Ilustrasi hewan kurban. (dok. IDN Times/Istimewa)
Untuk wilayah DIY sendiri, lanjut Sugeng, status penyebaran kasus penyakit mulut dan kuku serta LSD di DIY diakuinya terkendali untuk sekarang ini. Dia tak menyangkal ada hewan ternak yang terkena kedua penyakit itu, namun untuk jumlah persentase diklaim sangat rendah.
"Saya yakin masih ada yang terjangkit PMK dan LSD, tapi pada porsi dan persentase yang sangat rendah," imbuh dia.
Sugeng menjamin hewan ternak di wilayahnya aman dijadikan kurban menimbang serangkaian upaya yang telah dilakukan Pemda DIY. Selain pemeriksaan hewan ternak, upaya lain yaitu vaksinasi yang terus digencarkan.
Dari total populasi sapi di DIY sebanyak 900 ribu ekor, vaksinasi PMK telah menjangkau 233.500 ekor. Sementara vaksinasi LSD 3.778 ekor. Jangkauan vaksinasi LSD lebih sedikit karena penularannya tidak secepat PMK.
Sugeng turut memastikan persediaan hewan ternak khususnya sapi dan kambing di DIY. Bahkan ia mengklaim jumlah hewan kurban di DIY lebih dari cukup. Berdasarkan data ketersediaan hewan ternak DPKP DIY, populasi sapi potong di DIY tercatat mencapai 31 ribu ekor, kambing 40 ribu ekor, dan domba mencapai 17.999 ekor.
Sedangkan perkiraan kebutuhan untuk kurban, untuk sapi mencapai 25 ribu ekor, kambing 22.800 ekor, dan domba 24.800 ekor.
"Khusus untuk domba memang dari prediksi data antara persediaan dan kebutuhan pasti ada kurang, tapi kami punya keyakinan ini kan bicara cuma yang ada di DIY, tapi pada saat hari raya kurban lalu lintas hewan kurban bukan hanya dari DIY," paparnya.