Momen Nataru Berpotensi Mengerek Inflasi di Jogja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (BI Kpw DIY) mengingatkan potensi kenaikan harga menjelang akhir tahun, ditambah dampak El Nino yang berpotensi meningkatkan angka inflasi.
Tren inflasi di DIY pada Oktober 2023, tercatat 3,30 persen (yoy), sudah mengalami perlambatan jika dibanding bulan sebelumnya yang masih di atas 4 persen. "Meski melambat masih di atas area 3 persen," ujar Kepala BI Kpw DIY, Ibrahim, saat Rapat Koordinasi Daerah Tim Pengendali Inflasi Daerah, di Grand Mercure, Selasa (24/10/2023).
1. Jelang Nataru sejumlah harga pangan perlu diperhatikan
Ibrahim menuturkan sejumlah harga menjadi perhatian jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) nanti. Sementara memasuki bulan November dan Desember, disebut Ibrahim perlu menjadi perhatian, karena berpotensi terjadi kenaikan harga.
"Potensi kenaikan tarif listrik, cukai hasil tembakau, dan potensi gangguan produksi akibat El Nino. Meski ada faktor penahan inflasi yang diharapkan bisa diperkuat bersama," kata Ibrahim.
2. El Nino berdampak pada kenaikan harga beras
Ibrahim menggarisbawahi adanya El Nino, jika dibandingkan curah hujan tahun ini, dan tahun, disebut sangat berbeda. "Agustus, September, Oktober, kalau kita bandingkan dengan tahun lalu sangat beda. Tahun ini belum ada curah hujan, kalau kita bandingkan tahun lalu yang signifikan sudah menunjukkan peningkatan," kata Ibrahim.
Ibrahim menyebut dampak kekeringan juga terlihat meluas pada produksi dan panen di DIY. Meski untuk kebutuhan di DIY masih surplus, namun adanya permintaan berbagai daerah membuat harga beras secara umum mengalami kenaikan.
3. Upaya pengendalian inflasi
Upaya pengendalian inflasi, Bank Indonesia melakukan sejumlah langkah, seperti pelaksanaan operasi pasar, pasar murah, dan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), yang terealisasi sebanyak 360 kali hingga 12 Oktober 2023. Berbagai upaya tersebut dilakukan di seluruh kabupaten/kota di DIY.
Berdasarkan analisa efektivitas pelaksanaan operasi pasar dan pasar murah di DIY, secara signifikan mempengaruhi harga pasar pada H+3 kegiatan. Dampak subsidi harga berkisar tiga persen, terhadap harga pasar yang berlangsung dalam jangka pendek atau enam hari. Setelah enam hari, maka dampak subsidi berangsur mengecil.
Baca Juga: 7 Tempat Makan Mie Aceh di Jogja, Bumbunya Nendang Bikin Candu