Puasa Manggung selama 2 Tahun, Pedalang Jual Harta Benda untuk Hidup  

Berharap pemerintah tak lagi melarang pentas wayang kulit‎

Bantul, IDN Times - ‎Dalang wayang kulit di Yogyakarta mengaku sudah terlalu lama tidak mendapatkan penghasilan. Hampir dua tahun lamanya sejak pandemi COVID-19 dimulai pada Maret 2020 hingga hari ini, pedalang sama sekali tidak melakukan pekerjaannya.

"Dapur harus mengepul dan anak masih sekolah, saya terpaksa menjual apa yang dapat selama menjadi wiyogo Margo Laras," kata Ki Kiswan, saat acara Sarasehan Seniman Bersama Dr. Salim Segaf Al-Jufri di Rumah Budaya Tembi, Bantul, Sabtu (6/11/2021).

1. Pandemik dan berpulangnya Ki Dalang Seno, wiyogo Marga Laras semakin terpuruk

Puasa Manggung selama 2 Tahun, Pedalang Jual Harta Benda untuk Hidup  instagram.com/boloseno.official

Pria yang mengikuti almarhum Ki Seno Nugroho lebih dari 20 tahun ini mengaku, beban semakin berat saat Ki Dalang Seno Nugroho meninggal dunia.

"Saat itu kita masih tampil secara online atau daring dengan Wayang Climen dan ada pendapatan meski sedikit namun dapur masih bisa ngepul," ungkapnya.

Pasca meninggalnya Ki Dalang Seno yang bersamaan dengan meningkatnya kasus COVID-19, maka kegiatan wayang Climen harus dihentikan karena tidak boleh ada kerumunan.

"Puncaknya di bulan Juni hingga Agustus 2021, sama sekali tidak ada pentas wayang Climen. Ya otomatis apa yang kita punya terpaksa dijual untuk bertahan hidup," ungkapnya.

"Istri saya kebetulan sinden yang ikut Ki Dalang Seno, jadi praktis tak ada sama sekali pendapatan," ungkapnya.

Baca Juga: Tim Dalwasgakum Gunungkidul Bubarkan Pentas Wayang Kulit

Baca Juga: Gudeg Manggar Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda

2. Berharap pemerintah tak lagi melarang pentas wayang kulit‎

Puasa Manggung selama 2 Tahun, Pedalang Jual Harta Benda untuk Hidup  Ki Kiswan seorang dalang yang digadang-gadang sebagai penurus dalang almarhum Seno Nugroho.(IDN Times/Daruwaskita)

Ki Kiswan dan punggawa Margo Laras berharap pemerintah bisa melonggarkan aturan pentas wayang kulit, karena kondisi COVID-19 di Yogyakarta sudah landai dan masuk PPKM Level 2.

"Kami sudah ada beberapa pesanan untuk pentas wayang kulit, semoga aturan tidak tidak lagi melarang para seniman ini untuk pentas termasuk seniman lainnya di Yogyakarta," ungkapnya.

 

3. Dari pentas wayang kulit seniman mendapatkan nafkah untuk keluarga

Puasa Manggung selama 2 Tahun, Pedalang Jual Harta Benda untuk Hidup  Hening Sudarsono dalang muda dari Gunungkidul (kanan).(IDN Times/Daruwaskita)

Hal yang sama diungkapkan Dalang Hening Sudarsono, selama pandemik berlangsung  tidak ada aktivitas manggung. Hening mengaku hidupnya tidak seberat yang lainnya karena belum berkeluarga. 

"Kalau saya tidak pentas dari sisi pendapatan tidak masalah, namun bagi rekan-rekan saya yang sudah punya keluarga sangat berat," kata dalang muda asal Gunungkidul ini.

Hening berharap pemerintah memberikan kelonggaran agar kesenian wayang kulit ini diberi kesempatan untuk pentas.

"Ya harapan saya semoga COVID-19 segera berakhir dan kembali hidup normal dan pentas wayang kulit bisa pentas lagi," ungkapnya.

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya