PSE KWI Beri Pesan Para Capres dan Cawapres Terkait Pangan Nusantara

Tiap keuskupan diminta dorong umatnya produksi pangan lokal

Bantul, IDN Times - ‎Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM.Cap mengaku tidak punya wewenang untuk mendukung capres atau cawapres kedepan. Menurutnya hal tersebut menjadi kewenangan KWI. Namun pihaknya berharap masyarakat Indonesia bisa membaca apa yang telah dibuat oleh PSE, yakni menginginkan pangan lokal diproduksi kembali dan tidak terpaku pada beras saja.

"Bayangkan kalau beras distop impornya oleh negara Vietnam, makan apa kita? Kalau kita tidak siap memproduksi pangan lokal seperti jali di Semarang, sorgum di Flores dan sagu di Papua,"ucapnya saat Peringatan Hari Pangan Sedunia di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, Rabu (1/11/2023).

1. Pemerintah seharusnya mendukung upaya masyarakat memproduksi pangan lokal‎

PSE KWI Beri Pesan Para Capres dan Cawapres Terkait Pangan NusantaraUmbi-umbian merupakan produk pangan lokal.(IDN Times/Daruwaskita)

Demikian pula PSE KWI berharap, pemerintah memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memproduksi sendiri aneka pangan. Misalnya bawang putih bisa ditanam di Indonesia, ia mempertanyakan mengapa harus dimonopoli oleh orang tertentu. 

"Yang lain-lain juga demikian, misalnya kedelai. Bayangkan jika negara eksportir kedelai menyetop aliran kedelai kita tidak bisa makan tempe. Pemerintah seharusnya mendukung upaya memproduksi pangan dalam negeri. Jangan tergantung luar negeri,"ujarnya.

"Gerekan yang kita lakukan yakni mendorong kembali masyarakat untuk menanam tanaman lokal. Semoga didengar oleh pemerintah, sekaligus gerakan ini sebagai bentuk kritis bagi pemerintah saat ini dan akan datang," imbuhnya.

2. Sejumlah pangan lokal yang kaya gizi ditinggalkan masyarakat

PSE KWI Beri Pesan Para Capres dan Cawapres Terkait Pangan Nusantaraanggota Tim HPS Komisi PSE KWI, RD. Ewaldus, PR.(IDN Times/Daruwaskita)

Sementara anggota Tim HPS Komisi PSE KWI, RD. Ewaldus, PR mengatakan untuk mendorong masyarakat memproduksi pangan lokal, setiap daerah mempunyai kekhasan masing-masing, seperti di Keuskupan Agung Semarang yakni tanaman jali yang bisa diolah menjadi makanan yang memiliki gizi luar biasa, namun ditinggalkan masyarakat.

"Di keuskupan lainnya juga mengembangkan dan memproduksi seperti sorgum, sagu namun itu juga tidak mudah karena perubahan konsumtif. Anak muda meninggal pangan lokal kita. Jangan lupa ada umbi-umbian yang di setiap daerah ada dan harus diproduksi kembali termasuk sayuran yang merupakan makanan sehat," tambahnya.‎

Baca Juga: Harga Cabai Mahal Warga Kulon Progo Diminta Bijak Membeli

3. Setiap keuskupan diminta mendorong umatnya memproduksi pangan lokal

PSE KWI Beri Pesan Para Capres dan Cawapres Terkait Pangan NusantaraSagu pangan lokal yang mulai ditinggalkan masyarakat Papua.(IDN Times/Daruwaskita)

Anggota Tim PSE KWI yang lainnya, Romo Adrianus Suhadi mengatakan yang menjadi tantangan gerakan memproduksi pangan lokal adalah memiliki jaringan yang kuat. "Apalagi masalah pangan di dunia ini hanya dikuasai oleh tujuh perusahaan besar di dunia dan sering kali mereka menebarkan isu kerawanan pangan demi untuk mempermainkan harga pangan. Nah itu kan tidak mungkin (dilawan). Harapannya dengan jaringan yang ada bisa saling membantu,"tandasnya.‎

Baca Juga: Target Bantul Bersih Sampah 2025, Ini Strategi Pemkab

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya