Inflasi September di DIY 3,30 Persen, Beras Jadi Pemicu

Berbagai upaya dilakukan untuk stabilkan harga beras

Yogyakarta, IDN Times - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatatkan inflasi sebesar 3,30 persen (year-on-year) pada September 2023. Salah satu komoditas yang memberikan andil besar inflasi di DIY yaitu beras, sebesar 0,56 persen. 

Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, harga beras pada minggu keempat bulan September 2023 berada pada kisaran Rp11.450-Rp13.675 per kilogram. Sementara untuk beras premium pada kisaran Rp11.625-Rp15.175 per kg.

1. Disperindag DIY menilai harga masih stabil

Inflasi September di DIY 3,30 Persen, Beras Jadi PemicuIlustrasi gudang beras. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Pada Senin (2/10/2023) harga beras juga masih sama dengan rata-rata minggu keempat September, yaitu pada kisaran Rp11.450-Rp13.675 per kg. Sementara untuk beras premium pada kisaran Rp11.625-Rp15.175 per kg.

Penjabat Fungsional Pengawas Perdagangan Muda Disperindag DIY, Sabar Santoso, mengatakan harga beras yang ada terbilang stabil. Pasalnya ada suplai yang berkelanjutan dari Bulog ke pasar pantauan yang ada di DIY. 

2. Operasi pasar untuk mengendalikan harga

Inflasi September di DIY 3,30 Persen, Beras Jadi PemicuKegiatan Pasar Murah di Kapanewon Kalasan. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Sabar juga mengatakan Operasi Pasar khusus beras ada sebanyak 10 ton dengan mekanisme yang berbeda, yaitu melalui Segoro Amarto. Harga beras yang dijual di Segoro Amarto ini lebih rendah dari pasar.

"Yang dijual di Segoro Amarto akan lebih rendah dari pasar, tapi dengan jumlah terbatas, tapi terus menerus stok. Pasokan aman sehingga harga aman dan terkendali," ungkapnya.

Baca Juga: Inflasi di DIY Melandai pada Juni 2023, Dipicu Harga BBM

3. Kelompok makanan minuman hingga tembakau sumbang inflasi

Inflasi September di DIY 3,30 Persen, Beras Jadi PemicuIlustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, dalam rilis tertulisnya menyebutkan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,97 persen. Lalu, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,58 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,02 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,39 persen; kelompok kesehatan sebesar 5,42 persen; kelompok transportasi sebesar 1,50 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,75 persen; kelompok pendidikan sebesar 3,97 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,54 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,00 persen. Sementara kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,19 persen.

"Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada September 2023, antara lain beras, rokok kretek filter, uang kuliah akademi/perguruan tinggi, bawang putih, emas perhiasan, bahan bakar rumah tangga, kontrak rumah, tarif kereta api, teh siap saji, daging ayam ras, tukang bukan mandor, rokok putih, nasi dengan lauk, es, dan gudeg," kata Herum.

Baca Juga: Bank Indonesia Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi DIY Tumbuh Positif

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya