Curhat Buruh Gendong Pasar Jelang HUT RI, Beban Hidup Tak Berkurang  

Buruh gendong pasar inginkan perlindungan kerja 

Yogyakarta, IDN Times - Menyambut hari kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia (RI), ratusan buruh gendong yang rata-rata berusia lanjut di Pasar Beringharjo terus bekerja keras. Sayangnya tidak jarang mereka harus merasakan kekecewaan karena tidak mendapatkan uang.

Salah satu buruh gendong asal Kulon Progo, Jumini membagikan kisahnya. Perempuan berusia 58 tahun itu sudah bersiap sedari pagi untuk mengadu nasib. "Biasanya berangkat menggunakan bus pukul 05.00 WIB dari Kulon Progo. Kemudian lanjut naik becak ke Pasar Beringharjo. Pulang baru pukul 16.30 WIB," cerita Jumini, Selasa (15/8/2023).

1. Berat puluhan kilogram dan upah yang tidak pasti

Curhat Buruh Gendong Pasar Jelang HUT RI, Beban Hidup Tak Berkurang  Buruh gendong Yogyakarta. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Kesehariannya di pasar, Jumini menawarkan jasa untuk membantu mengangkat barang kepada para pembeli di Pasar Beringharjo. Berat puluhan kilogram pun harus diangkat. 

"Tidak pasti kalau pendapatannya, terkadang sekali angkut Rp5 ribu, kadang Rp10 ribu. Kalau ramai itu biasanya pas hari libur. Bisa kuat sampai lima dus kerupuk, sampai lantai atas, tapi kalau lebih (ngangkutnya) udah gak kuat, lutut saya udah gak mampu," ungkapnya.

2. Mengharapkan perlindungan kerja

Curhat Buruh Gendong Pasar Jelang HUT RI, Beban Hidup Tak Berkurang  Buruh gendong Yogyakarta. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Menyambut hari kemerdekaan, Jumini mengharapkan pasar tradisional, tempatnya mendapatkan uang tetap ramai pengunjung. "Harapannya hari kemerdekaan ini Pasar Beringharjo bisa tetap ramai, dan pembeli banyak. Kita juga berharap upah layak dan mendapat perlindungan," ungkap Jumini.

Baca Juga: 7 Kuliner yang Jadi Hidden Gems di Pasar Beringharjo, Wajib Cicip!

3. Yasanti minta pemerintah perhatikan nasib para buruh

Curhat Buruh Gendong Pasar Jelang HUT RI, Beban Hidup Tak Berkurang  Buruh gendong Yogyakarta (kiri). (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Data dari Lembaga Yasanti (Yayasan Annisa Swasti), yang selama ini mendampingi para buruh gendong sejak tahun 1992, jumlah buruh gendong perempuan mencapai 400 orang tersebar di sejumlah pasar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ada di Pasar Beringharjo 208 buruh gendong, Pasar Giwangan 133, Pasar Gamping 40 orang, di Pasar Kranggan 12 orang, serta 26 orang di paguyuban perempuan pekerja.

Ketua II Yasanti, Umi Asih menyebut banyak buruh gendong perempuan yang berusia lanjut, namun beban mereka sangat berat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dia berharap pemerintah bisa memberikan perhatian. "Kami berharap pemerintah lebih memperhatikan nasib buruh gendong, dan memberi fasilitas tempat kerja layak, serta berbagai kebijakan yang menguatkan ekonomi buruh gendong," ungkap Umi Asih.

 

Baca Juga: Pernak-Pernik Lebaran Murah Meriah Bisa Dibeli di Pasar Beringharjo

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya