Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)
Menjelang Pemilu 2024 membuat banyak simpatisan melakukan kampanye dan melempar provokasi satu sama lain. Zam menghimbau pada masyarakat untuk aktif melakukan fact-checking mandiri maupun berjejaring salah satunya melalui laman dan fasilitas cek fakta yang tersedia secara gratis misalnya melalui cekfakta.com.
“Jadi ini ada laman khusus untuk mengecek apakah sebuah berita itu hoaks atau bukan. Kolaborasi ini berdiri kurang lebih di tahun 2018. Awalnya, juga untuk menghadapi Pemilu 2019. Media-media ini merasa bahwa potensi hoaks di Indonesia itu sudah merajalela, jadi media ini dan komunitas masyarakat sipil kemudian berkolaborasi untuk ikut memberantas hoaks. Kolaborasi ini cukup fenomenal dan mendapat perhatian dunia, karena media yang biasanya bersaing, sekarang justru membantu mengecek apakah informasi yang beredar itu hoaks atau bukan,” terang Zam.
Zam menjelaskan, kerja sama dalam melawan hoaks juga dilakukan dalam satu payung lembaga bernama International Fact Checking Network (IFCN). Lembaga ini mengumpulkan seluruh lembaga pemeriksa fakta untuk menjaga agar informasi media tetap independen.
“Adanya cekfakta.com dan kolaborasi media bersama akademisi untuk memberantas hoaks ini harapannya dapat membantu masyarakat untuk memilah mana informasi yang benar dan mana yang hoaks. Sehingga, dampak hoaks ini bisa diminimalkan karena masyarakat sudah kebal dan tercipta pemilu 2024 yang minim akan hoaks dan provokasi,” tambahnya.