Circular Economy Alternatif Solusi Penanganan Sampah di Jogja 

Sektor pendidikan jadi sasaran kenalkan circular economy 

Yogyakarta, IDN Times - Pengelolaan sampah masih menghadapi berbagai tantangan hingga saat ini di Indonesia, tidak terkecuali di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Penerapan circular economy bisa menjadi salah satu langkah yang diambil untuk menangani permasalahan sampah.

Circular economy yang tepat dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar, mulai memberikan kehidupan kedua bagi plastik kemasan bekas pakai hingga lapangan kerja bagi masyarakat.

“Pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan nampak sebagai dua hal yang sulit diraih secara bersamaan. Hadirnya circular economy, diyakini menjadi jembatan bagi perdebatan tersebut. Kolaborasi merupakan kunci untuk implementasi circular economy maksimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik,” ujar Pakar Perdagangan Dunia dan Ekonomi Politik Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM), Riza Noer Arfani, dalam diskusi ‘Bincang Circular Economy bersama #BeraniMengubah’ di Yogyakarta, Jumat (20/10/2023).

1. Sektor pendidikan menjadi sasaran untuk mengenalkan circular economy

Circular Economy Alternatif Solusi Penanganan Sampah di Jogja Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional FISIPOL UGM dan Peneliti Mundane Circular Economy, Suci Lestari Yuana. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional FISIPOL UGM dan Peneliti Mundane Circular Economy, Suci Lestari Yuana menyampaikan masyarakat memiliki peranan penting dalam proses pengelolaan kemasan plastik bekas pakai. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan hal tersebut dapat dilakukan dengan edukasi melalui sektor pendidikan. 

"Gagasan Sekolah Sirkular hadir dalam bentuk Indonesia Green Principal Award (IGPA), sebuah workshop sebagai upaya untuk praktik circular economy dalam pengajaran dan tata kelola sekolah sehari-hari. IGPA mengajak para kepala sekolah untuk bertindak sebagai perubahan dan memulai transformasi Sekolah Sirkuler di level sekolah dan lingkungan sekitar sekolah,” kata Suci.

Dalam workshop IGPA, para kepala sekolah diajak berdiskusi dan berbagi tentang praktik-praktik circular economy yang ada di Yogyakarta. Misalnya, para kepala sekolah diperkenalkan dengan kajian di Pusat Studi Perdagangan Dunia (PSPD) UGM, lalu diajak melihat praktik pengelolaan sampah di TPS Randu UGM, diperkenalkan pada praktik memanen air hujan di Sekolah Air Hujan.

2. Gerakan plastic reborn dari Ancora Foundation

Circular Economy Alternatif Solusi Penanganan Sampah di Jogja Direktur Eksekutif Ancora Foundation, Ahmad Zakky Habibie. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Direktur Eksekutif Ancora Foundation, Ahmad Zakky Habibie mengakui edukasi menjadi kunci dalam pelaksanaan inisiasi penanaman pengetahuan circular economy terkait pengelolaan kemasan plastik bekas pakai dan dampaknya yang berkelanjutan. "Diharapkan dengan pemahaman yang tepat, semua stakeholder dapat berperan serta dan memberikan dampak positif terhadap penerapan circular economy,” ujar Zakky.

Ancora Foundation sendiri melalui Plastic Reborn melakukan berbagai kegiatan dalam bentuk pilar edukasi dan pemberdayaan, di antaranya edukasi terhadap 55 ribu pelajar, mahasiswa dan masyarakat di Indonesia sejak tahun 2017. Tak hanya itu, pendampingan juga dilakukan kepada talenta muda pegiat teknologi digital terkait manajemen kemasan plastik bekas pakai mulai tahun 2019, dan pemberdayaan sektor informal mulai tahun 2021 dengan memperkenalkan penggunaan aplikasi digital agar sistem pengumpulannya semakin efektif, sekaligus mengedukasi dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Baca Juga: Potret Tumpukan Sampah Menggunung Setinggi 3 Meter di Depo Kotabaru

3. Kolaborasi ambil peran penting

Circular Economy Alternatif Solusi Penanganan Sampah di Jogja Communications Manager Coca-Cola, Fauziah Syafarina Nasution. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Pada kesempatan yang sama, Communications Manager Coca-Cola, Fauziah Syafarina Nasution mengatakan, pihaknya menyadari urgensi dan kompleksitas dari kemasan plastik bekas pakai di Indonesia. Tidak ada entitas tunggal yang dapat mengatasi tantangan ini sendirian.

"Kolaborasi atau partnership antar lintas organisasi menjadi kunci penting untuk mendorong penerapan circular economy di Indonesia,” kata Fauziah.

Baca Juga: Bank Sampah dan TPS3R Belum Optimal Tangani Sampah di Jogja, Mengapa? 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya