IDN Times/Nindias Khalika
Yuli menerangkan dirinya telah mengetahui desas-desus penolakan dukuh perempuan sejak bulan Januari 2019 kala ia berniat mencalonkan diri sebagai kepala dusun.
“Tapi saya tanya dan browsing perempuan itu tidak dilarang. Juga itu kan desas-desus jadi saya tidak tahu kebenarannya. Tidak ada warga yang datang ke saya,” ucapnya.
Ia pun dinyatakan unggul dalam tes seleksi Kepala Dukuh yang diselenggarakan pada Sabtu (4/5). Ada di peringkat dua adalah calon Kepala Dukuh yang merupakan tetangga Yuli dari RT 2. "Kami bertetangga, bukan saudara. Ibunya teman saya juga," katanya.
Hasil ini lantas membuat situasi di dusun berubah. Yuli mendapatkan informasi tentang warga yang berkonsolidasi untuk menolaknya.
“Minggu saya dapat kabar ada penggalangan tanda tangan. Spanduk penolakan lalu bermunculan setelah itu dan Jumat pagi tanggal 17 Mei ada demo di depan rumah,” terangnya.