Keraton Yogyakarta Bakal Menggelar Garebeg Maulud Pekan Depan 

Warga bisa ikut memperebutkan gunungan

Yogyakarta, IDN Times - Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat akan melaksanakan Hajad Dalem Garebeg Maulud di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran - Kagungan Dalem Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta, pada Kamis (28/9/2023), mulai pukul 08.00-12.00 WIB. Pelaksanaan Garebeg Maulud tahun ini dilakukan dengan iring-iringan bregada prajurit dan tujuh gunungan.

“Gunungan yang berada di Bangsal Pancaniti, Kamandungan Lor, akan dibawa oleh Kanca Abang melalui Regol Brajanala Sitihinggil Lor-Pagelaran-keluar lewat barat Pagelaran menuju Masjid Gedhe. Di Masjid Gedhe, setelah didoakan, akan ada dua buah gunungan yang dibawa menuju Pura Pakualaman dan Kompleks Kepatihan,” ujar Penghageng II KHP Widya Budaya KRT Rintaiswara, Kamis (21/9/2023).

1. Masyarakat yang ingin ikut merayah gunungan harus tertib

Keraton Yogyakarta Bakal Menggelar Garebeg Maulud Pekan Depan ilustrasi Upacara Grebeg yang dilakukan masyarakat suku Jawa (unsplash.com/Angga Indratama)

Kanjeng Rinta sapaan akrabnya menambahkan sebelum prosesi Garebeg Maulud, terlebih dulu dilakukan prosesi Numplak Wajik di Panti Pareden, Kompleks Magangan pada Senin (25/9/2023) selepas (bakda) asar dipimpin oleh Putra Dalem. Sementara untuk gladi
resik prajurit berlangsung Minggu (24/9/2023) mulai pukul 15.30 WIB.

Selama pelaksanaan Hajad Dalem Sekaten, Keraton Yogyakarta mengimbau masyarakat yang mengikuti rangkaian agenda hingga Garebeg Maulud untuk tertib. "Keraton mengimbau agar masyarakat dapat merayah gunungan setelah mendengar aba-aba serta seusai gunungan tersebut selesai didoakan," kata Kanjeng Rinta.

2. 10 bregada prajurit keraton akan mengawal gunungan

Keraton Yogyakarta Bakal Menggelar Garebeg Maulud Pekan Depan Ilustrasi Bregada Keraton Yogyakarta (instagram.com/kratonjogja)

Selain itu terdapat 10 Bregada Prajurit Keraton yang mengawal gunungan yakni Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Ketanggung, Mantrijero, Nyutra, Bugis, dan Surakarsa. Bregada Bugis akan mengawal gunungan hingga Kepatihan. Sementara gunungan untuk Pura Pakualaman akan dikawal oleh Prajurit Pura Pakualaman yakni Dragunder dan Plangkir.

Terdapat lima jenis gunungan yang dibagikan, yaitu Gunungan Kakung, Estri atau Wadon, Gepak, Dharat, dan Pawuhan. “Gunungan tersebut akan dikeluarkan secara berurutan dari Keraton sesuai dengan urutan tadi,” tambah Kanjeng Rinta.

Sebanyak tiga Gunungan Kakung, peruntukannya masing-masing untuk Masjid Gedhe, Pura Pakualaman, dan Kepatihan. Sementara yang lainnya masing-masing berjumlah satu buah dan ikut dirayah di Masjid Gedhe, bersama satu Gunungan Kakung. “Penambahan dua Gunungan Kakung ini, dilakukan pada masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono X,” kata Kanjeng Rinta.

Baca Juga: Polisi Tembak Drone Saat Garebeg Syawal di Halaman Masjid Kauman Jogja

3. Makna dari Garebeg

Keraton Yogyakarta Bakal Menggelar Garebeg Maulud Pekan Depan Ilustrasi Grebeg, Keraton Yogyakarta. (Dok. Istimewa)

Kanjeng Rinta menambahkan Garebeg merupakan salah satu upacara yang masih rutin dilaksanakan oleh Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kata Garebeg, berasal dari Bahasa Jawa memiliki arti berjalan bersama-sama di belakang Ngarsa Dalem atau orang yang dipandang seperti Ngarsa Dalem. “Sayuran serta palawija yang menjadi bahan dalam Gunungan melambangkan bahwa sejatinya kita adalah masyarakat agraris,” imbuhnya.

Sejak dimulainya rangkaian peringatan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW, Keraton Yogyakarta memberlakukan no fly zone di Kawasan Keraton Yogyakarta. Artinya, masyarakat dilarang untuk menerbangkan drone dan sejenisnya 0-150 meter dari permukaan tanah (0-492 feet AGL). Hal ini guna mendukung kelancaran seluruh prosesi, sekaligus memberikan penghormatan terhadap jalannya Hajad Dalem dan ubarampe yang dibagikan sebagai perlambang sedekah raja. Aturan ini juga sesuai dengan Nomor NOTAM B1833/23 NOTAMN yang diterbitkan AirNav Indonesia.

Baca Juga: Makna Garebeg Sawal, Wujud Syukur Keraton Yogyakarta

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya