Belasan Kasus Kebakaran di Jogja Terjadi Selama Bulan Agustus 2024

Pemicu terbanyak dari pembakaran sampah

Intinya Sih...

  • Pemicu terbanyak kebakaran di DIY adalah pembakaran sampah di lahan hutan kering
  • BPBD mengimbau warga agar lebih hati-hati saat membakar sampah, mengingat musim kemarau panjang yang berlangsung hingga Oktober
  • Pemerintah melakukan distribusi air bersih untuk masyarakat yang terdampak kekeringan, sementara stok air masih mencukupi

Yogyakarta, IDN Times – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (BPBD DIY) menyatakan di bulan Agustus 2024, terjadi belasan kejadian kebakaran di DIY. Penyebab kebakaran paling banyak dipicu pembakaran sampah di lahan hutan kering.
 
Kepala BPBD DIY, Noviar Rahmad merinci terdapat lima kasus kebakaran lahan, dan 14 kasus kebakaran rumah. “Kebanyakan kebakaran dipicu pembakasan sampah di lahan hutan kering. Kondisi lahan yang kering akibat musim kemarau, membuat api dengan mudah merambat dan meluas,” ucap Noviar, Senin (26/8/2024).

1. Potensi kebakaran akibat pembakaran sampah di musim kemarau

Belasan Kasus Kebakaran di Jogja Terjadi Selama Bulan Agustus 2024Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Adapun lokasi kebakaran lahan tersebut, terjadi di wilayah Imogiri, Bantul, dan di Gunungkidul. Terkait luas lahan yang terbakar, Noviar belum bisa mengungkapkan secara rinci.
 
Mengingat musim kemarau panjang, dan lahan kering yang mudah terbakar, ia mengimbau kepada warga agar lebih hati-hati saat membakar sampah. “Kami imbau warga berhati-hati, dan tidak membakar sampah sembarangan, terutama saat musim kemarau,” kata Noviar.

2. Upaya modifikasi cuaca atasi kemarau panjang

Belasan Kasus Kebakaran di Jogja Terjadi Selama Bulan Agustus 2024ilustrasi hujan (freepik.com/freepik)

Hingga saat ini kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan, masih menjadi perhatian BPBD DIY. Berdasar informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi kekeringan atau kemarau ini masih berlangsung hingga Oktober.
 
Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi kekeringan yang terjadi. Salah satu yang dilakukan dengan melakukan modifikasi cuaca.  Namun, pelaksanaan kegiatan ini masih dalam tahap evaluasi.
 
Modifikasi cuaca ini bisa dilakukan jika terdapat awan yang mengandung titik-titik hujan. Modifikasi cuaca ini berhasil dilakukan di Bojonegoro, namun saat di Wonogiri gagal. “Karena tidak ada awan yang sesuai. Jadi kita masih menunggu arahan dari BNPB,” ucap Noviar.

Baca Juga: 4 Hari Digelar, Omzet Jogja Fashion Week Capai Miliaran

3. Suplai kebutuhan air bersih di masyarakat

Belasan Kasus Kebakaran di Jogja Terjadi Selama Bulan Agustus 2024ilustrasi air bersih (pexels.com/M Waleed)

Saat ini, pemerintah mencoba menyuplai kebutuhan air bersih untuk masyarakat yang terdampak kekeringan. Salah satu kabupaten yang menjadi perhatian yaitu di Gunungkidul. Di tempat ini sudah didistribusikan sekitar 2.800 tangki air bersih. “Untuk kabupaten dan kota lainnya, seperti Kulon Progo dan Bantul, juga sudah dilakukan droping air bersih,” kata Noviar.
 
Noviar menyebut stok air bersih saat ini masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di tingkat provinsi, masih ada stok sekitar 100 tangki air. “Jadi untuk sementara waktu kebutuhan masyarakat masih bisa tercover,” kata Noviar.
 
Meski kebutuhan stok air bersih untuk mensuplai masyarakat masih memadai, ia mengimbau masyarakat tetap menghemat air. “Dengan menghemat penggunaan air, kita dapat mengurangi dampak kekeringan yang lebih luas,” ungkap Noviar.

Baca Juga: 5 DIY Menghilangkan Bau Ketiak Menyengat dengan Bumbu Dapur

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya