Biaya Kuliah di Sejumlah Daerah di Indonesia Kian Mencekik Leher 

Beban kian berat karena biaya hidup tinggi

Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2022, mengeluarkan data mengenai biaya kuliah termahal di 10 provinsi Indonesia. Hasilnya, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati ranking pertama dalam hal rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk berkuliah. Rata-rata biaya kuliah di DIY tercatat Rp21,1 juta pada tahun ajaran 2020/2021. 

Berdasarkan survei yang dilakukan BPS, biaya itu tidak hanya komponen SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) atau UKT (Uang Kuliah Tunggal) yang dibayarkan setiap bulan, tetapi juga termasuk uang pendaftaran, praktikum, uang saku, kunjungan edukatif, SPP/UKT, uang transportasi, alat tulis, dan ujian internet. SPP/UKT dan uang saku menjadi dua komponen yang mendominasi biaya pendidikan.

Dilansir dari laman BPS, 10 wilayah di Indonesia dengan rata-rata total biaya pendidikan tinggi menurut provinsi periode Juli 2020 - Juni 2021, adalah:
1. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), rata-rata biaya pendidikan tinggi Rp 21,10 juta per tahun
2. Banten, rata-rata biaya pendidikan tinggi Rp19,59 juta per tahun
3. Maluku,rata-rata biaya pendidikan tinggi Rp19,44 juta per tahun
4. Maluku Utara, rata-rata biaya pendidikan tinggi Rp17,47 juta per tahun
5. DKI Jakarta, rata-rata biaya pendidikan tinggi Rp16,74 juta per tahun
6. Sumatera Selatan, rata-rata biaya pendidikan tinggi Rp15,71 juta per tahun
7. Bali, rata-rata biaya pendidikan tinggi Rp15,70 juta per tahun
8. Jawa Barat, rata-rata biaya pendidikan tinggi Rp15,67 per tahun
9. Kalimantan Barat, rata-rata biaya pendidikan tinggi Rp15,59 juta per tahun
10. Jawa Tengah, rata-rata biaya pendidikan tinggi Rp14,76 juta per tahun

Data BPS juga menyebutkan untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dari total biaya pendidikan sekitar 34,69 persen dipakai untuk membayar SPP/UKT. Jika berkuliah di perguruan tinggi swasta (PTS) yakni 40,22 persen. Sedangkan dengan uang saku, mahasiswa PTN mengalokasikan 25,52 persen dari total biaya pendidikan. Sementara mahasiswa PTS mengalokasikan 22,34 persen.

 

Perwakilan Aliansi Pendidikan Gratis (Apatis), sebuah aliansi yang mengupayakan akses pendidikan terjangkau, Ganta Semendawai menyebut survei dari BPS tersebut bukan hal yang mengejutkan, meski menjadi suatu hal yang miris. Ia menyebut berdasarkan data terbaru, hasil survei yang dilakukan Apatis dengan Project Multatuli yang dikeluarkan 25 Juli 2023, Jogja saat ini sedang tidak baik-baik saja.

"(Hasil survei) 3 dari 10 (mahasiswa di Jogja) tidak bisa membayar biaya kuliah. 74,22 persen mahasiswa tidak bisa membayar biaya kuliah memiliki masalah fisik dan mental. Ini harus dihentikan, atau masa depan yang tak menentu akan menerpa generasi mendatang. Cukup sudah dengan biaya kuliah mahal," ungkap Ganta kepada IDN Times. 

Biaya Kuliah di Sejumlah Daerah di Indonesia Kian Mencekik Leher Ilustrasi pembangunan (IDN Times/Arief Rahmat)

Pendiri Social Movement Institute (SMI) sekaligus pengamat pendidikan, Eko Prasetyo melihat terdapat masalah di kampus yang ada di DIY saat ini. Hal tersebut tidak lepas dari orientasi kampus pada aspek pembangunan infrastruktur, yang membutuhkan biaya tinggi.

Persaingan kampus di Jogja menurut Eko saat ini bukan kualitas pengajaran, tapi kualitas bangunan. Banyak kampus yang mulai berkompetisi pada bangunan fisik. "Menurut saya kompetisi infrastruktur itu yang membuat kampus di DIY, menjadi kampus yang sangat mahal," ungkap Eko, Kamis (10/8/2023).

Sementara Wakil Rektor IV Bidang Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Muhammad Faris Al-Fadhat, Ph.D, mempertanyakan hasil yang dikeluarkan oleh BPS. Meski belum mencermati lebih detail hasil survei, menurutnya terdapat beberapa data yang perlu dikonfirmasi. Misalnya, mengapa biaya hidup di DKI justru lebih rendah, dibandingkan di Jogja? 

Faris juga mencermati di tahun tersebut terjadi Covid-19. UMY, menurutnya malah menurunkan uang kuliah. "Petimbangannya adalah kuliah hibrid, ada beberapa pertemuan online karena Covid, dan kondisi ekonomi nasional," terangnya.

1. Besaran uang kuliah di perguruan tinggi di Jogja bervariasi

Biaya Kuliah di Sejumlah Daerah di Indonesia Kian Mencekik Leher Kampus UMY. (Dok. Humas dan Protokol UMY)

Sebenarnya, berapa sih biaya kuliah di Jogja? Yuk kita lihat perbedaannya antara beberapa PTN dan PTS di Jogja. Berdasarkan data yang terdapat di masing-masing website kampus. Berikut biaya kuliah 6 kampus di Jogja: 

1. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
UMY menjadi salah satu kampus swasta favorit di Jogja. Biaya kuliah UMY sudah terbagi di setiap semesternya yang meliputi DPP,  SPP, biaya praktikum dan lain-lain.

Biaya kuliah di Teknik Sipil misalnya, untuk semester 1 sebesar Rp14,475,000. Semester 2 - 8, secara berturut-turut adalah Rp13,360,000, Rp13,615,000, Rp13,360,000, Rp12,940,000, Rp10,570,000, Rp10,900,000 dan Rp7,275,000.

Biaya kuliah Prodi Hubungan Internasional Kelas Internasional misalnya, untuk semester 1 sebesar Rp19.870.000. Semester 2-8 secara berturut-turut adalah Rp17.735.00, Rp16.735.000, Rp16.235.000, Rp15.735.000, Rp15.635.000, Rp11.380.000, dan Rp8.335.000.

Muhammad Faris mengatakan standar biaya per mahasiswa berdasarkan operasional perkuliahan yang akan diterima oleh mahasiswa sendiri. "Seperti perkuliahan di kelas, praktikum, matrikulasi, sertifikasi keahlian, KKN, hingga santunan kesehatan dan kecelakaan. Di beberapa Program Studi Internasional juga ada kesempatan pertukaran internasional," terangnya. 

 

2. Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY)

Universitas Atma Jaya Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang dikenal tak hanya di Indonesia, namun juga mancanegara. UAJY memiliki sebanyak 18 program studi, di antaranya jurusan arsitektur, teknik sipil, teknik industri, informatika, hukum, biologi, ilmu komunikasi, sosiologi, akuntasi, ekonomi pembangunan, manajemen internasional, teknik sipil internasional, teknik industri internasional, teknologi pangan, akuntansi internasional, sistem informasi, serta ilmu komunikasi internasional.

SPP Tetap yang dibayarkan oleh mahasiswa per semester berbeda-beda, tergantung jurusannya. Mulai dari Rp4 juta hingga juga Rp5 juta untuk prodi internasional. Selain SPP Tetap ada juga SPP Variabel (per SKS) sebesar Rp425 ribu untuk prodi internasional dan Rp250 ribu untuk prodi non-internasional. Uang sumbangan pengembangan universitas mulai Rp16,5 juta.

Sementara untuk uang kemahasiswaan disamaratakan yakni Rp3 juta untuk setiap prodinya. Ada juga uang buku mulai Rp1,5 juta yang hanya dibayar sekali di awal kuliah.

3. Universitas Islam Indonesia (UII)

Mahasiswa baru yang masuk jurusan Akuntansi harus membayar Dana Catur Dharma. Pembayaran dilakukan satu kali di awal tahun, berdasarkan pemeringkatan. Terdapat enam peringkat yang digolongkan oleh UII. Berikut besarannya secara berurutan.  Peringkat 1, terdapat beberapa prodi yang harus membayar dan digratiskan. Peringkat kedua Rp18 juta, peringkat ketiga Rp21 juta, keempat Rp23 juta. Kelima Rp25 juta, serta keenam Rp27 juta.

Sedangkan besaran uang kuliah tahun pertama Rp33,700,000, tahun kedua Rp21,780,000, ketiga Rp 21,780,000, keempat Rp10,680,000. Total minimal satu orang mahasiswa akan mengeluarkan biasa Rp87,940,000  hingga Rp114,940,000.

4. Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW)
Biaya kuliah di UKDW tergantung pada masing-masing prodi. Misalnya Prodi Arsitektur, Informatika dan Sistem Informasi, Dana Pengembangan Fasilitas Pendidikan atau DPFPnya hingga Rp20 juta. SPP Tetap per semester Rp2,6 juta dan SPP Variabel per SKS Rp200 ribu.

Selain prodi di atas, UKDW memiliki Prodi Manajemen, Pendidikan Bahasa Inggris, Filsafat Keilahian, hingga Kedokteran. Untuk Prodi Kedokteran, besaran DPFP berkisar Rp270 juta, SPP Tetap Rp13 juta per semester dan SPP Variabel Rp850 ribu per SKS.

Biaya Kuliah di Sejumlah Daerah di Indonesia Kian Mencekik Leher UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Dok. UIN Sunan Kalijaga)

5. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga
Kali ini giliran biaya kuliah kampus negeri di Jogja, yaitu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Berdasarkan laman resmi kampus, terdapat delapan fakultas yang memilki puluhan jurusan.

Besaran Biaya uang kuliah tunggal atau UKT di UIN Sunan Kalijaga berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No.82/2023 tentang Uang Kuliah Tunggal pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Tahun Akademik 2023-2024.

UKT terbagi menjadi delapan kelompok berdasarkan kondisi ekonomi masing-masing mahasiswa. Seperti mahasiswa prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, biaya kelompok 1 adalah Rp0-Rp400.000. Kelompok 2-8 (Kartu Indonesia Pintar) secara berturut-turut adalah Rp2,2 juta, Rp2,8 juta, Rp3,8 juta, Rp4,5 juta, 4,8 juta, 5,5 juta, dan 2,4 juta.

6. Universitas Gadjah Mada (UGM)

Penentuan UKT di UGM terdiri atas dua macam, yaitu UKT Pendidikan Unggul UGM dan UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi UGM.

Dikutip laman resmi UGM, UKT Pendidikan Unggul UGM ditetapkan secara berkeadilan untuk menciptakan pendidikan unggul yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Kedua adalah, UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi UGM berupa subsidi sebesar 100 persen, 75 persen, 50 persen, atau 25 persen dari besaran nominal UKT Pendidikan Unggul.

Besaran UKT dibagi dalam beberapa bagian berdasarkan pendidikan unggul untuk setiap program studi Sarjana Terapan, Sarjana bidang Ilmu Sosial dan Humaniora, dan Sarjana bidang Ilmu Sains, Teknologi, dan Kesehatan. 

Antara lain untuk program studi Sastra Inggris, Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Ilmu Hubungan Internasional, Sosiologi,dan Sejarah. 

Mahasiwa jalur UKT Pendidikan Unggul membeyar Rp8.800.000, UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 25 persen, Rp6.600.000, UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 50 persen Rp4.400.000, UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 75 persen Rp2.200.000, dan UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 100 persen tidak membayar atau nol rupiah.

2. Pembayaran kuliah bisa dicicil

Biaya Kuliah di Sejumlah Daerah di Indonesia Kian Mencekik Leher Universitas Panca Bhakti Pontianak membuka pendaftaran untuk mahasiswa baru. (IDN Times/Tri Purnawati).

Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), termasuk salah satu provinsi yang masuk dalam kategori 10 wilayah dengan rata-rata total biaya pendidikan tinggi yang dilansir BPS.

Rektor Universitas Panca Bhakti (UPB) Pontianak Dr Purwanto, memaparkan biaya UKT di UPB kurang lebih sama kampus swasta lainnya. Bahkan di UPB sendiri, pembayaran masih bisa dibayar secara bertahap atau dicicil.

Terdapat empat fakultas di UPB, dengan UKT termahal adalah prodi fisioterapi yaitu Rp13 juta. Tingginya biaya UKT disebabkan prodi fisioterapi banyak belajar soal kesehatan, hingga dilakukan praktik.

“Fisioterapi ini satu-satunya di Kalbar, cukup populerlah karena begitu selesai bisa mengaplikasikan ilmunya ke dunia kerja yang sangat banyak,” kata Purwanto.

Seorang mahasiswa semester akhir di Fakultas Teknik UPB Pontianak, Irfan Setiawan menyebutkan saat awal masuk perkuliahan menghabiskan uang rerata Rp15 juta, termasuk dengan pengeluaran biaya hidup.

“Awal-awal habis belasan juta sama untuk biaya hidup, kuliah, mengerjakan tugas, prediksi Rp15 jutaan di semester awal. Semester berikutnya kita bayar daftar ulang Rp1,8 juta, bayar SKS-nya Rp2,9 juta. Jadi per semester berikutnya bayar Rp4,7 juta,” terang Irfan.

“Dengan biaya yang ada, menurut saya bisa dikatakan cukup berat tapi fasilitas yang didapat ini cukup mendukung. Sesuailah dengan fasilitas yang ada, cukup puaslah untuk kuliah di sini,” imbuhnya.

Baca Juga: Biaya Kuliah Terus Naik, Jogja sedang Tidak Baik-baik Saja

3. BEM aktif perjuangkan keringanan biaya pendidikan

Biaya Kuliah di Sejumlah Daerah di Indonesia Kian Mencekik Leher Logo UNAIR (dok. UNAIR)

Perguruan tinggi negeri di Indonesia banyak yang sudah berbadan hukum, termasuk di Surabaya. Namun, transformasi itu justru membuat adanya lonjakan pada sisi biaya kuliah.

Jalur masuk, hingga proses yang ada sekarang ini menghasilkan banyak instrumen. Nah, instrumen yang ada dijadikan satu dalam Uang Kuliah Tunggal (UKT). Tapi ada jalur lain yang juga mendapat tambahan instrumen yakni Uang Kuliah Awal (UKA).

IDN Times mengintip bagaimana kondisi serta biaya kuliah di kampus negeri di Surabaya. Yaitu Universitas Airlangga (Unair).

Unair dikenal memiliki Fakultas Kedokteran. Bukan lagu lama kalau fakultas yang satu ini merupakan fakultas 'mewah'. Biaya kuliahnya sering disebut mahal. Direktur Keuangan Unair, Ardianto mengakui kalau UKT di FK Unair bisa tembus Rp25 juta.

"(UKT) paling rendah Rp500 ribu per semester, paling tinggi Rp25 juta per semester. Paling tinggi Fakuktas Kedokteran," ujarnya dikonfirmasi tertulis.

Ardianto melanjutkan, mahasiswa dengan UKT tertinggi jumlahnya tidak banyak. Dia menyebut tidak sampai 5 persen dari total mahasiswa yang ada saat ini. "Bahkan di FK juga ada yang UKT rendah juga karena tergantung verifikasi kemampuan ekonomi orang tua," kata dia.

Dikonfirmasi terpisah, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga, Anang Jazuli mengatakan, terkait biaya kuliah di Surabaya terutama pada instrumen Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada perguruan tinggi negeri, biayanya cenderung beragam. Tergantung dari jalur masuk mahasiswa. 

"Jika dari jalur seperti SNBP dan SNBT, sudah pasti biayanya normal dan sesuai dengan pendapatan orang tua juga, ada yang mulai dari Rp500 ribu sampai di atas Rp5 juta pun juga ada," beber dia.

Sedangkan jika masuk kampus melalui jalur mandiri, pasti sebagian orang menganggap biaya kuliah yang dikeluarkan cenderung mahal. "Karena ada instrumen Uang Kuliah Awal (UKA) yang harus dibayarkan," kata Anang.

Fakta lain dibeberkan Anang, biaya kuliah tidak hanya pada instrumen kampus saja. Lebih dari itu, di luar kampus, mahasiswa memerlukan biaya hidup. Apalagi jika berasal dari luar kota. Tentunya membutuhkan tempat kos dan lain sebagainya.

Beruntung, kata Anang, biaya hidup di Surabaya tidak terlalu 'nekek gulu'. "Kalau biaya hidup, saya rasa biaya hidup di Surabaya relatif normal dan masih terjangkau. Harga makanan juga masih banyak yang rata-rata Rp10 ribu, biaya sewa kos juga masih banyak yang di range Rp500 ribu," ucap dia.

"Semua itu tergantung dengan gaya hidup dan manajemen keuangan masing masing mahasiswa saja," beber dia. 

Kendati sesuai, Anang sebagai Presiden BEM mengakui masih ada aduan terkait biaya kuliah dari teman-teman mahasiswa lainnya. "Saya sebagai Ketua BEM juga masih kerap kali mendapatkan aduan, karena dari POV mereka biayanya masih merasa keberatan," kata dia. 

"Dan di situ rektorat selalu terbuka kalau memang ada mahasiswa yang perlu dibantu dan diadvokasikan. Sering dan kita selalu coba menjadi organisasi yang solutif, dengan selalu mencoba menyambungkan permasalahan biaya kuliah teman teman ke Rektorat agar bisa ditindaklanjuti," terangnya.

4. Biaya kuliah di kampus swasta di Bandung lebih tinggi

Biaya Kuliah di Sejumlah Daerah di Indonesia Kian Mencekik Leher Ilustrasi Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Di Bandung, terdapat banyak PTN dan PTS yang menjadi tujuan anak muda untuk melanjutkan kuliah. Kampus negeri seperti Univesitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB), Univesitas Telkom, Universitas Parahyangan, hingga Universitas Maranatha menjadi sejumlah perguruan tinggi yang banyak diminati calon mahasiswa.

Namun, setiap kampus ini memiliki nominal biaya kuliah yang berbeda-beda, dari yang paling murah hingga terbilang mahal. Lantas berapa dana yang harus disiapkan orang tua untuk memasukkan anaknya ke perguruan tinggi di Bandung?

Dari data yang dihimpun IDN Times, UKT di sejumlah PTN di Kota Bandung memiliki perbedaan tergantung kampus dan jurusan. Di Kampus ITB, UKT kelompok I untuk seleksi nasional berbasis tes (SNBT) maupun seleksi nasional berbasis prestasi (SNBP) yaitu Rp0 atau gratis.

Mengutip laman itb.ac.id, nominal UKT di kampus ITB dibagi menjadi lima kelompok yaitu UKT1 hingga UKT5 untuk fakultas/sekolah SMB dan non-SBM.

Adapun biaya UKT 5 termahal diperuntukan bagi mahasiswa yang masuk ke sekolah bisnis dan manajemen (SBM), yaitu Rp20 juta. Sedangkan non-SMB untuk UKT5 sebesar Rp12,5 juta.

Kepala Subdirektorat Administrasi Penerimaan Mahasiswa Direktorat Pendidikan ITB, Irvan Christiawan, S.T. membenarkan mengenai besaran UKT tersebut. "Informasi ini diterbitkan sesuai dengan peraturan Rektor ITB," ujar Irvan. 

Sementara itu, dari laman pmb.upi.edu, terdapat delapan kelompok dalam pembayaran UKT. Untuk kelompok 1 diwajibkan membayar UKT sebesar Rp500 ribu untuk seluruh jurusan. UKT paling mahal di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dikenakan untuk mahasiswa yang mengambil jurusan Pendidikan IPA (International Program On Science Education), Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan biaya mencapai Rp8.190.000

Di kampus Unpad, biaya uang kuliah tunggal atau UKT Unpad terbagi menjadi delapam kelompok. Untuk kelompok satu dan dua di seluruh fakultas yaitu Rp500 ribu hingga Rp1 juta. Sedangkan, untuk kelompok tiga hingga delapan dimulai dari Rp2 juta hingga paling mahal Rp24 juta.

UKT tertinggi dari kelompok tiga hingga delapan yaitu pada Fakultas Kedokteran. Kemudian disusul dengan Kedokteran Gigi, Farmasi, Teknik Geologi, Keperawatan, dan Psikologi.

Meski biaya kuliah di kampus negeri sudah termasuk mahal, uang yang dibutuhkan untuk pendidikan di kampus swasta jauh lebih tinggi, khususnya kampus-kampus ternama. Salah satu PTS di Bandung yang biayanya dianggap mahal adalah Unpar dan Maranatha.

Di Marantha biaya uang kuliah per semester berkisar dari jutaan hingga puluhan juta. Untuk masa pendidikan 2023/2024, biaya paling murah ada di jurusan teknik informatika sebesar Rp6.375.000. Sementara biaya paling mahal dipegang oleh jurusan pendidikan dokter mencapai Rp49,5 juta.

Bagi mahasiswa baru, uang semester pertama ini belum mencakupi seluruh nominal yang harus dibayar, karena masih ada pembiayaan lainnya seperti uang pangkal, biaya kesehatan, hingga biaya pengenalan kampus dan jaket almamater.

Kampus swasta lain di Kota Bandung yang biayanya cukup tinggi adalah Universitas Parahyangan (Unpar). Perguruan tinggi ini memiliki 17 program studi termasuk D-III Manajemen Perusahaan.

Untuk biaya masuk kampus ini, calon mahasiswa harus menyiapkan paling murah Rp13,3 juta untuk biaya awal, sumbangan solidaritas, dan kuliah semester pertama di program studi D-III. Sementara untuk strata satu (S1), biaya paling murah ada di program studi fisika dengan nominal Rp26,3 juta. Dan untuk pembiayaan tertinggi di kampus ini dipegang oleh program studi arsitektur dengan Rp53,8 juta.

 

 

Baca Juga: Biaya Kuliah di Banjarmasin yang Diklaim Murah dan Terjangkau

5. Selain biaya kuliah, biaya hidup di Mataram mahal

Biaya Kuliah di Sejumlah Daerah di Indonesia Kian Mencekik Leher Gedung Rektorat Universitas Mataram (IDN Times/Muhammad Nasir)

Bagaimana dengan wilayah yang tidak masuk dalam 10 provinsi dengan biaya kuliah termahal? 

Universitas Mataram (Unram) menjadi perguruan tinggi negeri (PTN) favorit di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Ribuan mahasiswa baru diterima belajar di kampus ini berasal dari jalur seleksi nasional berbasis tes (SNBT), seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP), hingga mandiri. 

Berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Mataram Nomor 2335/UN18/HK/2023 tanggal 6 Februari 2023 tentang Penetapan Besaran Pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2023/2024. Besaran biaya UKT dan IPI dibagi dalam 7 kelompok, berdasarkan kondisi ekonomi mahasiswa kisaran Rp500 ribu hingga Rp22 juta.

Mahasiswi Fakultas Pertanian Unram Novina Fitri mengatakan, kampus menentukan besaran UKT disesuaikan dengan kondisi perekonomian mahasiswa. Sebelumnya dilakukan survei kondisi ekonomi keluarga mahasiswa.

"Kita ada survei, lain lagi kalau ada mahasiswa yang kurang mampu itu ada beasiswa KIP Kuliah. Nah, KIP Kuliah ini dia gak bayar uang kuliah alias gratis, dikasih uang pembinaan sebesar Rp5,7 juta untuk angkatan 2021/2022," kata Fitri saat dikonfirmasi IDN Times, Sabtu (11/8/2023).

Fitri mengatakan biaya kuliah di Mataram memang mahal, apalagi mahasiswa jalur mandiri. Karena ada uang pembangunan atau iuran pengembangan institusi (IPI). Dari sisi pembayaran UKT, kata Fitri, memang terjangkau karena disesuaikan dengan kondisi ekonomi mahasiswa

Tetapi biaya hidup kuliah di Kota Mataram cukup mahal. Ia memberikan contoh seperti biaya kos bisa mencapai Rp9 juta setahun atau kisaran Rp800 ribu per bulan. Pengeluaran tersbeut di luar biaya transportasi, konsumsi, dan lain-lain. 

"Rata-rata pengeluaran per bulan Rp400 ribu, tergantung pengeluaran kita. Kalau boros banyak pengeluaran kita, tapi kalau masak sendiri sedikit pengeluaran kita," tuturnya.

Jika ditotal, biaya hidup dan kuliah bisa mencapai puluhan juta rupiah per tahunnya di Mataram. Meskipun biaya hidup dan kuliah cukup mahal, tetapi menurut Fitri, sebanding dengan pelayanan kampus.

"Seperti salah satunya mendatangkan dosen pengajar dari luar negeri untuk menggelar kuliah umum di Unram. Selain itu, fasilitas sarana prasarana perkuliahan Unram pun memadai dalam membantu kelancaran perkuliahan mahasiswa," ujarnya.  

6. Kembalikan pengelolaan perguruan tinggi ke negara

Biaya Kuliah di Sejumlah Daerah di Indonesia Kian Mencekik Leher Ilustrasi wisuda (IDN Times/Mardya Shakti)

Kekhawatiran hanya orang yang mempunyai uang mampu untuk kuliah dinyatakan oleh Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji. Ia mengaku prihatin dengan skema UKT pada di PTN. Ia menilai pemerintah semestinya jangan mendorong pendidikan ke arah komersialisasi dengan dalih apa pun.

"Solusinya ya kembalikan tanggung jawab pengelolaan ini pada negara, jangan malah didorong pada privatisasi yang berkedok otonomisasi ala PTNBH," kata dia.

Hal yang sama disampaikan Panji Mulkillah Ahmad. Penulis buku Kuliah Kok Mahal, menyebut kebijakan biaya pendidikan perguruan tinggi memang perlu ditinjau ulang.

Panji menyebut sejumlah pungutan selain UKT, seperti uang pangkal, pungutan KKN, biaya praktikum, serta jaket almamater. Tidak hanya itu, nominal dan golongan UKT pun terus bertambah tiap tahun.

"Padahal dulu ide awal UKT adalah menyederhanakan sistem pembayaran uang kuliah. Serta mengupayakan agar ada uang kuliah yang sesuai kemampuan ekonomi mahasiswa," ujar Panji. 

Pengamat Pendidikan, Dodi Faedlullah menyampaikan, biaya kuliah di Lampung cukup tinggi dibandingkan dengan kampus-kampus di Pulau Jawa. Padahal secara kemampuan masyarakat tentunya berbeda. Sederhananya pendapatan masyarakat di Lampung dengan di Jawa, tentunya lebih tinggi di Jawa.

“Kebijakan otonomi kampus melalui PTBH dan BLU praktiknya malah jadi bergeser ke soal bagaimana kampus bisa mencari uang banyak. Apakah benar-benar kampus, khususnya kampus-kampus negeri telah berpijak pada evidence atau data akurat soal kemampuan masyarakat dalam menentukan kebijakan UKT,” jelas Koordinator Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA) kepada IDN Times.

Penulis buku Orang Miskin Dilarang Sekolah, Eko Prasetyo mengungkapkan seharusnya terdapat standar yang jelas untuk tarif maksimal biaya pendidikan di kampus. Kesepakatan tersebut harus ditaati, jika ada yang melenceng dari aturan yang ada, diturunkan akreditasinya.

Pemerintah menurutnya harus hadir dalam masalah ini. Pemerintah harus ada ketegasan soal tarif yang bisa dijangkau. "Harus ada intervensi pemerintah untuk pembatasan tarif biaya maksimal, dan tidak boleh keluar dari tarif itu, atau harus ada alokasi yang luas untuk beasiswa bagi golongan yang tidak mampu dari daerah tertinggal," ucap Eko.

Biaya Kuliah di Sejumlah Daerah di Indonesia Kian Mencekik Leher Ilustrasi Uang. (IDN Times/Rehia Sebayang)

Tak harus menunggu bantuan dan beasiswa, untuk membantu adik kelas, beberapa alumni membentuk sebuah lembaga memberikan bantuan atau beasiswa. Salah satunya digagas oleh Ikatan Alumni Jurnalistik, Program Studi Jurnalistik, dan Himpunan Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Program Adik Angkat, mengumpulkan, dan menyalurkan bantuan untuk adik tingkat yang kekurangan biaya hidup hingga pembayaran UKT. 

Penulis: Teri, Muhammad Nasir, Muhammad Iqbal, Debbie Sutrisno, Herlambang Jati, Daruwaskita, Silviana, Ardiansyah Fajar.

Baca Juga: Unhas Siasati Biaya Kuliah Mahal, Mahasiswa Baru Wajib Tahu

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya