Endemis Antraks, Hewan Kurban Asal Gunungkidul Tetap Laku Keras

Sebelum dikirim, hewan kurban dipastikan sehat

Gunungkidul, IDN Times - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul tidak resah dengan adanya daerah lain yang menolak sapi, kambing atau domba kurban dari peternak di Gunungkidul yang disebut sebagai salah satu daerah endemis penyakit antraks.

"Penjualan hewan kurban tak berpengaruh karena adanya penyakit antraks. Buktinya ratusan hewan kurban dari Gunungkidul dijual ke berbagai kota bahkan sampai ke Jakarta dan Bandung," ujar Bambang Wisnubroto, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Gunungkidul, Senin (5/8).

1. Bandung dan Jakarta paling berminat memborong sapi dari Gunungkidul‎

Endemis Antraks, Hewan Kurban Asal Gunungkidul Tetap Laku KerasIDN Times/Daruwaskita

Menurutnya pihaknya telah melakukan pemeriksaan hewan kurban di Dusun Lemah Abang, Mulusan, Kecamatan Paliyan dan hewan kurban dari penampungan sudah dikirim ke Jakarta dan Bandung.

"Sapi dikirim ke Bandung dan Jakarta sekitar 160-200 ekor dan sudah diperiksa sebelum dikirim. Kemudian di Dusun Gogeh, Desa Bendung, Kecamatan Semin juga dikirim 14 ekor untuk DI Yogyakarta. Dusun Kalitekuk juga mengirim 60 ekor sapi untuk DIY," ujarnya.

Baca Juga: Ragu Kesehatan Hewan Kurban, Warga Dapat Meminta Surat Sehat 

2. Hewan kurban yang telah divaksin diperbolehkan dijual keluar‎

Endemis Antraks, Hewan Kurban Asal Gunungkidul Tetap Laku KerasIDN Times/Humas UGM

Bambang memastikan hewan atau ternak yang berasal dari daerah endemis antraks di Dusun Grogol IV, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, sampai saat ini belum ada yang dijual keluar dan mendapatkan pengawasan ketat.

"Tapi kalau sapi yang sudah divaksin boleh dijual keluar namun jika ada temuan hewan terkena penyakit antraks maka ternak akan diisolasi atau tak boleh dijual keluar," tuturnya.

3. Pastikan bebas antrak, petugas ambil sampel tanah di Dusun Grogol IV dan penampungan hewan kurban‎

Endemis Antraks, Hewan Kurban Asal Gunungkidul Tetap Laku KerasIDN Times/ Istimewa

Lebih lanjut, Bambang juga mengatakan telah melakukan uji sampel tanah pada tanggal 6 dan 7 Agustus 2019 di Dusun Grogol IV untuk mengetahui apakah masih ada bakteri antraksnya atau tidak.

"Sampel tanah kita ambil di Dusun Grogol IV termasuk sampel tanah di lokasi penampungan sementara hewan kurban," terangnya.‎

Baca Juga: Cegah Antraks, Semarang Blacklist Sapi Kurban dari Lima Daerah ini

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya