Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App

Jelang Pemilu 2024, Media Dituntut Jadi Pemadam Hoaks

Focus Group Discussion Pers, Jurnalisme Berkualitas dan Komitmen Mendorong Pemilu Damai, di Hotel Royal Darmo Malioboro, Senin (21/8/2023). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Yogyakarta, IDN Times - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Yogyakarta bersama Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendorong terselenggaranya Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang aman, lancar dan damai. Sebagai pilar keempat demokrasi, media didorong untuk mencegah hoaks menjelang pesta demokrasi.

Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Ketua AMSI Yogyakarta, Anton Wahyu Prihartono menyebut beberapa waktu terakhir banyak bermunculan hoaks, disinformasi, dan misinformasi. Jelang Pemilu 2024, diprediksi hoaks akan semakin meningkat. 

"Kita sebagai pilar keempat demokrasi harus ambil bagian dalam tanda kutip menjadi pemadam kebakaran hoaks itu," ujar Anton saat membuka Focus Group Discussion Pers, Jurnalisme Berkualitas dan Komitmen Mendorong Pemilu Damai, di Hotel Royal Darmo Malioboro, Senin (21/8/2023).

1. Media didorong hadirkan berita yang menjernihkan

Ilustrasi pers (IDN Times/Arief Rahmat)

Anton mengajak media di DIY untuk menghadirkan berita yang menjernihkan, informatif, dan menginspirasi masyarakat, yang berpegang pada Kode Etik Jurnalistik, Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, serta aturan yang dikeluarkan Dewan Pers.

"Saya yakin rekan media di Jogja senantiasa memegang teguh aturan, sehingga tidak terjebak atau tidak menjadi bagian yang menyebarkan hoaks, apalagi menjelang pemilu. Harapan kita Pemilu berjalan aman, lancar dan damai," ujar Anton.

2. Agenda kampanye dan potensi munculnya hoaks

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Kasubdit V Ditintelkam Polda DIY, AKBP Mochammad Nawawi menyebut tahapan Pemilu 2024 saat ini sudah mulai berjalan. Salah satu yang menjadi perhatian adalah saat agenda kampanye. 

"Kampanye ini yang banyak hoaks keluar, adanya ini (FGD) untuk antisipasi (hoaks). Saya harap ini jadi momen meningkatkan sinergitas dan bermanfaat bagi publik, ditengah tahapan Pemilu yang saat ini berlangsung," ungkap AKBP Mochammad Nawawi.

3. Berkembangnya platform digital dan polusi digital

Ilustrasi hoaks (IDN Times/Sukma Shakti)

Salah satu narasumber FGD yang merupakan Koordinator AMSI wilayah Jateng, Jatim, DIY, Bali dan NTB, Suwarmin menyebut saat ini platform digital masih menjadi rujukan orang banyak. Di sisi lain, belum ada komitmen serius untuk menindaklanjuti akun maupun platform digital jika menyebarkan hoaks maupun ujaran kebencian. "Belum ada sistem yang membatasi kalimat negatif itu secara otomatis dapat ditakedown," ungkapnya.

Narasumber lainnya, yang merupakan Dosen UII, Masduki mengatakan di tengah perkembangan teknologi digital saat ini muncul polusi digital yang menggambarkan informasi sesat yang dapat memecah belah masyarakat. "Seperti iklim, lingkungan itu udara tidak sehat," ujar Masduki.

Menurut Masduki, hal tersebut bukan kesalahan media, namun mereka yang memiliki berbagai kepentingan. "Yang salah bukan kita (media), tapi mereka yang datang untuk kepentingan yang seharusnya bukan mereka yang melakukan. Jadi itu diistilahkan polusi digital, media digital gak bisa menghindari itu," ucapnya.

Share
Editorial Team