Pameran Seni Nandur Srawung Kembali Digelar, Catat Tanggalnya

Mengusung tajuk Habitat: Loka Carita

Yogyakarta, IDN Times - Pameran seni Nandur Srawung kembali digelar di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), dari tanggal 15–28 Agustus, pukul 11.00–21.00 WIB. Mengusung tajuk 'Habitat: Loka Carita', pameran seni rupa Nandur Srawung #10 ini mencakup beberapa aspek.

"Habitat adalah lingkungan tempat tinggal atau hidup dari suatu organisme atau populasi organisme tertentu. Konsep loka merujuk pada tempat atau lokasi tertentu dalam kebudayaan atau masyarakat tertentu. Carita adalah salah satu bentuk sastra lisan tradisional Indonesia yang berasal dari masyarakat Jawa," ujar Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud), Dian Lakshmi Pratiwi, Selasa (15/8/2023).

Istilah 'carita' berasal dari bahasa Jawa yang berarti cerita atau kisah. Penerapan konsep Habitat: Loka Carita dalam pameran seni rupa ini akan mencakup beberapa aspek, yaitu eksplorasi gagasan mengenai kesadaran akan habitat kehidupan yang sehat, aman, dan inklusif melalui pengamatan dan penyelidikan atas situs dan narasi yang muncul di seputarnya.

1. Ruang pameran utama menjadi 6 bagian

Pameran Seni Nandur Srawung Kembali Digelar, Catat TanggalnyaPameran Nandur Srawung di Taman Budaya Yogyakarta. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Pameran Nandur Srawung #10 dikuratori oleh Arsita Pinandita, Bayu Widodo, Irene Agrivina, Rain Rosidi, dan Sudjud Dartanto. Pada pameran kali ini Nandur Srawung bekerja sama dengan Zulfian Amrullah, selaku perancang pameran (exhibition designer) yang menangani tata ruang pamer dan sebagai seniman yang menciptakan karya fasad yang merespon tema Habitat:Loka Carita.

"Sebagai penanda satu dekade Nandur Srawung, ruang pameran utama dibagi menjadi 6 bagian. "Masing-masing menyajikan hubungan seni dengan tema-tema besar kemanusiaan, yaitu spiritualitas, lingkungan (ekologi), identitas & inklusivitas, aktivisme, teknologi, dan kesadaran sejarah (literasi)," ungkap Kepala TBY, Purwiati.

2. Nandur gawe dan srawung sinau

Pameran Seni Nandur Srawung Kembali Digelar, Catat TanggalnyaPameran Nandur Srawung di Taman Budaya Yogyakarta. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Beberapa karya dalam pameran dikerjakan melalui metode riset di lapangan melalui program pra-acara bertajuk Nandur Gawe, residensi seni di situs lokal DIY. Residensi seni ini diikuti 10 partisipan, lokal dan internasional, di 5 titik situs di DIY, yaitu Kota Yogyakarta, Kampung Ketandan, Kabupaten Sleman yaitu Pesanggrahan Ambarukmo. Kabupaten Gunungkidul, Pohon Resan, Kabupaten Bantul, Makam Seniman Giri Sapto dan Kabupaten Kulon Progo, Cagar Budaya Bulurejo.

Selain pameran sebagai agenda utamanya, tahun ini Nandur Srawung merancang program pra-acara lainnya yaitu kelas Srawung Sinau: Lokakarya bersama praktisi. Program edukasi ini adalah sarana berbagi dan pertukaran ilmu dari praktisi di balik layar penyelenggaraan acara seni yang penting bagi keberlangsungan ekosistem seni. Program ini berkolaborasi dengan praktisi-praktisi yang ahli di bidangnya dan terbagi dalam tiga kategori kelas yaitu Rancang Bangun Pameran Seni (exhibition designer) oleh Zulfian Amrullah, Penangan Seni (art handler) oleh Soga Studio, dan Penulisan Proposal Pameran Seni (art proposal writing and development) oleh Irene Agrivina.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Pameran Seni Menarik di Jogja, Agustus 2023

3. Program harian nandur srawung

Pameran Seni Nandur Srawung Kembali Digelar, Catat TanggalnyaPameran Nandur Srawung di Taman Budaya Yogyakarta. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Program harian tersebut yaitu Bursa Seni, menyajikan art merchandise seniman, Srawung Moro yaitu kunjungan ke situs residensi, Nandur Kawruh, yaitu wicara seni. Tur Kuratorial, bagi pengunjung umum, siswa siswi sekolah, dan penyandang disabilitas, ada NSX Lab program lokakarya untuk publik, Panggung Srawung, dan aktivasi karya seni.

Seluruh program-program tahun ini, adalah wujud cerminan nilai-nilai yang
menjadi visi misi Nandur Srawung sebagai sebuah institusi seni. Nilai-nilai
tersebut adalah inklusi, rekreasi, edukasi, inovasi, dan kolaborasi.

Inklusi diwujudkan dengan melibatkan seniman, komunitas, dan masyarakat dari berbagai kalangan. Sebagai ruang rekreasi, diharapkan dapat merangsang pertumbuhan industri pariwisata yang dapat memicu pada pertumbuhan ekonomi. Dalam hal edukasi sebagai sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk mengapresiasi seni dan budaya.

Inovasi yang hadir dalam bentuk program-program barunya yang selalu segar dan mutakhir. Kerja-kerja kolaborasi dalam lingkup nasional dan global sebagai wujud konkrit pemaknaan kata srawung itu sendiri.

Baca Juga: Seniman Jogja Ciptakan Karya Seni dari Tumpukan Sampah 

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya