Dugaan Intimidasi Wali Murid SD di Kalasan, Disdik Sleman akan Mediasi

Disdik sudah klarifikasi ke kepala sekolah dan wali murid

Sleman, IDN Times - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman akan melakukan mediasi terkait dugaan intimidasi yang diterima salah seorang wali murid, di salah satu SD Negeri di Kalasan. Diharapkan permasalahan ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kepala Disdik Sleman, Ery Widaryana, mengatakan baru mengetahui persoalan ini pada Senin (31/10/2022) pagi. Ia juga telah memanggil pihak-pihak terkait masalah ini.

"Kepala sekolah sudah saya undang. Terkait ini benar atau tidak (intimidasi). Versi kepala sekolah tidak ada intimidasi," kata Ery.

1. Verifikasi juga pada DS

Dugaan Intimidasi Wali Murid SD di Kalasan, Disdik Sleman akan MediasiIlustrasi Pelajar SD (IDN Times/Mardya Shakti)

Ery menyebut juga telah bertemu dengan DS pada siang harinya, terkait persoalan ini. "DS siang ke sini dengan pendampingnya. Sudah tak tanya apa permasalahannya, dan sudah membeberkan (permasalahannya)," ujar Ery.

Ery menyebut pihaknya juga akan memfasilitasi untuk mediasi. Diharapkan mediasi ini dapat menyelesaikan permasalahan yang muncul ini. "Akan ada mediasi," kata Ery.

Baca Juga: Ngaku Diintimidasi Sekolah, Wali Murid SDN di Kalasan Lapor Ombudsman 

2. Mediasi dalam waktu dekat

Dugaan Intimidasi Wali Murid SD di Kalasan, Disdik Sleman akan MediasiIlustrasi ruang pertemuan (Pixabay.com/Pexels)

Diketahui DS juga sempat mengalami down akibat permasalahan ini. Ery meminta kepada DS agar tidak perlu terbebani dengan masalah yang menyangkut dirinya ini.

"Intinya menyelesaikan (masalah) dengan musyawarah sebaik-baiknya. Nanti akan kita mediasi minggu ini, kita baru mencari waktunya," ujar Ery.

3. Permasalahan awal

Dugaan Intimidasi Wali Murid SD di Kalasan, Disdik Sleman akan MediasiKantor Ombudsman RI Perwakilan DIY (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Relawan sekaligus tetangga yang mendampingi DS melapor ke Ombudsman RI Perwakilan DI Yogyakarta, Katarina Susi Indraswari, mengatakan dugaan intimidasi tersebut berawal dari sebuah pesan berantai. Pesan tersebut berisi terkait proposal pembangunan sarana prasaran sekolah sebesar Rp300 juta.

Diduga pesan tersebut juga diterima oleh wali murid yang lain juga. "Di luar itu sudah ada mungkin dari teman-teman menerima itu pesan kaleng (berantai) bahwa di SD tersebut terjadi kasus tentang Rp300 juta ini. Mulai dari ada celah mark up di sana, dana BOS juga enggak ketahuan dimana dan segala macam itu muncul," kata Susi.

Pesan yang tidak diketahui awal mula munculnya tersebut diterima DS. "DS sebenarnya hanya ingin bertanya di grup yang berisi wali murid, pada 12 Oktober 2022. Sebenarnya hanya bertanya kebenaran pesan tersebut," ujar Susi.

Diharapkan persoalan tersebut selesai di grup. Namun, bukannya mendapat jawaban di grup tersebut, DS justru mendapat panggilan dari kepala sekolah. "Tiba-tiba korban ini kemudian dipanggil kepala sekolah untuk bertemu. Mungkin tentang anaknya, tapi ternyata dia di sana langsung dihadapkan oleh komite dan kepala sekolah. Lalu ditanyain tentang ini (pesan), macem-macem dicecar pertanyaan dan ancaman," ujar Susi.

Baca Juga: Ombudsman DIY Temukan Praktik Perjokian Wali di PPDB

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya