Inflasi di DIY Melandai pada Juni 2023, Dipicu Harga BBM

Penyesuaian tarif BBM tahan laju inflasi

Yogyakarta, IDN Times - Inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) semakin melandai pada Juni 2023. Inflasi tercatat sebesar 4,20 persen, menurun dibandingkan bulan sebelumnya 4,72 persen. Secara kumulatif Januari hingga Mei 2023, inflasi DIY tercatat 1,64 persen (year-to-date/ytd).

"Melandainya inflasi DIY Juni didorong oleh penyesuaian tarif BBM non subsidi," kata Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kantor Perwakilan (BI Kpw) Yogyakarta, Harso Hutomo, Selasa (4/7/2023).

1. Komoditas penahan laju inflasi

Inflasi di DIY Melandai pada Juni 2023, Dipicu Harga BBMIlustrasi pengisian BBM di SPBU Pertamina. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Diketahui harga Pertamax mengalami penurunan dari Rp13.300/liter menjadi Rp12.400/liter, begitu pula dengan Pertamina Dex dari Rp14.600/liter menjadi Rp13.250/liter. Dengan kondisi tersebut, komoditas bensin memberikan andil deflasi sebesar 0,07 persen (month-to-month/mtm).

Selain itu penurunan inflasi didukung juga oleh komoditas pangan utama antara lain beras, cabai merah, dan bawang merah. Terjaganya harga beras pada Juni 2023 disebabkan oleh stabilnya permintaan yang disertai dengan optimalisasi pasokan hasil panen padi pada Musim Tanam (MT) II dan Operasi Pasar yang dilakukan secara kontinu. Sementara untuk cabai dan bawang merah, penurunan harga terjadi sejalan dengan meningkatnya pasokan seiring terjadinya musim panen pada bulan Juni 2023.

2. Komoditas yang mendorong laju inflasi

Inflasi di DIY Melandai pada Juni 2023, Dipicu Harga BBMilustrasi daging ayam segar (unsplash.com/jksloan)

Melandainya inflasi DIY tertahan oleh meningkatnya harga daging ayam ras. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga daging ayam di Kota Yogyakarta pada Juni 2023 mencapai Rp40.150 meningkat dibandingkan harga bulan Mei Rp37.750. Kenaikan harga daging ayam ras ini imbas dari naiknya harga jagung dan bekatul untuk pakan ayam yang memengaruhi harga produksi.

Komoditas pangan utama penyumbang inflasi lainnya adalah bawang putih, yang didorong oleh terbatasnya pasokan impor. Terbatasnya pasokan yang mendorong kenaikan bawang putuh terpantau terjadi hampir di seluruh daerah Indonesia.

"Hal lain yang mendorong inflasi di DIY adalah kenaikan harga mobil. Kenaikan harga ini dipicu oleh penyesuaian harga acuan Low Cost Green Car (LCGC) sebagai respons dari produsen terhadap kenaikan biaya bahan baku produksi," ungkap Harso.

Baca Juga: Ditemukan 97 Titik Kerusakan Akibat Gempa, BPBD Bantul Mulai Benahi

3. Upaya pengendalian inflasi di DIY

Inflasi di DIY Melandai pada Juni 2023, Dipicu Harga BBMIlustrasi Inflasi (IDN Times/Arief Rahmat)

BI bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY memperkirakan inflasi DIY akan terus melandai. Sehingga dalam realisasi keseluruhan tahun 2023, inflasi akan berada dalam rentang target inflasi 3,1 +/- 1 persen.

Dalam jangka pendek, TPID DIY akan terus melanjutkan upaya-upaya peningkatan pasokan dan stabilitas harga baik melalui KAD intraprovinsi maupun dari luar daerah, peningkatan intensitas operasi pasar, optimalisasi lahan, pengembangan pertanian off season, serta terus melakukan monitoring implementasi kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET), terutama dalam mewaspadai risiko El Nino ke depan.

"Seluruh upaya pengendalian inflasi tersebut dilakukan melalui sinergi TPID dengan berbagai pihak melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIPI).

Baca Juga: Gunungkidul Buka Peluang Wisata Dirgantara Naik Pesawat Kecil

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya