Kondisi Berubah, Yogyakarta Siapkan Protokol Baru Hadapi COVID-19

Masyarakat mulai kembali beraktivitas normal

Yogyakarta, IDN Times - Untuk mengantisipasi perkembangan perilaku masyarakat dalam menghadapi pandemik virus corona, Pemerintah Kota Yogyakarta meminta seluruh organisasi perangkat daerah untuk menyiapkan protokol baru. 

Dikutip Antara, Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan bahwa yang dihadapi pemerintah daerah saat ini bukan hanya pandemik, tetapi juga perubahan sikap masyarakat yang mulai beraktivitas secara normal seperti sebelum munculnya virus corona.

"Makanya, perlu dibuat protokol baru sebagai upaya pencegahan agar kasus tidak semakin naik,” tuturnya di Yogyakarta, Senin (18/5).

Baca Juga: Jogja Siap Sambut Wisatwan, Ini yang Dilakukan Dinas Pariwisata 

1. Masyarakat tidak lagi mengkhawatirkan virus corona

Kondisi Berubah, Yogyakarta Siapkan Protokol Baru Hadapi COVID-19Personil Satpol PP saat melakukan patroli ke pasar tradisional. Dok: istimewa

Menurut Heroe, masyarakat mulai tidak lagi mengkhawatirkan kondisi akibat pandemik COVID-19 dan memilih menjalankan aktivitas seperti biasa agar perekonomian kembali berjalan. Apalagi, momen ini terjadi jelang Lebaran.

“Misalnya, di pasar tradisional. Kondisinya masih cukup ramai sehingga aturan physical distancing cukup sulit dilakukan. Oleh karenanya, perlu protokol baru untuk menghadapi berbagai kondisi yang juga baru seperti sekarang,” terangnya.

Salah satu penerapan yang bisa dilakukan sebagai protokol baru kegiatan jual beli di pasar tradisional, kata dia,  antara lain dengan merotasi pedagang yang berjualan.

“Misalnya, pedagang cabai ada 10 orang. Untuk hari ini, yang berjualan hanya lima orang saja, hari berikutnya kelompok kedua. Begitu seterusnya sehingga mereka berjualan secara bergantian,” tuturnya.

2. Perlu protokol baru untuk memfasilitasi masyarakat

Kondisi Berubah, Yogyakarta Siapkan Protokol Baru Hadapi COVID-19Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Kompleks Kepatihan. IDN Times/Tunggul Damarjati

Heroe juga memberi contoh protokol di sekolah apabila proses belajar mengajar tidak lagi dilakukan secara daring, antara lain mengatur posisi duduk siswa supaya bisa jaga jarak, maupun menempatkan tempat cuci tangan di berbagai sudut. Sementara, protokol seperti pembatasan jumlah pengunjung hingga maksimal 50 persen dari kapasitas restoran dan kafe seperti yang sudah dilakukan selama ini, kata Heroe, masih bisa dilanjutkan.

Berbagai usulan protokol baru yang sudah dirumuskan oleh seluruh instansi tersebut kemudian akan dikaji sebelum diterapkan. Heroe memastikan seluruh protokol tersebut harus didasarkan pada aspek kesehatan sebagai acuan utama.

“Kondisi masyarakat saat ini sudah berbeda dan harus dihadapi dengan sikap dan aturan yang berbeda pula. Kalau masih mengandalkan aturan atau protokol pencegahan yang normatif, maka tidak akan memberikan hasil yang efektif karena protokol tersebut dibuat dengan asumsi seluruh masyarakat mematuhinya. Tetapi, pada kenyataannya tidak seperti itu,” katanya.

3. Sebagai persiapan kondisi normal baru

Kondisi Berubah, Yogyakarta Siapkan Protokol Baru Hadapi COVID-19Ilustrasi warga mengantri saat akan menerima bantuan. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Protokol baru yang akan dibuat itu, tambah Heroe, menjadi persiapan untuk menuju kondisi normal baru yang akan berjalan ketika pandemi virus corona berakhir.

“Kondisi normal baru ini akan terjadi saat kasus sudah turun dan tidak ada lagi kasus baru. Kalau kondisi saat ini, belum bisa disebut sebagai normal baru,” tutupnya.

Baca Juga: Sultan: Pengajuan PSBB di DIY Harus Mempertimbangan Sosial Ekonomi

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya