Potensi Banjir Bandang Meningkat, Waspada Sumbatan di Sungai

Imbas dari kemarau panjang

Sleman, IDN Times - Pakar Manajemen Air Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Agus Maryono, mengingatkan masyarakat potensi banjir bandang di awal musim hujan. Potensi banjir bandang bahkan diperkirakan akan meningkat.

"Banjir bandang diprediksi akan meningkat di berbagai tempat. Saya memprediksi ini, karena kita habis kemarau sangat panjang," ujar Prof. Agus, Rabu (6/12/2023).

1. Pemicu banjir bandang

Potensi Banjir Bandang Meningkat, Waspada Sumbatan di SungaiDampak banjir bandang di Sembahe Dua anak berjalan di atas tumpukan material lumpur dan kayu usai banjir bandang di Sembahe, Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (1/5/2023). (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

Agus menjelaskan yang sering terjadi, pemicu banjir bandang adalah longsor. Kalau lokasi di mana ada sumbatan ditemukan masyarakat bisa segera digerakkan untuk membersihkan. "Jika aliran lancar kembali maka risiko banjir bandang akan hilang," kata Agus.

Ia menerangkan, sungai berukuran kecil dan menengah di daerah berbukit dengan tebing yang terjal memiliki risiko longsor dan banjir bandang yang lebih tinggi dibandingkan dengan sungai-sungai besar. Di samping itu, risiko banjir bandang juga lebih tinggi di sungai di mana banjir bandang pernah terjadi sebelumnya.

2. Susur dan periksa sungai

Potensi Banjir Bandang Meningkat, Waspada Sumbatan di SungaiGerakan Bersih Sungai (Geber's) menyusuri sungai untuk membersihkan sampah sungai deli (Dok. Istimewa)

Menurut Agus, kegiatan susur dan periksa sungai perlu dilakukan utamanya di sungai-sungai yang melewati pemukiman atau perkampungan. Aktivitas ini dilakukan secara bergotong royong antara masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha. 

“Masyarakat diajak dan hasilnya didiskusikan dengan masyarakat agar mereka paham dan merasa memiliki sungai tersebut. Jika tidak ada banjir bandang masyarakat sejahtera dan dapat memanfaatkan sungai untuk wisata, perikanan, hingga pertanian,” paparnya. 

Di Yogyakarta sendiri, lanjutnya, risiko banjir bandang dapat ditemukan di sejumlah sungai, termasuk Sungai Code. Ia pun mengapresiasi keberadaan berbagai komunitas sungai yang turut berkontribusi mengedukasi dan menggerakkan masyarakat untuk menjaga lingkungan sungai dan mengantisipasi berbagai risiko permasalahan.

Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem di DIY, Hati-hati Petir 

3. Perlu sinergi berbagai pihak

Potensi Banjir Bandang Meningkat, Waspada Sumbatan di SungaiKepala Pusat Studi Bencana UGM, Anggri Setiawan. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Menurut Kepala Pusat Studi Bencana UGM, Anggri Setiawan, pemerintah sebenarnya telah cukup hadir dalam mitigasi bencana hidrometeorologi dengan berbagai peraturan perundang-undangan maupun kelembagaan. “Negara kita secara sistem sebetulnya sudah baik, semua sudah ada bagiannya. Yang perlu dioptimalkan adalah aksi antisipasi, yang saat ini juga sedang digalakkan di tingkat internasional dan di tingkat nasional sedang dirumuskan pedomannya,” terangnya.

Ia menambahkan, pergantian musim menjadi momen baik untuk menambah literasi masyarakat terkait fenomena bencana hidrometeorologi yang menurutnya relatif bisa diprediksi dengan berbagai metode. Dengan sinergi yang baik antara berbagai pemangku kepentingan, risiko bencana dapat diantisipasi dan dampaknya bisa diminimalkan.

“Bencana bisa ditangani secara pentahelix. Mari kita dorong aksi antisipasi dengan menyajikan contoh sukses untuk melengkapi manajemen bencana yang sudah ada,” kata Anggri.

Baca Juga: Dalam 1 Jam Gunung Merapi Muntahkan 4 Kali Awan Panas Guguran

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya