Kurikulum Merdeka membuat arah pendidikannya lebih jelas. Namun, ia juga melihat sisi positif dari penjurusan karena bisa jadi bekal awal menuju jenjang kuliah.
“Kalau dari SMA sudah ambil IPA, ya bisa langsung lanjut ke jurusan kedokteran. Kalau ambil IPS, bisa ke arkeologi, misalnya. Tapi keduanya punya plus minus,” ujar Bintang saat dihubungi Kamis (16/4/2025).
Hal senada juga disampaikan Taskiya, siswa SMA Budi Mulia Dua Yogyakarta. Ia lebih memilih Kurikulum Merdeka karena membuatnya bisa mengeksplorasi berbagai mata pelajaran.
“Aku jadi lebih bisa merasakan penjurusan IPS juga karena digabung sesuai minat kita. Jadi bisa lebih siap kuliah,” ujar Taskiya.