BPBD DIY Catat Air Bersih Puluhan Kalurahan di Jogja Mengering   

Kemarau panjang dikhawatirkan berdampak pada suplai PAM

Yogyakarta, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (BPBD DIY) mencatat puluhan kalurahan di DIY mengalami dampak kekeringan. Dikhawatirkan jika kemarau berlangsung lebih lama lagi akan mengganggu suplai air, dan menambah luasan kekeringan.

"Kalau kemarau ini mengakibatkan suplai air PAM terganggu mungkin bisa meluas. Belum (belum terjadi)," kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Lilik Andy Aryanto, Senin (2/10/2023).

1. Daerah yang mengalami dampak kekeringan

BPBD DIY Catat Air Bersih Puluhan Kalurahan di Jogja Mengering   Ilustrasi kekeringan. Antara Foto

Lilik merinci daerah yang sudah terdampak kekeringan di antaranya untuk Kabupaten Gunungkidul terdapat  16 Kapanewon atau 63 Kalurahan. Kabupaten Bantul sebanyak 7 kapanewon atau di 12 Kalurahan. Di Kulon Progo ada 7 Kapanewon atau 7 Kalurahan. Sementara Sleman ada 3 kapanewon atau 91 kalurahan. "Total DIY 33 kapanewon, 91 Kalurahan," ujar Lilik.

Salah satu upaya penanganan kekeringan telah dilakukan bantuan air bersih. Tercatat untuk Kabupaten Gunungkidul sudah terdistribusi 2.470 tangki, Kabupaten Bantul 495 tangki. Sementara Kulon Progo 103 tangki, dan Sleman sebanyak 18 tangki.

2. Panen air dan konservasi air

BPBD DIY Catat Air Bersih Puluhan Kalurahan di Jogja Mengering   ilustrasi air hujan (unsplash.com/Anna Atkins)

Sementara itu, untuk langkah jangka panjang dilakukan sosialisasi panen dan konservasi air. Panen air ini merupakan metode pengumpulan atau penampungan air hujan atau air pada aliran saat curah hujan tinggi. 

"Tujuan panen air ini adalah menyediakan tampungan air bersih saat curah hujan menurun. Dengan gerakan memanen air hujan," kata Lilik.

Baca Juga: Asita DIY minta Pemda DIY Promosi Wisata untuk Wisatawan India

3. Pemanfaatan sungai bawah tanah

BPBD DIY Catat Air Bersih Puluhan Kalurahan di Jogja Mengering   Kegiatan Sekolah Air Hujan Banyu Bening. (Dok. Istimewa)

Selain upaya panen dan konservasi air, Lilik menyebut pemanfaatan sungai bawah tanah untuk sumber air dan pengeboran sumur baru, serta pemeliharaan embung atau telaga serta saluran irigasi.

Lilik sebelumnya juga mengimbau kepada masyarakat untuk bisa berhemat dalam pemakaian air. Serta menjaga kelestarian tanaman di sekitar sumber mata air.

Baca Juga: Hati-hati, Paparan Sinar UV Matahari di DIY sangat Tinggi

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya