Pasar Kangen Jogja Ono Maneh Guys...!

Siap-siap berburu makanan tradisional dan barang kuno

Kota Yogyakarta, IDN Times- Pasar Kangen Jogja kembali diselenggarakan tahun ini pada tanggal 12 hingga 20 Juli di Taman Budaya Yogyakarta. Berbagai macam makanan tradisional berikut kerajinan bikinan seniman bisa dijajal pengunjung sambil menikmati pertunjukkan tradisi.

Art Director Pasar Kangan Jogja Ong Hari Wahyu mengatakan acara tahunan itu pertama kali diadakan tahun 2007 dengan maksud untuk menyembuhkan trauma masyarakat Yogyakarta yang ditimpa bencana gempa setahun sebelumnya. Beberapa seniman kala itu berjualan kerajinan dan 10 penyewa atau tenant menjajakan kuliner.

"Sebenarnya intinya dulu untuk trauma healing terus teman-teman seniman bikin acara di Taman Budaya. Nah, kalau ada acara biasanya ada yang jualan. Terus kami cari jualan waktu itu malah cuma 10 tenant. Lama kelamaan naik sampai sekarang," katanya ketika dihubungi IDN Times, Rabu (10/7).

Baca Juga: Legendaris, Jajanan Pasar Mbah Satinem Masuk Serial Netflix!

1. Kangen kuliner tradisional

Ong Hari Wahyu menjelaskan bahwa ia terlibat dalam penyelenggaraan Pasar Kangen Jogja sejak acara itu pertama kali diadakan.

"Saya sudah terlibat dari awal. Yang bikin nama Pasar Kangen itu saya. Utamanya konsep awal itu memang kami inginkan itu kuliner yang kuno alias tradisional sama jualan craft. Itu yang ngisi seniman. Pada bikin kaos, tas, sepatu, dan lain-lain. Lantas di kampung-kampung ada yang jualan sandal dari ban, kursi ban, jadi itu kan jadi tempat kreativitas," ucapnya.

2. Pasar yang mengalami perubahan

Di usia 12 tahun, Ong Hari Wahyu mengakui bahwa Pasar Kangen Jogja mengalami perubahan. Jumlah penyewa, misalnya, semakin tambah banyak. Selain itu, latar belakang penyelenggaraan acara ini bukan lagi untuk penyembuh trauma.

"Kalau jumlah tenant jelas makin berkembang. Tahun 2007 itu masih ada spirit idealis untuk bikin wadah kreativitas begitu. Nah, semakin ke sini semakin laris jadi jumlah tenant semakin banyak. Sekarang itu 1.500 tenant yang daftar, tahun lalu 500-an penyewa yang daftar. Yang diterima hanya 200," jelasnya.

Alih-alih penyembuh trauma, Ong Hari Wahyu menjelaskan bahwa saat ini Pasar Kangen Jogja menjadi ruang kreativitas dan produktivitas untuk menjaga ketahanan pangan.

"Menjaga ketahanan pangan itu artinya menjaga jenis-jenis makanan tradisional. Terus bisa makanan baru tapi berbasis pada bahan-bahan lokal. Itu ruang kreativitas. Nah, ruang produktivitasnya adalah kerajinan anak-anak yang bikin sesuatu misalnya ecobrick, kopi, dan lain-lain. Sekarang banyak ibu-ibu dari kampung dan anak muda yang punya kreativitas mengolah makanan dan menciptakan pasar kuliner," katanya.

3. Jadi ajang pertemuan antarmanusia

Menurut Ong Hari Wahyu, Pasar Kangen Jogja bisa eksis hingga sekarang karena acara ini mampu menyuguhkan makanan yang jarang ditemukan dan menjadi ajang pertemuan antarmanusia.

"Ciri khasnya sebenarnya namanya 'Kangen' tujuannya juga kalau ada makanan yang setahun sekali keluar. Berikutnya suasana. Pasar Kangen ini adalah pertemuan antar manusia. Jadi orang boleh beli pakai uang, menawar, mencicipi, minta kontak penjual, dan juga pasar kejujuran artinya harga tercantum," terangnya.

Di penyelenggaraan Pasar Kangen Jogja tahun ini, Ong Hari Wahyu mengatakan bahwa ada kejutan-kejutan yang bakal dilakukan seniman tapi pengunjung mesti datang ke acara ini buat menikmatinya.

"Karena spontan jadi tak bisa ditebak. Kadang di tengah-tengah diam-diam seniman bikin apa. Kadang ada adegan antar warung bertengkar. Kan pasar itu biasanya ada yang tengkar tapi itu adegan saja. Kalau yang jualan harus daftar. Sedangkan seniman bebas. Tiba-tiba perform silahkan saja," katanya.

Jadi siap-siap ya mulai sekarang, karena besok Pasar Kangen Jogja sudah mulai dibuka.

Baca Juga: Wedang Ronde, Minuman Hangat Khas Jogja yang Dapat Pengaruh Tionghoa

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya