Jemaah Aolia Gunungkidul Gelar Salat Idul Fitri Hari Kamis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gunungkidul, IDN Times - Jemaah Aolia di Kabupaten Gunungkidul melaksanakan salat Idul Fitri pada Kamis (20/4/2023) pagi. Salah satunya digelar di Kompleks Masjid Aolia di Panggang III, Kalurahan Giriharjo, Kapanewon Panggang, Gunungkidul.
Ratusan jemaah Aolia memadati Kompleks Masjid Aolia yang berada di Jalan Panggang-Purwosari. Salat Idul Fitri dimulai pukul 06.30 WIB. Kompleks masjid merupakan rumah dari pimpinan jemaah Aolia, Mbah Benu atau Raden Ibnu Hajar Sholeh.
1. Ratusan jemaah Aolia melaksanakan salat Idul Fitri di Masjid Aolia
Sejumlah masjid di Panggang yang hari ini menggelar salat Idul Fitri dibenarkan oleh Dukuh Warak, Kalurahan Girisekar, Sudarisman. Menurutnya dari warga RT 01 hingga RT 05 menggelar salat Idul Fitri hari ini. Ada sekitar 350 jamaah yang merayakan Idul Fitri lebih dahulu.
"Saya juga telah merayakan Idul Fitri hari ini," katanya, Kamis (20/4/2023).
2. Laksanakan takbir pada Rabu malam
Pada Rabu (19/4/2023) selepas magrib, jemaah juga menggelar takbiran dipimpin oleh Mbah Benu. "Puasa yang dilakukan tetap 29 hari karena juga memulainya lebih awal yakni tanggal 22 Maret 2023 yang lalu," ucapnya.
Sudarisman mengatakan terdapat beberapa Masjid Aolia di antaranya Masjid Aolia Temuireng 1 di Kalurahan Girisuko, Masjid Aolia Panggang 3, Masjid Almaunah di Padukuhan Banyumeneng 1, dan Masjid Albarolah di Pakuhan Banyumeneng 2 Kalurahan Giriharjo.
"Bersamaan salat Idul Fitri di Warak dan Jerukan juga digelar salat Idul Fitri di Padukuhan Temuireng 1 (Girisuko) dan 2 Kalurahan Giriharjo,"ungkapnya.
3. Rayakan Idul Fitri lebih awal karena keyakinan
Sementara, Imam jemaah Masjid Aolia, Mbah Benu, mengatakan merayakan Idul Fitri lebih awal dibandingkan jamaah lainnya karena keyakinan dan perjalanan spiritual.
"Ya itu keyakinan. Di Indonesia itu bebas mau hari raya monggo mau puasa monggo. Itu ndak masalah. Yang penting jaga persatuan dan kesatuan, jangan menyalahkan yang lainnya," ucapnya.
Jemaah Aolia kata Mbah Benu, bukanlah organisasi sehingga dirinya mengaku tidak hafal di mana saja keberadaan jamaah Aolia namun tersebar di Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, India, Filipina, hingga China.
"Di Arab juga ada. Namun jamaah Aolia lebih banyak diam tidak menjelekkan yang lainnya. Kalau dijelekkan tidak boleh marah karena kami punya kamus tidak marah dengan orang lain," ucapnya.
"Jaga kerukunan sesama kita satu rumah tangga dengan tetangga lain. Jangan ada kebencian di antara kita, bersatu kita teguh, kalau bercerai kita runtuh," tambahnya lagi.
Baca Juga: 496 Personel Keamanan Gabungan Gunungkidul Amankan Libur Lebaran