Pedagang Pasar Beringharjo Keluhkan Keuntungan Penjualan Turun 

Penjualan live ecommerce disebut turunkan penjualan 

Yogyakarta, IDN Times - Fenomena berjualan social ecommerce disebut memberi dampak pada penurunan penjualan di pasar tradisional, termasuk Pasar Beringharjo. Penurunan pendapatan yang dirasakan pedagang disebut mencapai 50 persen.

Salah satu pedagang kain batik di Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta, Nur Husnul Khotimah mengungkapkan penjualan sepi sudah dirasakan sejak Juli 2023. Kondisi itu belum membaik hingga saat ini.

1. Penjualan melalui live ecommerce turunkan penjualan pedagang konvensional

Pedagang Pasar Beringharjo Keluhkan Keuntungan Penjualan Turun Ilustrasi media sosial. (dok. samsung.com)

Nur mengungkapkan pada Januari 2023, penjualan batik di tempatnya masih cukup baik. Sebelum Agustus menurut Nur, penjualannya diakuinya mulai menurun. Dia menyebut penurunan produk di tempatnya, akibat munculnya beragam pilihan belanja online di masyarakat. "Adanya Tiktok, Shoppe pengaruh sekali, ada live-live itu. Biasanya pasar ramai jadi sepi," ungkap Nur.

2. Masih mengandalkan penjualan secara offline

Pedagang Pasar Beringharjo Keluhkan Keuntungan Penjualan Turun Pedagang di Pasar Beringharjo (IDN Times/Holy Kartika)

Nur sendiri mengaku tetap mengandalkan penjualan secara konvensional, meski tokonya juga memiliki akun Shopee. Ia berharap kepada pemerintah agar ada aturan yang jelas untuk perdagangan secara daring.

"Harus ada aturan yang jelas, batasan perdagangan online itu. Kasihan yang jualan offline, apalagi yang tidak bisa main gitu (jualan online)," ungkap Nur.

Baca Juga: 7 Kuliner yang Jadi Hidden Gems di Pasar Beringharjo, Wajib Cicip!

Baca Juga: Malioboro Full Pedestrian Sambut Sumbu Filosofi jadi Warisan Dunia

3. Pemda DIY dorong penjualan produk lokal

Pedagang Pasar Beringharjo Keluhkan Keuntungan Penjualan Turun Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Daerah Istimewa Yogyakarta (Disperindag DIY), Syam Arjayanti mengatakan Pemda DIY berupaya mendukung industri lokal melalui Program Peningkatan, Penggunaan, Produk Dalam Negeri (P3DN). Melalui program ini anggaran Pemda diwajibkan membeli produk Industri Kecil Menengah (IKM) yang ada di Indonesia.

"Mau dibelikan itu sekitar Rp1,5 triliun itu DIY (target Pemda DIY belanja untuk membeli produk dalam negeri). Kami juga gencar agar industri kecil menengah (IKM) bisa onboarding, bisa di e-catalog. Jika masuk e-catalog bisa diakses secara nasional," ungkap Syam.

Baca Juga: 6 Warung Bakmi Jawa dekat Malioboro, Legendaris!

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya