Festival Layangan Samas Sepi Pedagang Mengeluh Dagangan Tak Laku
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bantul, IDN Times - Festival Layangan Pantai Samas (FLS) yang diharapkan menyedot banyak wisatawan tak sesuai harapan. Jumlah wisatawan saat acara yang digelar selama tiga, Jumat (8/9/2023) hingga Minggu (10/9/2023) tak sebanyak tahun lalu. Sejumlah pedagang layangan dan makanan serta minuman yang menyewa lapak mengeluh dagangan mereka tidak laku.
1. Sepi pembeli, pedagang harus nombok
Salah satu pedagang layangan yang menyewa di lokasi festival, Andri mengatakan dirinya harus membayar Rp150 ribu untuk berdagang layangan selama tiga hari. Namun sejak awal hingga akhir acara, jumlah wisatawan yang datang tak seramai saat gelaran di Pantai Parangkusumo beberapa waktu lalu.
"Harapan saya nekat sewa lokasi untuk berjualan layangan Rp150 ribu, pengunjungnya seperti saat Festival Layangan yang digelar di Pantai Parangkusumo. Tapi kenyataannya pengunjungnya jauh banget dari Festival Layangan di Pantai Parangkusumo," ujarnya pada Minggu (10/9/2023).
"Di Parangkusumo beberapa waktu yang lalu kita jualan layangan tak perlu sewa tempat. Di sini jualan harus bayar tempat tapi pengunjungnya tak sesuai harapan. Sepi pengunjung," imbuhnya.
Menurut Andri, jumlah kunjungan wisatawan cukup banyak pada hari Minggu, namun pada hari Jumat dan Sabtu, tidak terlalu banyak. "Ya gak laku, bagaimana mau laku layangannya, wong wisatawan yang datang juga sedikit. Nombok untuk beli makan dan minum, belum lagi beli rokok," tandasnya.
2. Pedagang makanan membayar uang sewa hingga Rp800 ribu
Tak hanya penjual layangan yang mengaku sepi, pedagang makanan dan minuman harus merogoh uang lebih dalam untuk menyewa stand. Salah satunya adalah Dul, harus membayar uang sewa sebanyak Rp800 ribu. Pembayaran ini untuk berjualan selama tiga hari.
"Sepi banget, pedagang lainnya juga mengeluh sama. Bisa-bisa nombok. Listrik saja kadang mati-mati untuk menyalakan blender membuat minuman untuk pembeli," kata Dul.
Senada dengan Andri, Dul mengaku nekat menyewa tenda karena melihat antusias wisatawan saat Festival Layangan di Pantai Parangkusumo.
Baca Juga: Festival Layangan Diharapkan Hidupkan Lagi Wisata Pantai Samas
3. Persiapan festival dinilai kurang koordinasi
Ketua RT 64, Padukuhan Ngepet, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, sekaligus Ketua II, Desa Wisata Ngepet, Sarijan mengaku festival layangan diakuinya sepi dari pengunjung. Ia menduga salah satu penyebabnya adalah kurangnya koordinasi dengan pengurus Desa Wisata Ngepet.
"Baru satu kali pertemuan saja yang penting acara berjalan. Seperti itu saja hasil rapat yang sebelum FLS digelar," katanya.
Baca Juga: Pikap Terjun ke Jurang di Dlingo Bantul, 4 Orang Terluka
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.