Antisipasi Bencana, Pemda DIY Naikkan Status Siaga Darurat

Status siaga darurat diberlakukan mulai 7 Desember 2022

Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menaikkan status siaga darurat bencana, Rabu (7/12/2022). Status siaga darurat ini sebagai antisipasi bencana alam yang mungkin terjadi.

"Besok (keluar), siaga darurat," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji, ditemui di Kompleks Kepatihan, Selasa (6/12/2022).

1. Memudahkan akses belanja tidak terduga

Antisipasi Bencana, Pemda DIY Naikkan Status Siaga DaruratSekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Jika sudah ditetapkan status siaga darurat, koordinasi antar stakeholder akan lebih mudah. Termasuk untuk akses ke dana Belanja Tidak Terduga (BTT) guna penanganan bencana, akan lebih mudah.

"Kalau sudah kita nyatakan (siaga darurat), karena Kabupaten Kota juga sudah, maka itu bisa dipergunakan oleh Bapak Gubernur memobilisasi OPD (Organisasi Perangkat Daerah), Forkompinda, dalam rangka penanganan bencana. Kan kita punya BTT," ujar Aji.

Baca Juga: Angin Puting Beliung Terjang 2 Padukuhan di Bantul

2. Sejumlah bencana telah terjadi

Antisipasi Bencana, Pemda DIY Naikkan Status Siaga Daruratilustrasi banjir (IDN Times/Aditya Pratama)

Beberapa waktu terakhir memang sudah terjadi bencana di sejumlah daerah di DIY. Bencana mulai dari banjir hingga tanah longsor terjadi di sejumlah lokasi di DIY. Bulan Desember ini diperkirakan juga menjadi puncak musim penghujan.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana, mengungkapkan BPBD DIY memang telah mengirim surat ke Gubernur, untuk perubahan status tersebut. Jika terjadi sesuatu dengan status siaga darurat tersebut, dapat direspons dengan cepat melalui anggaran BTT.

3. Imbau masyarakat waspada

Antisipasi Bencana, Pemda DIY Naikkan Status Siaga DaruratKepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Biwara juga meminta warga untuk memantau cuaca berdasarkan informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Masyarakat juga diminta memahami tingkat kerawanan di mana mereka tinggal.

"Masyarakat yang ada di daerah lereng, juga ada beberapa yang longsor. Perlu meningkatkan kewaspadaan lalu ada gejala-gejala pergerakan tanah seperti misalnya material yang terbawa oleh air. Tanah yang mulai larut di dalam air atau ada pohon yang miring. Waspada ya untuk kemudian menyelamatkan diri atau menuju ke tempat yang aman,” ujar Biwara.

Baca Juga: Gempa Bumi M 6,2 di Jember Turut Dirasakan Warga Bantul

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya