Kenalkan Sejarah Sumbu Filosofi, DPAD DIY Gelar Pameran Arsip  

DPAD cari arsip sumbu filosofi hingga perpustakaan Inggris  

Yogyakarta, IDN Times - Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DPAD DIY) menggelar Pameran Arsip 2023 dengan tajuk Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia di Depo Arsip DPAD DIY, Selasa (24/10/2023). Pameran tersebut diselenggarakan untuk mengenalkan Sumbu Filosofi Yogyakarta yang telah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

1. Wujud dukungan memperkokoh sumbu filosofi

Kenalkan Sejarah Sumbu Filosofi, DPAD DIY Gelar Pameran Arsip  Pembukaan Pameran Arsip 2023 dengan tajuk Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia di Depo Arsip DPAD DIY. (Dok. Istimewa)

Kepala DPAD DIY, Monika Nur Lastiyani menjelaskan tantangan arsip DPAD DIY berupa teks terbilang sedikit, lebih banyak berupa gambar dan foto. Hal itu sempat membuat pihaknya ragu saat mecoba mengangkat Sumbu Filosofi sebagai memori kolektif bangsa tahun 2022. Pasalnya, ketika berbicara tentang memori kolektif bangsa yang lebih diutamakan seberapa besar peran arsipnya, sedangkan saat berbicara Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia yang dikedepankan filosofinya.

"Ini dua sisi yang saling mendukung. Kami sangat mendukung dan sangat ingin berperan aktif untuk dapat memperkokoh Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia dengan arsip yang kami miliki,” ujar Monika. 

Monika mengatakan arsip terkait DIY, tidak hanya ada di Indonesia, namun juga beberapa ada di luar negeri, untuk mendapatkan arsip statis tersebut bekerja sama dengan British Library tahun 2018. Hasilnya di tahun 2019, DPAD DIY berhasil mendapatkan naskah digital sebanyak 75 naskah.

“Kemudian beberapa waktu lalu kami juga mencoba melakukan penelusuran dan akuisisi terkait arsip Puro Pakualaman yang kami lakukan di Belanda, dan kami berhasil mendapatkan beberapa naskah meskipun format digital,” ungkap Monika. 

Dia berharap pameran arsip tersebut dapat memperkenalkan arsip kepada masyarakat luas. “Dengan pameran seperti ini masyarakat memiliki pemahaman bahwa arsip sebuah memori yang benar-benar harus kita lestarikan,” katanya. 

2. Arsip sebagai media pembelajaran

Kenalkan Sejarah Sumbu Filosofi, DPAD DIY Gelar Pameran Arsip  Pameran Arsip 2023 dengan tajuk Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia di Depo Arsip DPAD DIY. (Dok. Istimewa)

Kepala Bidang Pengolahan Arsip Statis DPAD DIY, Rakhmat Sutopo menjelaskan, ada tiga alasan mengapa pihaknya memilih tema Sumbu Filosofi dalam pameran itu. Pertama berkaitan dengan momentum pengesahan Sumbu Filosofi oleh UNESCO. Kedua Sumbu Filosofi adalah warisan leluhur yang perlu ditransfer ke generasi saat ini agar filosofi ajaran HB I bisa diaplikasikan dalam kehidupan. "Terakhir kami ingin ikut mempublikasikan kekayaan DIY yang memang sangat beragam melalui keberadaan arsip," katanya.

Budi menerangkan total terdapat sebanyak 29 arsip yang ditampilkan. Sejumlah arsip itu sebagian besar terdiri dari foto dan juga gambar. Pihaknya harus memilih arsip yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman agar masyarakat bisa menyaksikan lantaran jumlahnya yang sangat banyak. 

"Sebagian besar foto dan gambar itu diambil pada periode 1800 sampai 1900 an, kita juga menyesuaikan dengan lokasi pameran yang terbatas sehingga dipilih karya yang benar-benar representatif," jelasnya. 

Karya yang ditampilkan tersebut diambil dari khazanah Pemda DIY, Pemkot Jogja dan juga kepunyaan KITLV Belanda. Ada pula dua foto terbaru berupa gambar para delegasi Pemda DIY saat mengikuti sidang penetapan Sumbu Filosofi di Riyadh, Arab Saudi beberapa waktu lalu. Sementara foto lainnya berisi tentang Panggung Krapyak, Keraton Yogyakarta, Tugu dan sejumlah atribut lain. 

"Masyarakat bisa berkunjung ke lokasi pameran dan gratis untuk bisa mengetahui atribut serta kawasan Sumbu Filosofi dari masa ke masa," katanya.

Baca Juga: 14 Destinasi Wisata Sumbu Filosofi Yogyakarta, Seru Sambil Gowes

3. Kekhasan DIY dalam Sumbu Filosofi

Kenalkan Sejarah Sumbu Filosofi, DPAD DIY Gelar Pameran Arsip  Pameran Arsip 2023 dengan tajuk Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia di Depo Arsip DPAD DIY. (Dok. Istimewa)

Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Daud Aris Tanudirjo menyampaikan DIY memiliki kekhasan dengan perpaduan cagar budaya yang intangible dan tangible yang dikemas dalam Sumbu Filosofi.  “Itu yang kita coba mengapa ini (Sumbu Filosofi) tidak dilestarikan dan diwariskan. Sumbu itu mempunyai pesan kesan, tidak hanya dulu tetapi juga sekarang. Itu (makna filosofi Sumbu Filosofi) banyak dipakai oleh dunia saat ini (yaitu) sustainable,” katanya. 

Daud memaparkan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana yang ada dalam Sumbu Filosofi misalnya, dalam filosofi tersebut dapat dimaknai mengajak masyarakat untuk dapat memperindah dunia, bukan merusaknya. 

Menurut Daud nilai yang terkandung dalam Sumbu Filosofi tersebut perlu untuk diwariskan pada generasi mendatang, karena itu proses penominasian Sumbu FIlosofi sebagai warisan budaya dunia dilakukan sejak tahun 2014. Kemudian September 2023, Sumbu Filosofi ditetapkan sebagai warisan budaya dunia. 

Sementara Tim Ahli Cagar Budaya DIY, Yuwono Sri Suwito menyampaikan Sumbu Filosofi memiliki makna mikrokosmos dan makrokosmos yang dinilai penting untuk dapat dimaknai. Dia menyampaikan arsitektur dalam Keraton Jogja yang berada di antara Gunung Merapi dan Laut Selatan dinilai memiliki nilai filosofi yang karena dirancang sendiri oleh Sultan HB I. 

“Arsiteknya Keraton Jogja itu Mangkubumi, arsiteknya Keraton Solo juga Mangkubumi. Saat dia mengarsiteksi Keraton Solo, itu ada campur tangan kakaknya dan Patih Pringgoloyo. Kemudian pada saat dia menjadi Sultan HB I, dia mengarsiteki keratonnya sendiri," katanya.

Baca Juga: 7 Rekomendasi UNESCO Usai Sumbu Filosofi Yogyakarta jadi Warisan Dunia

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya