Mahasiswa UGM Ciptakan Obat Penyakit Degeneratif dari Ceker Ayam 

Aterosklerosis jadi faktor risiko kematian nomor satu dunia

Sleman, IDN Times - Mahasiswa UGM membuat inovasi collagen tripeptide yang dihasilkan dari limbah ceker ayam sebagai alternatif dari pengobatan aterosklerosis.

Aterosklerosis dapat terjadi ketika terjadi penumpukan kolesterol yang berlebihan di dalam pembuluh darah akibat konsumsi makanan yang tinggi lemak, obesitas, rendahnya aktivitas fisik, hipertensi, dan kebiasaan merokok.

Kolesterol berlebih yang menetap di dalam darah akan teroksidasi dan menumpuk hingga membentuk suatu plak yang dinamakan plak ateroma. Jika dibiarkan secara terus menerus, plak tersebut dapat menyumbat aliran darah dan menyebabkan stroke, gagal jantung, hingga kematian. 

Kelima mahasiswa yang melakukan penelitian dan inovasi adalah Fitria Yuliana, Fakultas Kedokteran Hewan, Nuril Qolbi Safitri dari Kedokteran Hewan, Faisa Alroy Ansori, Kedokteran Hewan, A. Hutami Pratiwi, mahasiwa Fakultas Kedokteran, dan Marsha Laksita Erbianita, mahasiswa Fakultas Farmasi.

1. Kandungan ceker ayam didominasi oleh kolagen sebesar 22.14 persen dari berat keringnya

Mahasiswa UGM Ciptakan Obat Penyakit Degeneratif dari Ceker Ayam sate ceker ayam. (instagram.com/angkringanartomoro8)

Ceker ayam dari rumah potong ayam yang jumlahnya sangat melimpah, namun belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat selain sebagai olahan pangan. Padahal, kandungan ceker ayam didominasi oleh kolagen sebesar 22.14 persen dari berat keringnya. 

Beberapa studi menunjukkan bahwa kolagen dapat menghambat terbentuknya plak aterosklerotik dengan cara menguatkan jaringan otot polos dan mencegah adhesi leukosit. Kandungan kolagen yang sangat melimpah dari berat kering ceker ayam membuatnya berpotensi dimanfaatkan sebagai alternatif pengobatan aterosklerosis untuk menambah nilai guna dari ceker ayam.

“Ceker ayam memiliki banyak kandungan kolagen para ahli dapat dimanfaatkan untuk pengobatan banyak penyakit degeneratif terkait hipertensi dan dislipidemia sehingga berpotensi dijadikan sebagai alternatif pengobatan aterosklerosis,” tutur Ketua Tim, Fitri Yuliana, Sabtu (3/12/2022). 

2. Inovasi baru pengobatan aterosklerosis menggunakan bahan alami dengan minim efek samping

Mahasiswa UGM Ciptakan Obat Penyakit Degeneratif dari Ceker Ayam Lima mahasiswa UGM membuat inovasi collagen tripeptide yang dihasilkan dari limbah ceker ayam sebagai alternatif dari pengobatan aterosklerosis.(Humas UGM)

Terapi kimia yang paling umum diberikan untuk penderita aterosklerosis adalah obat golongan statin. Akan tetapi, statin memiliki beberapa efek samping terkait myalgia serta penurunan fungsi hati dan ginjal bagi penderita sirosis hati.

“Perlu adanya inovasi baru pengobatan aterosklerosis menggunakan bahan alami dengan minim efek samping,” ujar Hutami. 

Namun menurut Hutami, kolagen memiliki kekurangan yakni tidak mudah diserap oleh tubuh sehingga tidak efisien dan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk dapat terserap ke dalam tubuh.

Tim akhirnya melakukan hidrolisis ekstrak kolagen menjadi collagen tripeptide agar menjadi senyawa yang lebih sederhana dan mampu memaksimalkan absorpsi bioaktif, membuat sediaan lebih stabil dan meningkatkan efikasi obat.

Penelitian ini membuktikan bahwa pemberian collagen tripeptide limbah ceker ayam dosis 500mg/kgBB pada tikus Sprague dawley model aterosklerosis secara signifikan mampu memperbaiki profil lipid, mengurangi makrofag dan sel otot polos sebagai komponen utama pembentukan lesi aterosklerotik, serta aman bagi fungsi hati dan ginjal sehingga berpotensi menjadi alternatif untuk pengobatan sekaligus pencegahan penyakit aterosklerosis.

Baca Juga: Ekonom UGM Nilai Kenaikan UMP DIY  2023 Terlalu Tinggi  

3. WHO menyebutkan aterosklerosis menjadi faktor risiko utama kematian nomor satu di dunia

Mahasiswa UGM Ciptakan Obat Penyakit Degeneratif dari Ceker Ayam (Ilustrasi orang meninggal) IDN Times/Mia Amalia

Penyakit kardiovaskular, salah satunya aterosklerosis, merupakan penyebab kematian lebih dari 470 ribu penduduk di Indonesia setiap tahun. World Health Organization (WHO) menyebutkan aterosklerosis menjadi faktor risiko utama kematian nomor satu di dunia dengan potensi peningkatan kasus mencapai sekitar 23,6 juta angka kematian pada tahun 2030. Penyakit ini bersifat asimtomatik sehingga tidak terdeteksi dan semakin memburuk seiring berjalannya waktu. 

Baca Juga: Ekonom UGM Nilai Kenaikan UMP DIY  2023 Terlalu Tinggi  

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya