Ragu Kesehatan Hewan Kurban, Warga Dapat Meminta Surat Sehat 

DP3 Sleman ajari warga ketahui penyakit dan penyembelihan 

Sleman, IDN Times- 200 tenaga pemantau bakal diterjunkan untuk melakukan  pengawasan di pasar tiban, kelompok ternak, dan puskeswan yang ada. 

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Harjanto mengatakan edukasi yang diberikan penting untuk mengetahui penyakit hewan, cara penyembelihan, penanganan kurban, hingga pembagian daging kepada masyarakat, terutama takmir masjid.

1. Terdapat 1.212 dusun yang menyembelih hewan kurban

Ragu Kesehatan Hewan Kurban, Warga Dapat Meminta Surat Sehat IDN Times/Daruwaskita

Saat jumpa pers pada Kamis (1/8), Harjanto menyampaikan terdapat 1.212 dusun yang bakal melaksanakan kegiatan penyembelihan hewan kurban.

Namun tidak semua tempat, kata dia, akan dipantau oleh DP3 sebab hanya 200 tenaga pemantau yang bakal diterjunkan untuk melakukan pengawasan. Oleh karena itu, edukasi penting diberikan menjelang perayaan Idul Adha. 

Baca Juga: Seharga Rp85 Juta, Sapi Kurban Jokowi Punya Keistimewaan Unik

2. Ragu dengan kesehatan hewan, lapor ke petugas puskewan

Ragu Kesehatan Hewan Kurban, Warga Dapat Meminta Surat Sehat ausnaturalfoodco.com.au

Harjanto menjelaskan edukasi tersebut perlu dilakukan agar masyarakat bisa melakukan penanganan apabila menemukan penyakit pada hewan kurban. Ia mengimbau warga untuk melaporkan ke petugas puskeswan atau dinas apabila terjadi persoalan. Jika masih ragu pada kesehatan hewan yang akan dikurbankan maka masyarakat dapat meminta Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari petugas kesehataan setempat.

Ia mengatakan cacing hati yang ditemukan pada sapi tidak akan mempengaruhi organ lainnya. “Apabila hati yang terinfeksi hanya sedikit, hati sapi yang tak terinfeksi masih aman buat dikonsumsi. Jika 75 persen hati terkena cacing hati, sudah tidak layak konsumsi,” terangnya.

3. Dilarang mencuci jeroan di sungai

Ragu Kesehatan Hewan Kurban, Warga Dapat Meminta Surat Sehat IDN Times/Fariz Fardianto

Harjanto juga meminta warga untuk tak mencuci jeroan hewan kurban di sungai. Pasalnya, lemak yang luruh dari jeroan akan mengendap dan menimbulkan bau. “Jeroan bisa direndam dulu dengan gamping bakar. Lemak dan kotorannya lalu bisa dipendam di tanah,” katanya.

Ia mengatakan dari 38 ribu populasi ternak yang disediakan untuk kurban, Harjanto mengaku di Kabupaten Sleman tak ditemukan sapi dengan penyakit antraks. Jumlah itu, menurutnya, mampu memenuhi kebutuhan kurban masyarakat di kabupaten paling utara  Yogyakarta ini.

Baca Juga: Tahun Ajaran Baru Sekolah Sebabkan Penjualan Sapi Kurban Tak Bergairah

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya