Korban Janji Manis Keraton Agung Sejagat, Hadi Relakan Tanahnya Dijual
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gunungkidul, IDN Times - Warga yang menjadi korban penipuan Raja Keraton Agung Sejagat (KAS), Toto Santosa bertambah. Kali ini seorang warga Gunungkidul juga termakan janji palsu Toto Santosa, yaitu Hadi.
Hadi bahkan harus merelakan tanahnya untuk membiayai kegiatan Keraton Agung Sejagat di Gunungkidul.
Baca Juga: Seorang Warga Bantul Jadi Korban Raja Keraton Agung Sejagat
1. Hadi mendapatkan tugas sebagai koordinator Gunungkidul DEC
Hadi warga Dusun Tumpak, Desa Ngawu, Playen, Gunungkidul dijadikan sebagai koordinator Gunungkidul Development Commitee (DEC). Tugasnya adalah merekrut anggota baru.
"Setelah mendapatkan anggota baru dijanjikan akan dapat kucuran dana untuk kesejahteraan anggota namun itu hanya ngoyoworo (bohong,red)saja," ujarnya, Kamis (16/1).
2. Hadi dijanjikan diberi imbalan US$ 500
Hadi menjelaskan awal pertemuannya dengan Toto Santosa berawal saat bertemu dengan Sekretaris DEC bernama Retno pada tahun 2016. Dirinya saat itu dimintai tolong Retno menjadi orang yang dituakan di Gunungkidul. Alasannya karena Hadi merupakan mantan Komandan Koramil Wonosari sehingga banyak kenalan.
Hadi kemudian dikenalkan dengan Toto yang mengaku sebagai pendiri “Jogjakarta Development Committee” atau Jogja DEC. Toto kemudian memintanya untuk menjadi koordinator dan merekrut anggota.
"Kalau ikut Pak Toto itu katanya ada dana sosial dari negara Turki. Dana itu nantinya melewati Toto," ungkapnya.
Saat itu Toto sering datang ke rumah Hadi untuk rapat. "Saya juga dijanjikan dalam sebulan mendapatkan US$500 sebagai tunjangan menjadi koordinator," tambahnya lagi.
3. Selama 2 tahun Hadi tidak pernah menerima uang
Selama 2 tahun, Hadi mengaku sering mengadakan rapat di Gunungkidul dan Yogyakarta. Namun biaya rapat dia tanggung seorang diri.
"Setiap rapat hanya dijanjikan akan mendapatkan uang terus menerus, namun dalam kenyataannya sama sekali tidak ada uang yang cair," ucapnya.
Merasa curiga dengan janji yang diucapkan Toto, Hadi mengaku keluar sebagai koordinator Gunungkidul (DEC) pada tahun 2018.
"Semua biaya operasional saya tanggung sendiri. Saya sampai jual tanah di Patuk untuk tombok biayanya karena kan saya ketua. Jadi mau gimana lagi," terangnya.
Ketika ditanya tentang penangkapan Toto Santosa, Hadi mengaku mengetahuinya dari media.
" Saya Tahu dari media soal penangkapannya. Dan merasa sangat senang sekali karena dia ditangkap, ya keplok-keplok (tepuk tangan)."
Baca Juga: Wajah Lunglai Pemimpin Keraton Agung Sejagat Usai Diciduk Polisi