Dukung Kesejahteraan Gajah, AFJ Temui Pengelola Candi Borobudur

Protes disampaikan setelah banyak wisatawan asing mengeluh

Magelang, IDN Times - Animal Friends Jogja (AFJ) serta aktivis sosial dan lingkungan Melanie Subono melakukan audiensi dengan PT Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan, Borobudur, dan Ratu Boko terkait aktivitas menunggang gajah di Candi Borobudur pada Kamis (4/7).

Menurut Melanie Subono, AFJ sebelumnya telah mengirimkan surat agar kegiatan di atas dihentikan tapi tidak ada tanggapan. Oleh karena itu, ia pun akhirnya membuat petisi daring agar PT TWC Prambanan, Borobudur, dan Ratu Boko menyetop aktivitas menunggang gajah.

1. Dikeluhkan wisatawan asing

Dukung Kesejahteraan Gajah, AFJ Temui Pengelola Candi BorobudurIDN Times/Nindias Khalika

Assistant Program Manager AFJ Among menjelaskan keluhan wisatawan asing menjadi salah satu alasan mengapa AFJ membuat surat buat menghentikan aktivitas menunggang gajah.

"Intinya banyak sekali wisatawan asing berpikir ketika ke Jogja mereka harus lihat Borobudur. Dan ketika menyaksikan situasi gajah seperti kemarin ada rasa kecewa. Bahkan banyak teman-teman wisatawan asing yang mereka kemudian bercerita reputasi buruk di Borobudur karena gajah dan itu menyebar. Dari segi image sebuah heritage itu buruk," jelasnya.

Baca Juga: AFJ: Tinju Ayam Termasuk Bentuk Eksploitasi Satwa

2. Borobudur bisa jadi contoh tempat wisata lain yang memiliki gajah

Dukung Kesejahteraan Gajah, AFJ Temui Pengelola Candi BorobudurIDN Times/Nindias Khalika

Melanie Subono mengatakan perhatian dirinya dan AFJ tertuju pada gajah di Candi Borobudur karena saat ini tempat tersebut menjadi destinasi wisatawan baik dalam maupun luar negeri.

"Tempat lain itu akan menyontoh. Candi Borobudur itu dilihat orang jadi menurut saya Borobudur adalah tempat yang pas untuk menjadi pionir yang memberi contoh tempat-tempat lain yang punya memiliki gajah," ucapnya.

Dari sisi kesejahteraan hewan, kata Melanie, gajah di habitat aslinya tak ditunggangi terus-menerus. Ia pun mengapresiasi PT TWC Prambanan, Borobudur, dan Ratu Boko yang telah menghentikan aktivitas menunggang gajah dan menggantinya dengan paket memberikan makanan.

"Tiap kajian soal hewan pasti ada sisi kiri dan kanan. Tidak sedikit penelitian yang bilang gajah itu enggak boleh ditunggangi karena berhubungan dengan tulang belulang mereka. Dan toh di hutan yang namanya welfare itu kan sebisa mungkin semirip dengan kehidupan asli mereka sementara di hutan mereka tidak ditunggangi," terangnya.

3. Ada alternatif kegiatan lain yang bisa dilakukan

Dukung Kesejahteraan Gajah, AFJ Temui Pengelola Candi BorobudurIDN Times/Nindias Khalika

Melanie berharap ke depan bakal ada kerja sama antara ia dan AFJ dengan PT TWC Prambanan, Borobudur, dan Ratu Boko untuk meningkatkan kesejahteraan gajah di Candi Borobudur.

"Saya juga tidak bisa ngomong 'Ya sudah, gajahnya gak pantas hidup di sana.' Oh saya ngerti gajah gak kayak anjing yang mau dipindah tinggal angkut. Tapi kami cuma ingin mencoba menawarkan beberapa hal," jelasnya.

Sementara itu, Program Manager AFJ Ina mengatakan banyak aktivitas yang bisa direplikasi tanpa harus mengeksploitasi satwa.

"Di Thailand ada semacam itu ada volunterism untuk mendapat biaya perawatan jadi banyak turis mancanegara tetap berlibur dan tetap memberikan andil. Belum banyak yg benar-benar konservasi dan memperhatikan welfare dan kami kira di Borobudur jadi satu contoh itu akan menambah satu lagi tempat yg benar-benar layak dikunjungi karena terlibat dalam kesejahteraan satwa," katanya.

Baca Juga: Borobudur Akan Dikembangkan Menjadi Bali Baru 

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya