Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Harga Jatuh, Solusi Pemkab Bantul agar Petani Bawang Merah Tak Rugi

Ilustrasi petani bawang merah panen raya. (IDN Times/Daruwaskita)

Bantul, IDN Times - ‎Petani bawang merah di Kabupaten Bantul sedang menghadapi masa-masa sulit. Saat ini, harga jual bawang merah hanya mencapai Rp9 ribu per kilogram, jauh di bawah harga titik impas (break even point/BEP) yang sebesar Rp12 ribu per kilogram. 

Tidak hanya bawang merah, namun komoditas cabai merah besar juga mengalami fluktuasi harga yang menyulitkan para petani, terutama saat musim panen tiba. Jatuhnya harga ini menimbulkan kerugian bagi para petani. Lantas, apa upaya pemerintah Kabupaten Bantul untuk mengatasi hal tersebut?

1. Pemkab Bantul wacanakan program penyangga harga komoditi pangan‎

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih. (IDN Times/Daruwaskita)

Pemerintah Kabupaten Bantul menanggapi keluhan para petani terkait penurunan harga komoditas pertanian seperti bawang merah dan cabai merah besar. Salah satu langkah yang diambil adalah melalui program penyangga harga komoditi pangan.

"Jadi nantinya secara umum pemerintah menyediakan anggaran untuk menyangga harga komoditi-komoditi pertanian tertentu untuk menyelamatkan petani dari kerugian yang besar. Apalagi petani punya jasa besar untuk menyediakan pangan bagi kita semua," kata Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, di sela-sela acara Launching Penanaman Bawang Merah dengan Pemanfaatan Teknologi Electrifying Agriculture di Lahan Pasir di Kabupaten Bantul pada Minggu (24/9/2023).

2. Pemerintah akan membeli komoditi pertanian yang jatuh di bawah harga BEP

Panen raya bawang merah di Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Menurut Halim, penentuan anggaran yang diperlukan untuk penyangga harga komoditi pangan harus dilakukan dengan perhitungan yang matang. Hal ini meliputi faktor-faktor seperti luas lahan yang digunakan untuk tanaman seperti bawang merah, cabai, dan komoditi lainnya. Dengan demikian, dapat diperoleh angka yang memadai untuk mengatasi penurunan harga.

"Selain itu kita perkirakan di bulan apa harga komoditas jatuh dan jatuhnya tentunya di bawah BEP," ungkapnya. "Jadi kebijakan itu akan kita ambil ketika harga komoditi itu jatuh di bawah BEP."

Halim juga menekankan bahwa penurunan harga komoditas pertanian bukan hanya sekadar masalah ekonomi, namun juga merupakan bencana bagi para petani. Oleh karena itu, persepsi mengenai bencana seharusnya tidak hanya terbatas pada bencana alam dan non-alam, tetapi juga mencakup bencana ekonomi.

"Jadi kalau harga komoditas pertanian jatuh juga menjadi bencana ekonomi bagi petani karena petani merugi," ungkapnya.

3. Petani minta pemerintah lakukan operasi pasar

salah satu petani bawang merah sekaligus pembina Kelompok Tani Eka Lestari, Kapanewon Srandakan, Edi Nugroho. (IDN Times/Daruwaskita)

Salah satu petani bawang merah sekaligus pembina Kelompok Tani Eka Lestari, Edi Nugroho, menyampaikan bahwa situasi panen bawang merah pada musim ini sangat mengkhawatirkan karena harga di pasaran tengah merosot drastis, yakni hanya Rp9 ribu per kilogram. Angka tersebut jauh di bawah BEP sekitar Rp12 ribu per kilogram.

"Hampir seluruh petani bawang merah di Bantul saat ini terpuruk karena harga sedang jatuh. Tidak ada petani bawang merah yang merasakan keuntungannya," tandasnya.

Namun, menurut Edi, walaupun petani bawang merah sedang mengalami kesulitan, belum ada solusi konkret yang diberikan oleh pemerintah. Tidak seperti ketika harga komoditas naik, di mana seringkali dilakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga.

"Mbok kalau saat harga jatuh seperti ini pemerintah gelar operasi pasar membeli bawang merah sesuai dengan harga BEP," tandasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hironymus Daruwaskita
EditorHironymus Daruwaskita
Follow Us