Sri Sultan Minta Warga Patuhi Larangan Pemakaian Obat Sirup pada Anak 

Sebanyak 5 anak di Jogja meninggal dunia 

Yogyakarta, IDN Times - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta warga mematuhi instruksi Kementerian Kesehatan untuk tidak menggunakan sementara waktu obat sirop guna mencegah kasus gagal ginjal akut pada anak.

1. Pemda DIY tunggu hasil investigasi

Sri Sultan Minta Warga Patuhi Larangan Pemakaian Obat Sirup pada Anak Sri Sultan Hamengku Buwono X. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Pemda DIY menurut Sri Sultan hingga saat ini masih menunggu hasil investigasi di tingkat pusat terkait penyebab pasti gagal ginjal akut misterius tersebut.

"Sekarang hanya yang berupa sirup saja yang tidak boleh diberikan kepada bayi, seperti batuk pakai (obat) sirop enggak boleh," katanya di Kompleks Kantor Gubernur Kepatihan, Kamis (20/10/2022). 

 

2. Sri Sultan serahkan deteksi dini pencegahan kasus kepada tenaga kesehatan

Sri Sultan Minta Warga Patuhi Larangan Pemakaian Obat Sirup pada Anak Ilustrasi rumah sakit. (IDN Times/Arief Rahmat)

Terkait upaya deteksi dini untuk mencegah kasus berkembang di Jogja, Sri Sultan menyerahkan teknis pelaksanaan kepada para tenaga kesehatan.

"Secara teknis saya kan tidak tahu ya yang lebih tahu kan dokter, karena saya bukan dokter mau mengatakan apa ya enggak bisa. Hanya sekarang arahan dari pusat katanya obat cair dimungkinkan itu penyebabnya, tapi kan belum pasti," katanya.

 

Baca Juga: 5 Anak di Jogja Meninggal Akibat Gagal Ginjal Misterius  

3. Sebanyak 5 anak di Jogja meninggal dunia

Sri Sultan Minta Warga Patuhi Larangan Pemakaian Obat Sirup pada Anak Ilustrasi meninggal (IDN Times/Sukma Shakti)

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie, mengatakan dari 13 kasus yang terjadi di Jogja selama Januari hingga Oktober, 5 pasien dilaporkan meninggal dunia. Sebanyak empat orang balita, satu anak berusia 10 tahun satu bulan. Adapun dari belasan kasus yang tercatat Dinkes, usia pasien terdata antara umur 7 bulan hingga 13 tahun. Dua dari mereka telah dinyatakan sembuh.

Dari belasan pasien ini, terdapat 10 kasus yang belum diketahui faktor utama penyebabnya (unknown etiology). Selebihnya karena multisystem inflamatory syndrom (MIS-C) atau komplikasi akibat COVID-19.

Pembajun menuturkan, para pasien ini mengalami gejala antara lain batuk disertai pilek, kemudian penurunan volume urine hingga tidak bisa buang air kecil.

Baca Juga: 7 Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak di DIY Rujukan dari Luar Daerah

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya