Tol Jogja-Solo Butuh Tambahan Ratusan Bidang Tanah, di Mana Saja?

- Penambahan 581 bidang tanah di 11 kecamatan Sleman
- Penambahan terbanyak di Mlati, Depok, dan Kalasan untuk konstruksi dan akses tambahan
- Pembebasan lahan dilakukan bertahap, dimulai dari area Trihanggo
Sleman, IDN Times - Proyek pembangunan Tol Jogja-Solo masih membutuhkan 581 bidang tanah tersebar di 11 kecamatan atau kapanewon di Kabupaten Sleman. Lalu, di manakah lokasi ratusan bidang tanah tambahan untuk proyek infrastruktur bebas hambatan ini?
1. Bidang tanah terbanyak dan terluas
Penambahan ratusan bidang tanah yang termuat dalam Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) ini berada di wilayah administrasi 11 kelurahan di Sleman.
Penambahan tanah ini membentang dari Kecamatan atau Kapanewon Mlati bagian Barat hingga Kalasan sebelah Timur. Mencakup 11 kelurahan, di antaranya Tirtomartani, Purwomartani (Kalasan); Bokoharjo (Prambanan); Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal (Depok); Sinduadi, Sendangadi, Tlogoadi, Tirtoadi (Mlati); dan Trihanggo (Gamping).
Penambahan lahan paling banyak berdasarkan segmen pengerjaannya, tercatat di Seksi 2.1 dengan total 262 bidang tanah seluas sekitar 2,14 hektare.
Penambahan ini mencakup 35 bidang tanah di Purwomartani, 39 bidang tanah di Maguwoharjo. Kemudian, 89 bidang tanah di Condongcatur, 55 bidang tanah di Caturtunggal dan 44 bidang tanah di Sinduadi. Sementara penambahan paling luas ada di Seksi 2.2. Total penambahan bidang tanah mencapai 3,89 hektare.
Detail penambahan bidang tanah Seksi 1.2 sebanyak 173 bidang tanah seluas 2,54 hektare; Seksi 2.1 sebanyak 262 bidang tanah seluas 2,14 hektare; Seksi 2.2 sebanyak 146 bidang tanah seluas 3,89 hektare. Secara keseluruhan, tambahan lahan yang dibutuhkan total mencapai 581 bidang tanah seluas 8,57 hektare.
DPPT juga memuat informasi penambahan lahan paling banyak berdasarkan satuan wilayah kecamatan ada di Depok sebanyak 183 bidang tanah. Disusul Kalasan 158 bidang tanah; Mlati 149 bidang tanah; Prambanan 50 bidang tanah; dan Gamping 41 bidang tanah.
Berdasarkan ukuran luasan, penambahan lahan secara berurutan paling besar adalah Mlati 3,27 hektare; Kalasan 2,46 hektare; Depok 1,32 hektare; Gamping 0,98 hektare; dan Prambanan 0,54 hektare.
2. Alasan masih butuh lahan tambahan

Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman, Hary Listantyo Prabowo menjelaskan, penambahan lahan proyek pembangunan tol ini diajukan karena kebutuhan konstruksi dan akses tambahan. Sebagai contoh, penambahan 41 bidang tanah di Trihanggo seluas 0,98 hektare untuk memberi akses Rumah Sakit Akademi (RSA) UGM di Trihanggo, Gamping serta kebutuhan konstruksi pembangunan akses ramp off.
Hary juga mengungkap, penambahan lahan disebabkan adanya perubahan desain Tol Jogja-Solo, seperti mengakomodir pelebaran jalan dan akses bagi warga sekitar lokasi tol. "Seperti yang di Tirtomartani itu kan sekarang dibuat exit tol, jadi ada pelebaran jalan," ungkapnya.
3. Pembebasan lahan bertahap

Hary melanjutkan, setelah ada kepastian penambahan bidang tanah yang tertuang dalam DPPT, maka upaya pembebasan lahan akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama, pembebasan bidang tanah tambahan ini rencananya akan dilakukan di area Trihanggo.
"Nanti tahap berikutnya kami menunggu arahan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), kemungkinan besar nanti (tahap selanjutnya) di Tirtomartani yang Panti Rini," jelasnya.
Hary menambahkan, surat tugas untuk pelaksanaan identifikasi bidang tanah telah terbut. Sesuai rencana, hari ini tim diterjunkan untuk mengidentifikasi calon lahan tambahan di Simpang Empat Kronggahan, Trihanggo, Gamping.