Dinkes Gunungkidul: Penularan 4 Probable Omicron Sudah Berhenti

Masyarakat tak boleh kendur terapkan protokol kesehatan

Gunungkidul, IDN Times - ‎Penularan empat kasus positif COVID-19 probable Omicron di Kabupaten Gunungkidul dinyatakan berhenti penyebarannya.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, menjelaskan proses tracing terhadap klaster keluarga di Kapanewon Playen yang probable Omicron sudah disetop.

Baca Juga: 4 Kasus Probable Omicron Ditemukan di DIY, Asalnya dari Gunungkidul

1. Penyebaran 4 probable Omicron dinyatakan berhenti

Dinkes Gunungkidul: Penularan 4 Probable Omicron Sudah BerhentiKepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty. (ANTARA/Sutarmi)

Terkait pernyataan Dinkes DIY yang mengatakan empat sample yang dikirim probable Omicron dari Gunungkidul, Dewi mengatakan sampai saat ini pihaknya masih menunggu hasil laboratorium.

"Ya betul, probable Omicron. Namun kepastiannya harus dengan Whole Genome Sequencing (WGS). Kita masih menunggu hasilnya," ujarnya, Rabu (26/1/2022).

2. Masyarakat tetap diminta terapkan protokol kesehatan‎

Dinkes Gunungkidul: Penularan 4 Probable Omicron Sudah BerhentiIlustrasi kampanye menggunakan masker. (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

Yang jelas, kata Dewi, dari empat kasus probable Omicron tidak lagi ada lagi penyebarannya.

"Insyaallah sudah aman," terangnya.

Meski demikian masyarakat tetap dihimbau untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat meski kasus di Gunungkidul landai.

"Ya kuncinya masyarakat harus tetap prokes secara ketat jika tidak ingin terpapar," ujarnya.

Sebelumnya empat sampel dari Kabupaten Gunungkidul yang Dites di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) dinyatakan probable Omicron. Pengetesan empat sampel tersebut menggunakan metode PCR S-Gene Target Failure (SGTF).

3. Kasus harian COVID-19 yang meningkat di Bantul diduga masih terpapar varian Delta

Dinkes Gunungkidul: Penularan 4 Probable Omicron Sudah BerhentiBupati Bantul Abdul Halim Muslih. IDN Times/Daruwaskita

Sementara, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengatakan tren kenaikan kasus harian positif COVID-19 yang hingga hari Selasa (25/1/2022) mencapai 37 kasus belum ada indikasi para pasien terpapar COVID-19 varian Omicron.

"Saya mendapatkan laporan dari Dinkes Bantul bahwa dari kasus aktif di Bantul belum ada kasus yang memenuhi syarat untuk diteliti dengan menggunakan Whole Genome Sequencing atau WGS," ujarnya, Rabu (26/1/2022).

Beberapa syarat yang bisa diambil sampel untuk diteliti dengan WGS di antaranya pasien bepergian atau datang dari luar negeri yang ada kasus Omicronnya, tidak kontak erat dengan pasien yang terpapar Omicron, tidak ke daerah yang ada kasus Omicron seperti DKI Jakarta atau daerah-daerah yang sudah ada kasus Omicronnya atau kontak dengan orang yang datang dari daerah yang ada kasus Omicronnya.‎

"Dugaan kuat kita ya kasus aktif COVID-19 masih terpapar varian lama yakni varian Delta," ungkapnya.

Politisi PKB ini menduga melonjaknya kasus aktif COVID-19 bukan karena dampak Nataru namun demikian karena masyarakat lengah dalam menerapkan protokol kesehatan. Apalagi Kabupaten Bantul pernah nol kasus harian COVID-19 sehingga masyarakat terlena dan lengah tidak menerapkan protokol kesehatan.

"Lah saat kasus turun bahkan nol kasus, warga Bantul kendor semua, nah ternyata terjadi klaster-klaster baru. Ternyata pandemi masih ada," ujarnya.

Lebih jauh Halim menegaskan kasus positif COVID-19 yang melonjak sebagian besar menyasar kepada orang-orang yang belum divaksinasi.

"Jadi ini mungkin kontak dari orang yang belum divaksin karena yang belum divaksin itu imunitasnya rendah dan sebagian pasien positif ini belum divaksin," terangnya.‎

Baca Juga: Ini Langkah Dinkes Bantul Antisipasi Merebaknya Varian Omicron

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya