Memukau Penonton di Amerika, Ikatan Darah Diputar di JAFF 2025

- Film Ikatan Darah yang sukses sold out di Fantastic Fest AS, tayang perdana di Indonesia pada JAFF 2025.
- Mengusung aksi laga generasi baru dengan isu kesenjangan sosial dan konflik kelas sebagai latar cerita.
- Sutradara dan produser memuji penampilan para aktor yang menampilkan aksi fisik kuat dan drama emosional.
Yogyakarta, IDN Times – Film Ikatan Darah yang telah menjalani World Premiere di Fantastic Fest 2025 Amerika Serikat, akhirnya diputar perdana di Indonesia dalam gelaran Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025, di Empire XXI Yogyakarta, Rabu (3/12/2025). Film garapan sutradara asal Jogja ini menggabungkan adegan brutal, drama keluarga, dan sentuhan komedi.
“Rasanya senang banget, bisa diterima di Fantastic Fest 2025 di Amerika. Kami tidak menyangka empat hari di AS sold out di studio besar. Ini adalah Indonesian made for the world. Ini kali pertama film ini diputar di Indonesia (Gelaran JAFF 2025),” ujar Produser dari Uwais Pictures, Ryan Santoso.
1. Aksi laga next generation

Ryan mengungkapkan daya tarik Ikatan Darah adalah aksi laga next generation, dengan cita rasa Indonesia yang kuat. “Bukan hanya berantem doang. Komedi dapat, laga dapat. Kami berkomitmen membuat gebrakan baru di film aksi,” ujar Ryan.
Film ini dibintangi Livi Ciananta, Derby Romero, Ismi Melinda, Rama Ramadhan, Abdurrahman Arif, Agra Piliang. Isu yang diangkat adalah wealth gap (kesenjangan kekayaan) antara kaya dan menengah bawah. Isu ini menjadi latar belakang konflik dramatis.
“Si kaya dan si menengah ke bawah itu sangat berbeda sekali ya. Maksudnya secara perbedaan di mana yang di bawah ini rakyat yang mungkin 95 persen di Indonesia, itu makin terjerumus lah maksudnya,” ucap Ryan.
2. Tidak lepas dari realitas kehidupan di Indonesia

Sang sutradara, Sidharta Tata mengungkapkan adegan-adegan yang ada dalam film ini tidak lepas dari realita kehidupan di Indonesia. “Ketika ada perbedaan kelas sosial, hukum prematur tajam ke bawah, tumpul ke atas. Jadi situasi-situasi itu yang kemudian jadi kayak menimbulkan konflik horizontal,” ujar Tata.
Menurutnya konflik tersebut akan selalu muncul dan hadir di seluruh lapisan masyarakat. Ketika kemudian ada banyak situasi yang terjadi, entah itu mungkin masalah hutang, entah itu masalah pekerjaan, entah itu masalah banyak orang-orang yang gagal secara didikan. “Tapi kan kemudian kalau kita mengoreksi ulang soal bangsa kita, ada yang salah dalam sistem,” kata Tata.
Dan sistem yang salah itu terjadi menahun dan menimbulkan sebuah dampak. “Nah yang ingin kita lihat di karakter ini adalah dampak dari sistem yang ada di negara kita. Yang akhirnya semuanya jadi prematur dan ya mereka jadi korban.Semua orang yang ada di dalam film ini sebenarnya adalah korban,” ungkap Tata.
Tata mengungkapkan Ikatan Darah mencampurkan berbagai unsur. “Mixed begitu, full body action yang brutal, tegang, menyenangkan, kejar-kejaran. Fun ada komedinya. Banyak karakternya unik-unik. Dramanya touchy begitu dan semua karakter bold begitu,” ujar Tata.
3. Para pemain yang tampil apik

Tata mengapresiasi Livi yang tampil apik dalam film ini. Menurut Tata, Livi bisa memaksimalkan dalam bertarung satu lawan satu dengan semua lawannya. Ia juga mengapresiasi para pemain lainnya yang tampil memukau. “Jadi percayalah bahwa ini akan jadi film yang sangat menyenangkan begitu,” kata Tata.
Livi yang berperan sebagai Mega menceritakan pengalamannya mendapat bimbingan langsung dari Iko Uwais. “Background saya boxing. Bermain di film aksi itu sulit, namun dibimbing Iko Uwais jadi mudah. Aku upgrade banyak di film ini,” ujar Livi.
Pemain lainnya, Derby Romero yang biasa memerankan karakter green flag (protagonis), memerankan hal yang berbeda di film ini. “Ini cita-cita sejak dulu. Kebetulan punya background Muay Thai dan Boxing. Syuting fisik memang lelah, tapi yang ini fun banget. Nggak pernah merasa capek, nggak ngeluh,” cerita Derby.



















