PKS Bantul Sebut Gereja Bisa Sebagai Sarana Turunkan Angka Kemiskinan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bantul, IDN Times - DPD II Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Bantul melakukan silaturahmi dengan pimpinan Gereja HKTY Ganjuran. Pertemuan digelar di Gereja HKTY Ganjuran, Rabu (15/1).
Pengurus DPD II PKS Kabupaten Bantul dipimpin oleh Ketua DPD II PKS Bantul Amir Syarifuddin bertemu dengan romo kepala paroki Gereja HKTY Ganjuran, FX. Krisna Handoyo PR dan pengurus dewan Paroki Gereja HKTY Ganjuran.
Baca Juga: Bahas Kebebasan Beragama, Jokowi Contoh Kisah Gus Dur dan Romo Mangun
1. Rencana silaturahmi dengan romo dan pengurus dewan Paroki Gereja HKTY Ganjuran sudah lama
Dalam pertemuan, Ketua DPD II PKS Kabupaten Bantul Amir Syarifuddin bersama Romo Krisna dan pengurus dewan paroki Gereja HKTY Ganjuran melakukan dialog santai dan diwarnai dengan gelak tawa di ruang pertemuan sekretaris Paroki Gereja HKTY Ganjuran.
Seusai pertemuan Amir yang juga anggota DPRD DIY ini mengatakan kedatangan ke Paroki Gereja HKTY Ganjuran yang utama adalah untuk silaturahmi. Kedatangan mereka ke Gereja HKTY Ganjuran memang sudah direncanakan sejak lama dan baru terealisasi hari ini.
"Tujuan yang pertama silaturahmi dengan romo dan pengurus dewan Paroki Gereja HKTY Ganjuran," katanya, Rabu (15/1).
2. Sepakat menjaga Bantul agar tidak ada lagi kasus intoleransi
Dalam dialog, Amir mengaku membicarakan masalah intoleransi yang marak terjadi di DIY khususnya di Kabupaten Bantul. Bahkan kasus intoleransi itu membuat posisi Gubernur DIY tidak terlalu menyenangkan.
"Kita "kasihan" kepada Pak Gubernur terkait intoleransi di Bantul dan kita sepakat untuk menjaga tidak lagi ada intoleransi di Bantul," ungkap mantan anggota DPRD Bantul 3 periode ini.
3. Tempat ibadah seperti gereja bisa sebagai sarana mengentaskan kemiskinan
Sementara pembicaraan yang tak kalah serius terkait dengan penurunan angka kemiskinan di DIY yang saat ini mencapai 14,6 persen dan ditargetkan turun menjadi 9,5 persen atau turun sekitar 5 persen. Target yang dicanangkan itu adalah sesuatu yang besar dan tidak mudah.
"Penurunan angka kemiskinan ini juga bisa melalui jalur tempat ibadah seperti gereja yang nantinya akan ada dana yang diberikan kepada gereja dan dimanfaatkan oleh umatnya untuk kegiatan produktif. Kalau yang menyalurkan dana lewat gereja pasti umatnya akan menggunakan dana itu dengan baik. Yang jelas tidak mungkin dikorupsi," ujarnya.
4. Gereja memiiki rencana induk keuskupan dalam rangka pengentasan kemiskinan
Sementara itu, Romo FX. Krisna Handoyo PR mengatakan dalam pertemuan santai tersebut memang dibicarakan masalah intoleransi dan pengentasan kemiskinan. Bahkan gereja sudah punya rencana induk keuskupan untuk 35 tahun ke depan.
"Gereja menyadari sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat sehingga terlibat dalam karut-marut masyarakat dan berusaha bagaimana hidup itu lebih sejahtera," katanya.
Dalam hal pengentasan kemiskinan dan intoleransi, kata Romo Krisna, gereja punya beberapa cara. Cara yang bisa dilakukan yakni perjumpaan lintas agama, mendorong agar satu umat katolik punya sahabat 2 hingga 3 orang yang agamanya berbeda dan bisa saling curhat tanpa batas sekat agama, sehingga menjadi sahabat yang sebenarnya.
"Saya juga mengimbau kepada umat jika ada tetangga tidak bisa makan maka kewajiban untuk memberi makan. Cara kecil itu bisa untuk mengentaskan kemiskinan," katanya.
Baca Juga: Kasus Intoleransi Marak, Romo Magnis: Negara Tak Boleh Lunak